Kisah Robin yang Lahir dari Kelurga Kristen, Memeluk Islam Hingga Menikahi Perempuan Muslim
Hidayah bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Seperti halnya yang dialami pria kelahiran Manado 1 Agustus 1969 ini.
Penulis: anas al hakim | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUN JAMBI.COM, JAMBI – Hidayah bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Seperti halnya yang dialami pria kelahiran Manado 1 Agustus 1969 ini. Ayahnya seorang Pendeta dan sang ibu seorang Pastur.
Ia seorang anggota kepolisan yang bertugas di Polda Jambi sebagai Kabag PAL, berbagi kisah hijrahnya masuk Islam atas kemauan sendiri. Ialah Robin Apolonius Salem.
Dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri, pada 2000 pria berdarah Jerman itu memeluk Agama islam karena ia akan menikahi seorang perempuan muslim asal Palembang yang tinggal di Jambi.
"Saya waktu itu sempat berpikir, kalau saya menikah dan berbeda keyakinan ini akan menjadi masalah, ibarat satu kapal ada dua nahkoda maka akan berlawanan. 'Sempat saya bilang sama calon isteri waktu itu, kamu tidak usah berfikir, biar saya berpikir karena saya laki-laki," ungkap pria kelahiran Manado kepada Tribunjambi.com, Senin (1/04/23).
Robin pun menceritakan awal mulanya ia memeluk agama Islam serta mempelajarinya, karena ia harus menikahi seorang muslimah dan menghilangkan rasa takut setelah menjadi seorang muslim.
Baca juga: Kisah Megawati Jadi Mualaf, Berawal dari Sering Duduk di Musala Dengarkan Ceramah
Memang sewaktu kecil, Robin sering mendengarkan suara adzan karena letak masjid tidak jauh dari pemukimannya serta penduduk mayoritas islam hingga iapun hampir setiap waktu mendengarkan suara panggilan sholat tersebut. “Setiap saat dengar suara azdan akhirnya saya bisa menirukan tapi waktu itu masih saya pleset-plesetkan,” ujarnya Robin sambil tersenyum.
Kemudian Robin menyambung pembicaraannya, bahwa pertama ia tugas dulu di Jambi, menurutnya dari sejak kecil ia sudah mengenal islam, karena sering bergaul dengan anak-anak lainya yang agama islam dan saling mengenal satu sama lain.
Suatu ketika, Robin berkenalan dengan seorang perempuan asal Jambi yang beragama islam dan perkenalan tersebut berjalan cukup lama. hingga akhirnya mereka berencana untuk membangun rumah tangga bersama. Namun saat itu ada kendala yang mana bahwa, masing-masing kepercayaan harus disatukan.
Karena menurut keyakinan agama masing-masing tidak boleh menikah berbeda keyakinan. "Saya waktu itu sempat berfikir, kalau satu kapal ada dua nahkoda maka akan berlawanan arah dan tidak akan mendapatkan keberkahan. 'Sempat saya bilang sama calon, ‘kamu tidak usah berfikir, biar saya berfikir karena saya laki-laki," ungkapnya Robin.
Haripun terus berganti, permasalahan yang dihadapi Robin mengenai pernikahannya semakin rumit. Setiap hari Robin berfikir bagaimana jalan keluarnya, namun ia belum juga mendapatkan jalan keluarnya bahkan semakin rumit.
Baca juga: Kisah Mualaf Haji Rusli, Logika Sebagai Pengantar Hidayah dan Perjuangan Menaklukan Hati ibu
"Yang saat itu saya pikirkan adalah, keluarga besar dimanado, bagaimana nanti mereka, pandangannya dan macam-macam yang saya pikirkan, sempat ragu apakah keyakinan islam ini akan menyelamatkan nantinya dan berfikir nantinya saya akan dikucilkan, dilecehkan dari keluarga,”sambung Robin.
Namun yang membuat ia yakin adalah agama isalam ini bisa menyelamatkan masa depan dunia dan akhirat, sebab selama ini Robin mempercayai agama Katolik yang menurutnya bisa menyelamatkan hidup didunia dan akhirat.
"Semakin saya pikir semakin tidak punya jawaban, semakin lama semakin rumit, sampai berkata hati,'cuman masalah begini aja ko rumit, kalau begitu saya putuskan masuk islam saja lah dengan penuh keyakinan dan tekad yang kuat,”kata Robin.
Dan setelah masuk islam pada 18 Juni 2000, selang waktu tiga bulan Robin pun menikah dengan peremuan pilihannya di bulan September 2000.
Polda Jambi Rilis Aplikasi Simpang Bara, Mampu Hitung Pelanggaran Tonase hingga Data Truk Batubara |
![]() |
---|
Dit Pamobvit Polda Jambi Kombes Irwan Rahmaeni Jumat Curhat di PTPN VI |
![]() |
---|
Asosiasi Bingung Kebijakan Buka Tutup Operasional Truk Batubara, Minta Pemerintah Adil |
![]() |
---|
Hingga Maret 2023, Ada 44 Pelanggaran Truk Batubara, Kelebihan Muatan dan Melanggar Jam Operasional |
![]() |
---|
Selama 2022, Sudah 30 Orang di Jambi Meninggal Kecelakaan Yang Melibatkan Truk Batubara |
![]() |
---|