MUTIARA RAMADAN
Mutiara Ramadan - Puasa merupakan Pasantren Kejujuran
Melalui Alquran dan sunnahnya, hal ini semua selaku umat Islam dan pengikut Nabi Muhammad SAW. Harus mengikuti keteladanan Rasulullah dengan sifatnya,
wa maa yangthiqu 'anil-hawaa
"dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya."
(QS. An-Najm 53: Ayat 3)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
in huwa illaa wahyuy yuuhaa
"Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)"
(QS. An-Najm 53: Ayat 4)
Kecerdasan diperlukan untuk memahami dan menjelaskan Wahyu illahi kepada manusia terutama umat Islam, sehingga Islam dapat menjawab semua persoalan yang muncul sesuai zamannya. Baik bagi umat milenial maupun kolonial.
Kecerdasan umat Islam harus selalu dipacu dengan selalu belajar serta senantiasa membaca dan meneliti, sehingga ilmu pengetahuan akan mengantarkan umat kepada kebenaran.
Agama menunjukan tentang kebenaran dan ilmu cara untuk menuju kepada kebenaran dan tidak ada pula sebuah keyakinan yang kokoh tanpa ilmu pengetahuan.
Kesimpulan
Puasa merupakan madrasah/pesantren untuk mereaktualisasikan nilai-nilai, kejujuran, komunikasi yang baik, santun dan berakhlak, dan dapat dipercaya serta cerdas dalam beraktivitas karena aktivitas itu pada hakekatnya adalah beribadah.
Motto (Kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tuntas). (*)
Baca juga: Mutiara Ramadan - Puasa Ajaran Universal yang Sehat dan Menyehatkan (Bagian I)
Baca juga: Mutiara Ramadan - Hakikat Puasa
Baca juga: Mutiara Ramadan - Bulan Ramadan dan Dilema Pedagang Warteg