25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Diduga Terserang Penyakit Septicaemia Epizootica
Sebanyak 25 hewan ternak kerbau di Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo mati mendadak.
Penulis: Sopianto | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM,MUARA TEBO- Sebanyak 25 hewan ternak kerbau di Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo mati mendadak.
Hewan ternak kerbau mati secara mendadak diduga diserang penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok, yang saat ini tengah menyerang ternak di Kecamatan Tebo Tengah.
Bahkan saat ini peternak kerbau sedang mencari kerbau milik mereka yang dilepas liarkan.
Kepala Desa Teluk Pandak Marzuki mengatakan, saat ini masyarakat sedang mencari ternak, yang diketahu hilang dan belum kembali.
Kata Marzuki, sepekan terakhir diketahu sudah ada 25 ternak yang mati. Saat ini, Kerbau yang belum ditemukan sekitar 15 ekor.
"Kalau dirupiahkan yang sudah mati ini sekitar Rp 500 juta," katanya belum lama ini.
Baca juga: 25 Ekor Kerbau di Batanghari Terjangkit PMK, Disbunak Imbau Hewan Ternak Dikandangkan
Secara keseluruhan dari warga Teluk Pandak jika ditotalkan kebau yang dipelihara sekitar 120 ekor kerbau diwilayahnya, ini dipelihara dengan digembalakan secara liar. Oleh karena itu, saat ini pencarian sedang dilakukan.
"Sudah 5 hari ini masyarakat banyak di dalam kebun, mencari kerbau," ungkapnya.
Sementara itu, Suprapto Kasubag TU Rumah Potong Hewan Tebo Tengah mengatakan, ternak masyarakat ini sedang terjangkit SE.
Kejadian ini sebenarnya sudah terjadi sejak bulan Mei lalu. Namun masyarakat bingung apakah ini termasuk PMK atau tidak.
"Dari bulan lima lalu, tapi kita bingung ini PMK atau bukan," katanya.
Selain Di Teluk Pandak, ternak yang terserang juga terjadi di Desa Semabu, dan Dusun Tengah. Dari laporan yang diterima di luar yang terjadi sekarang, sebeblumnya ada 2 sampai 5 ekor kerbau mati setiap pekan.
Baca juga: Penyakit SE Mengancam Ternak Warga di Batanghari, 59 Kerbau Sudah Terpapar
Dijelaskan dia, penyakit SE ini menyerang pernapasan pada ternak. Dengan gejala ternak sulit bernapas, mengeluarkan lendir dari mulut dan mengalami demam tinggi. Untuk menanggulangi ternak harus dikumpulkan untuk dikarantina.
"Untuk penyelamatan bisa diberikan vitamin dan antibiotik," ungkapnya.
Di konfirmasi Penjabat (Pj) Bupati Tebo H Aspan mengatakan, akan melaporkan kejadian ini ke Gubernur Jambi. Dari hasil turun ke lapangan, masyarakat dihimbau untuk mengumpulkan ternak untuk penanganan.
"Kita himbau masyarakat untuk mengumpulkan ternak. Pengumpulan ini untuk tindakan pengobatan," ungkapnya.
Baca juga: Warga Tebo Ilir Resah, Ternak Kerbau Mulai Terserang Wabah Mirip PMK
Kemudian agar tidak menyebar ke wilayah lain, Aspan bilang, akan mengeluarkan surat edaran (SE) Bupati Tebo kepada camat agar menghimbau masyarakat untuk mengamankan ternak.
"Kita juga akan lapor ke Gubernur soal kejadian ini, siapa tau dapat bantuan obat-obatan untuk menangani penyakit ini,"imbuhnya (*)
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
