Berita Internasional
USAI Xi Jinping Ancam Benturkan Kepala Musuh ke Baja Bila Ganggu China, Australia Justru Menantang
Diketahui, Presiden China Xi Jinping keluarkan ancamannya kala berpidato di depan 70.000 orang di Lapangan Tiananmen pada saat memulai perayaan
Australia juga menyebut mereka telah memimpin dengan memberi contoh.
Baca juga: Jepang yang Mendadak Sebut Akan Bernasib Sama dengan Pearl Harbour hingga Singgung China dan Rusia
Baca juga: Imigrasi Ngaku Tidak Tahu 20 TKA dari China Masuk Indonesia Saat PPKM Darurat Jawa Bali Diberlakukan
Baca juga: Puluhan TKA China Masuk Makassar Saat PPKM Darurat, Asrul Sani: Tutup Dulu!
“Australia telah menjadi semacam kenari di tambang batu bara,” ujarnya.
“Kami telah menjadi sasaran sanksi ekonomi Beijing sejak 2012. Jadi dunia duduk dan bertanya, 'bagaimana Australia akan menanggapi ini?'”
Terkait ancaman dari Xi Jinping itu menyebut akan membenturkan pengganggu ke "Tembok Baja Besar", Australia mungkin memiliki jawaban, yakni dengan "Armada Besi Bekas".
Itu merupakan penghinaan yang dilontarkan oleh Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels pada koleksi lima kapal perusak RAN tua yang telah dikirim untuk bertugas di Mediterania selama tahun-tahun pembukaan Perang Dunia II.
Pelaut Australia menerima label itu dengan bangga.
RAN modern itu tidak secara signifikan lebih besar dari saat itu.
Tapi masih sibuk di garis depan melawan otoritarianisme.
Seperti pada bulan Maret, fregat HMAS Anzac dan kapal pendukung HMAS Sirius melanggar "Nine Dash Line" China.
Anzac melanjutkan latihan dengan kapal perusak Jepang JS Akebono.
Kemudian pada bulan April, Anzac dan Sirius juga bekerja sama dengan kapal serbu amfibi Prancis FS Tonnerre dan fregat FS Surcouf di Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
Pada bulan Mei, Anzac dan Sirius pun bergabung dengan fregat HMAS Ballarat dan HMAS Parramatta.
Kemudian, di bulan Juli, Ballarat menghabiskan seminggu di perairan yang diperebutkan dengan kapal perusak USS Curtis Wilbur.
Ini termasuk game perang meriam tembakan langsung.
Lewat Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan Australia dan China harus "melakukan hal-hal yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional, daripada melenturkan otot mereka."