PPKM Jambi
Efek PPKM di Kota Jambi, Kafe dan Coffee Shop Terpaksa Tutup Sampai Jual Aset
Semenjak diberlakukanya PPKM di Kota Jambi, Nirwana Cafe terpaksa menutup tempat usahanya.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Semenjak diberlakukanya PPKM di Kota Jambi, Nirwana Cafe terpaksa menutup tempat usahanya.
Riko manager Nirwana Cafe mengatakan peraturan PPKM yang memaksa dine in hanya sampai pukul 17.00 tidak memungkinkan Nirwana untuk terus menjalankan operasionalnya.
“Nirwanan itu konsepnya tongkrongan malam, jika dine in hanya boleh sampai pukul 17.00, itu artinya Nirwana tidak bisa beroperasi,” ujarnya beberapa hari yang lalu.
Di waktu normal, Nirwana buka dari Pukul 14.00 wib sampai tengah malam.
Namun semenjak pandemi jam bukan pun berkurang hanya sampai pukul 22.00 wib.
“Di saat pandemi kita masih bisa bernafas walau last order hanya bisa sampai pukul 21.00 wib,” katanya.
Saat ini, Nirwana Cafe tidak beroperasi sama sekali, seluruh karyawanya di rumahkan termasuk Riko, dan akan dipanggil kembali saat buka.
Selama dirumahkan sementara, seluruh karyawan Nirwana tidak menerima gaji.
Mereka juga tidak mungkin menuntut gaji dari perusahaan, karena memang sudah tidak ada lagi pemasukan di Nirwana cafe.
Baca juga: Pengetatan PPKM Jambi, Ini Empat Pintu Masuk yang Dijaga Ketat
Riko mengatakan beberapa karyawan merupakan tulang punggung keluarga khususnya yang laki-laki.
“Kalau perempuan setidaknya masih ada suami atau orang tuanya, nah yang laki-laki ini, apalagi sudah berkeluarga. Mereka kan punya tanggung jawab,” katanya
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga beberapa di antara mereka ada yang menjadi tukang ojek pangkalan.
"Kalau mau jadi ojol sudah tidak bisa lagi, sebagian lagi ada yang kerja serabutan,” katanya.
Riko mengatakan ditutupnya Nirwana Cafe merupakan opsi yang terbaik, karena kalau dipaksakan buka dan terjaring razia, resikonya lebih besar lagi.
Denda sampai penyitaan alat masak pun bisa saja terjadi. Apa lagi alat masak di Nirwana harga tidak murah.