Berita Nasional

BEGINI Cerita Kantor Media di Gaza Dibombardir Israel, Penghuni Gedung Cuma Diberi Waktu 1 Jam

Dua sayap bangunan pun terlihat rontok dalam beberapa detik setelah bom menghantam dasar gedung yang lampunya masih tampak menyala.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
istimewa
Serangan Jet Tempur Israel di Jalur Gaza. 

“Tidak akan ada 10 menit,” jawab petugas intelijen Israel itu. "Tidak ada yang diizinkan memasuki gedung, kami sudah memberi Anda waktu satu jam untuk mengungsi," imbuhnya.

Ketika permintaan itu ditolak, Mahdi berkata, “Kamu telah menghancurkan pekerjaan hidup kami, kenangan, hidup. Saya akan menutup telepon, melakukan apa yang Anda inginkan. Oh Tuhan," katanya.

Klaim Israel bahwa ada kepentingan intelijen militer Hamas di gedung itu menurutnya tidak cukup bukti.

“Saya telah bekerja di kantor ini selama lebih dari 10 tahun dan saya tidak pernah melihat sesuatu yang (mencurigakan),” kata al-Kahlout.

"Saya bahkan bertanya kepada rekan-rekan saya apakah mereka melihat sesuatu yang mencurigakan dan mereka semua menegaskan tidak pernah melihat aspek militer atau bahkan para pejuang keluar masuk," tambahnya.

“Di gedung kami, kami memiliki banyak keluarga yang kami kenal selama lebih dari 10 tahun, kami bertemu satu sama lain setiap hari dalam perjalanan keluar-masuk kantor,” katanya.

Presiden dan CEO Associated Press Gary Pruitt memperkuat penjelasan itu. Selama 15 tahun berkantor di bangunan itu, Ap tidak merasa ada kehadiran kelompok Hamas.

Wartawan AP, Fares Akram, mengenang momen penghancuran gedung itu bercerita, dia tidur di kantor setelah malam yang panjang melelahkan meliput pengeboman Israel.  

Tiba-tiba teman-temannya berteriak, “Evakuasi! Pengungsian!". Akram mengambil apa yang dia bisa bawa. Laptop, beberapa barang elektronik, dan beberapa barang dari mejanya.

Usaha Israel Menutup Liputan di Jalur Gaza

Pemboman al-Jalaa, yang secara luas dikutuk sebagai upaya untuk membungkam wartawan yang meliput serangan Israel, terjadi hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel ke kamp pengungsi Shati menewaskan 10 anggota keluarga yang sama.

Ada 8 anak, dua wanita yang merayakan Idul Fitri, tewas akibat serangan itu.  Laporan terkini, setidaknya 145 warga Palestina, termasuk 39 anak-anak, tewas di Jalur Gaza sejak serangan udara Israel dimulai Senin lalu.

Sekitar 950 lainnya terluka. Kekerasan terjadi setelah rencana Israel untuk secara paksa memindahkan keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

Konflik disusul bentrok yang meluas ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, dan di dalam Israel.

Hamas yangberkuasa di Jalur Gaza, menembakkan ratusan roket ke Israel sebagai tanggapan atas tindakan keras Israel itu. Sedikitnya sembilan orang juga tewas di Israel.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved