Pembunuhan Brigadir Yosua
Ini Ungkapan Terima Kasih Ibunda Richard Eliezer Pada Keluarga Yosua Hutabarat
Ibunda Bharada E, Rynecke Alma sangat berterima kasih untuk keluarga Yosua yang telah memberi maaf untuk Richard Eliezer, sehingga vonis ringan
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
Kedua skenario tersebut terbantahkan. Skenario yang paling lama dipakai adalah baku tembak usai pelecehan.
Selama satu bulan cerita yang dikarang oleh Ferdy Sambo tersebut berjalan, sebelum akhirnya dihancurkan Richard Eliezer.
Terbongkarnya skenario fiktif itu berawal dari tindakan polisi yang menahan Richard, dan menetapkannya sebagai tersangka.
Di tahanan, Richard menyesali perbuatannya. Dia meminta kertas dan pena kepada seorang aparat.
Selanjutnya Richard menuliskan skenario sebenarnyam sebagaimana yang dia ketahui.
Salinan tulisan tangan itu diserahkan kepada penyidik dan juga pengacaranya yang baru, Deolipa Yumara, yang menggantikan Andreas Nahot Silitonga.
Adanya pengakuan Richard Eliezer ini pada akhirnya membuat dia tak sendirian lagi yang ditahan.
Penyidik mulai menahan orang-orang yang terlibat, mulai dari Kuat Maruf, Ricky Rizal, Ferdy Sambo, dan Putri Candrawati.
Bersamaan dengan itu, Richard Eliezer alias Bharada E meminta perlindungan kepada LPSK.
Dia juga mengajukan diri sebagai justice collaborator, yang pada akhirnya dari hasil assesment, dia diajukan LPSK menjadi JC.
Pada persidangan, dia tetap dengan keterangannya, berani untuk berhadapan langsung dengan Ferdy Sambo.
Keterangan Penting Richard Eliezer
Keterangan yang disampaikan Richard selama diperiksa sebagai terdakwa dan saksi di persidangan, membuat majelis hakim yakin bahwa Ferdy Sambo adalah otak pelaku pembunuhan itu.
Hingga akhirnya Ferdy Sambo divonis hukuman mati, Putri Candrawati 20 tahun, Kuat Maruf 15 tahun, dan Ricky Rizal 13 tahun.
Berikuta fakta penting yang disampaikan Richard di persidangan:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.