25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Kerugian Warga Capai Rp 500 Juta

Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok ternak menyerang hewan ternak di Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.

Penulis: Sopianto | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Sopianto
Sebanyak 25 kerbau di Tebo Tengah mati mendadak, diduga terserang penyakit septicaemia epizootica (Penyakit Ngorok)  

TRIBUNJAMBI.COM,MUARA TEBO- Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok ternak menyerang hewan ternak di Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, hingga menyebabkan puluhan kerbau mati secara mendadak. 

Data yang berhasil dihimpun ada sebanyak 25 hewan ternak kerbau di Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo mati mendadak. 

Hewan ternak kerbau mati secara mendadak diserang penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok ternak, yang saat ini tengah menyerang ternak di Kecamatan Tebo Tengah.

Kepala Desa Teluk Pandak Marzuki mengatakan, saat ini masyarakat sedang mencari ternak, yang diketahu hilang dan belum kembali.

Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Diduga Terserang Penyakit Septicaemia Epizootica

Kata Marzuki, sepekan terakhir diketahui sudah ada 25 ternak yang mati. Saat ini, Kerbau yang belum ditemukan sekitar 15 ekor. 

"Kalau dirupiahkan yang sudah mati ini sekitar Rp 500 Juta,"katanya belum lama ini. 

Sementara itu Sapto Widodo Kepala Bidang (Kabid) Peternakan, Dinas Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Disbunnakan) Kabupaten Tebo mengatakan data yang terkahir diterima ada sebanyak 22 ekor yang mati secara mendadak.

Namun hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan dari pihak desa maupun petugas yang berada di lapangan.

"Belum ada kita terima laporan, kalau ada penambahan pasti petugas melapor ke kita, sampai saat ini belum ada penambahan,seperti kemarinlah" ungkapnya Selasa (25/10/2022).

Baca juga: 25 Ekor Kerbau di Batanghari Terjangkit PMK, Disbunak Imbau Hewan Ternak Dikandangkan

Diberitakan senelumnya Septicaemia Epizootica terjadi ketika pergantian musim, musim kemarau ke musim hujan. Dan itu terjadi bukan di Kabupaten Tebo saja namun di seluruh Indonesia.

"Untuk di Tebo kebetulan pak Pj Bupati Tebo sudah turun dan menyaksikan langsung dilapangan tepat nya di Desa Teluk Pandak, sebanyak 22 ekor pada kurun waktu tujuh hari," ungkapnya.

Kata dia, dari 22 ekor tersebut tidak semuanya ditemukan dalam keadaan bangkai, tetapi masih ada yang sempat dipotong dan dijual oleh pemilik ternak tersebut.

Menurutnya penyakit SE pada hewan ketika dipotong masih aman dikonsumsi.

Penyakit SE tidak hanya terjadi pada kerbau, SE bisa saja menyerang pada ternak sapi, kambing.

"Kenapa penyakit SE menyerang pada kerbau, karena kerbau di Kabupaten Tebo dilepas liarkan," ungkapnya.

Baca juga: Penyakit SE Mengancam Ternak Warga di Batanghari, 59 Kerbau Sudah Terpapar

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved