MUTIARA RAMADAN

Mutiara Ramadan - Puasa merupakan Pasantren Kejujuran

Melalui Alquran dan sunnahnya, hal ini semua selaku umat Islam dan pengikut Nabi Muhammad SAW. Harus mengikuti keteladanan Rasulullah dengan sifatnya,

Editor: Duanto AS
Tribun Jambi
Mutiara Ramadan - Puasa merupakan Pasantren Kejujuran 

Jujur dalam bekerja, jujur dalam bergaul, jujur dalam berdagang, jujur dalam politik, jujur dalam ilmu, dan seterusnya.

Terkadang, kejujuran seperti barang langka dan sangat mahal.

Untuk itu, puasa yang sedang kita laksanakan pada saat ini merupakan madrasah/pesantren kejujuran, guna mereaktualisasikan kembali kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

Puasa termasuk ibadah sirri, artinya tersembunyi. Maksudnya kalau ibadah lainnya kelihatan seperti:

Syahadat seseorang keislamannya harus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Zakat jelas siapa yang berzakat dan siapa penerimanya.

Haji harus jelas juga ke Mekkah dan jelas pelaksanakan rukun yang ada pada ibadah haji dimaksud.

Akan tetapi puasa bisa saja, orangnya pada siang hari makan dan minum tapi pura-pura puasa. Akan tetapi bagi orang beriman yang sedang berpuasa itu tidak dilakukannya, walaupun makanan dia yang punya, dia yang membeli dengan kemampuannya sendiri tetapi tidak dilakukannya pada siang hari. Artinya adalah ada nilai terkandung di dalamnya, bahwa dengan puasa walaupun dia yang punya tapi karena sedang puasa dia tidak memakannya, apalagi mengambil punya orang lain.

Ramadan satu bulan ini kita berharapkan dapat menjadi pesantren kejujuran, guna kita jewantahkan pada bulan-bulan berikutnya.

2. Tablig, menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada umat manusia.

Ajaran ini dijadikan tuntunan untuk dilaksanakan agar manusia selamat baik di dunia maupun akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

yaaa ayyuhar-rosuulu balligh maaa ungzila ilaika mir robbik, wa il lam taf'al fa maa ballaghta risaalatah, wallohu ya'shimuka minan-naas, innalloha laa yahdil-qoumal-kaafiriin

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 67)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ud'u ilaa sabiili robbika bil-hikmati wal-mau'izhotil-hasanati wa jaadil-hum billatii hiya ahsan, inna robbaka huwa a'lamu bimang dholla 'ang sabiilihii wa huwa a'lamu bil-muhtadiin

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved