PPKM Jambi
Efek PPKM di Kota Jambi, Kafe dan Coffee Shop Terpaksa Tutup Sampai Jual Aset
Semenjak diberlakukanya PPKM di Kota Jambi, Nirwana Cafe terpaksa menutup tempat usahanya.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Suang Sitanggang
Bergeraknya roda bisnis Ju kopi sebenarnya ditopang dari event dan seminar yang dilakukan pengelola.
Ju kopi sendiri terbilang aktif membuat seminar tentang brand dan ekonomi kreatif. Dari sinilah bisnis mereka bisa tetap berjalan.
Namun semenjak pandemi, semua event yang diadakan Ju kopi sempat dilarang, padahal coffee shops ini telah mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari menjaga jarak dan menyediakan tempat cuci tangan.
Ada kebijakan keterisian tempat makan hanya boleh 50 persen semakin membuat Coffee shops ini terpuruk, karena jumlah tamunya maksimal hanya boleh 10 orang.
Bahkan kebijakan PPKM yang hanya 25 persen semakin membuat Coffee shops ini tidak mungkin untuk membuka gerainya.
M. Fadriansyah Palivi mengatakan selama pandemi ini tempat usahanya sudah lima kali didatangi petugas, mulai dari kelurahan, Satpol PP, satgas sampai team srigala.
“Lucunya bang, yang datang membubarkan itu jumlahnya lebih banyak dari pada tamu saya,” ujarnya kepada Tribunjambi.com.
Palivi juga menceritakan banyak tamunya yang takut datang ke Coffee shops miliknya karena di saat pembubaran mereka disuruh Push Up.
Dia berharap kebijakan selama pandemi dan penerapannya jangan sampai merugikan masyarakat, apalagi untuk pedagang kecil.
“Maunya pemberitahuan itu dilakukan secara berjenjang, mulai dari Rt, Kelurahan, Kecamatan. Kalau masih melanggar juga barulah team satgas datang.” Ujarnya.
“Janganlah ujuk-ujuk team satgas, Satpol PP dan team Srigala datang seabrek, takutlah konsumen kita, itu sama saja dengan mematikan rejeki kita,” Tambahnya
Palivi sendiri sebenarnya tidak keberatan dengan semua kebijakan yang dibuat untuk mengendalikan pandemi ini, apalagi sebenarnya dia juga telah menerapkan protokol kesehatan di tempat usahanya.
Jumlah maksimal pengunjung coffee shops miliknya sejatinya jauh lebih sedikit ketimbang beberapa hajatan yang diadakan masyarakat. Juga tidak sebanyak cafe atau resto besar yang ada di Jambi.
“Jika keterisian saat PPKM ini hanya bolah 25 persen itu artinya coffee shops ini hanya bisa dikunjungi lima orang, mana mungkin kami bisa hidup dengan jumlah pengunjung segitu,” Pungkasnya ( Tribunjambi.com / M Yon Rinaldi ).
Baca juga: PPKM Level 4 Jambi, Pemkot Targetkan Pemeriksaan 1.291 Orang Setiap Hari Untuk Melacak Covid-19
Baca juga: Natasha Willona Beberkan Profesinya jika Tidak Menjadi Artis, Venna Melinda: Sama Dong dengan Tante