MUTIARA RAMADAN
Mutiara Ramadan - Puasa merupakan Pasantren Kejujuran
Melalui Alquran dan sunnahnya, hal ini semua selaku umat Islam dan pengikut Nabi Muhammad SAW. Harus mengikuti keteladanan Rasulullah dengan sifatnya,
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 125)
Ketika menyampaikan pesan-pesan Allah diperlukan komunikasi yang baik, santun, beretika dan bermartabat kepada orang banyak yang terdiri dari:
Masyarakat awam komunikasi dengan cara praktik langsung (mauizatun hasanah) dan kepada kepada cendikiawan dengan cara berdiskusi/debat, yang dalam hal ini berkomunikasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pola pikir masing-masing.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat kemampuannya. ( HR Muslim)
3. Amanah, berasal dari kata aman yaitu kebalikan dari takut, dan amanah kebalikan dari khianat.
Amanah adalah perilaku yang tetap dalam jiwa. Olehnya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukan tanpa merugikan diri di hadapan orang lain.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
innalloha ya`murukum ang tu`addul-amaanaati ilaaa ahlihaa wa izaa hakamtum bainan-naasi ang tahkumuu bil-'adl, innalloha ni'immaa ya'izhukum bih, innalloha kaana samii'am bashiiroo
"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 58)
Amanah merupakan titipan yang harus ditunaikan sesuai dengan yang mengamanatkan, dan akan dipertangungjawabkan baik kepada Allah maupun manusia. Dan amanah jangan dianggap jatah.
4. Fathonah, yaitu kecerdasan.
Allah memberikan kecerdasan luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW guna menjalankan perintah Allah SWT agar manusia dapat dipimpin dan menjadi memimpin yang Agung, sehingga dapat menyatukan puak-puak yang terpecah belah, menyatukan yang bertikai agar manusia dapat menerima perbedaan dalam kebersamaan.
Kecerdasan yang Allah berikan pada Nabi Muhammad SAW adalah suatu mukjizat dari Allah, sehingga apa yang diperbuatnya adalah berdasarkan wahyu Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: