Berita Nasional
SERANGAN Demokrat Kubu Moeldoko Kali Ini Disebut Berbahaya, Kini Menyasar Ibas Mengenai Hambalang
Terbaru, kubu Kongres Luar Biasa atau KLB Deli Serdang telah melontarkan serangan yang mengarah ke Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
TRIBUNJAMBI.COM - Masih seputar konflik partai Demokrat yang kini terbagi menjadi dua kubu.
Kabar terbaru konflik dua partai Demokrat, kubu KLB Deli Serdang yang kini Moeldoko sebagai ketua umumnya, serta partai Demokrat yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), masih bersaing di Kemenkumham.
Kedua kubu Partai Demokrat yang berseteru juga saling perang opini.
Terbaru, kubu Kongres Luar Biasa atau KLB Deli Serdang telah melontarkan serangan yang mengarah ke Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Bila sebelumnya, isu yang dilontarkan kubu Moeldoko ini menyasar seputar isu dinasti politik yang menyasar Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Kini, kedua putra Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) ini sedang disasar kubu Moeldoko.
Pengamat Politik Adi Prayitno turut menanggapi babak baru serangan kubu kontra-Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Adi turut menilai, serangan kubu Moeldoko yang menuding Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang, merupakan serangan yang lebih berbobot.
"Ini tidak lebih dari sekedar tawuran opini babak lanjut yang bobot kontennya lebih serius karena berkaitan dengan hukum," kata Adi, dikutip Tribunjambi.com dari tayangan YouTube tvOne, Sabtu (27/3/2021).
Adi pun mengungkapkan, serangan sebelumnya dari kubu Moeldoko sangat mudah dipatahkan.
Sebab, serangan itu hanya seputar kubu AHY dianggap tidak demokratis atau melanggengkan adanya politik dinasti.
"Serangan-serangan itu gampang juga dipahatinnya seperti kubu Deli Serdang banyak yang bukan kader Partai Demokrat."
"Atau ketika ingin menyelamatkan Partai Demokrat, meski AHY baru dalam Partai tapi jawabannya bukan berarti Moeldoko."
"Karena dalam berbagai survei, Moeldoko elektabilitasnya kalah jauh dari AHY," ujar Adi.
Namun, bagi Adi, serangan kali ini dari kubu Moeldoko saat konferensi pers di Hambalang menegaskan kebobrokan Partai Demokrat.
Satu di antaranya mengenai kasus korupsi Hambalang yang menyeret banyak elit Partai Demokrat hingga membuat kadernya rontok secara perlahan.
Baca juga: Fachrori-Syafril Kalah di Pilgub Jambi, DPC Demokrat Muarojambi Ikuti Alur Saat PSU Nanti
Baca juga: KPK Permalukan Demokrat Kubu Moeldoko Gara-gara Desak Usut Kasus Hambalang, Begini Reaksi Kubu AHY
Baca juga: Demokrat Kebakaran Jenggot, Max Sopacua Sebut Nama Ibas di Kasus Hambalang Mereka Terus Fitnah!
Puncaknya, serangan kubu Moeldoko dianggap sangat tajam ketika menyeret nama Ibas dalam pusaran kasus korupsi tersebut.
"Saya menyebutnya serangan yang cukup tajam dimana kedepan ada begitu banyak borok-borok yang akan diungkap baik di kubu Deli Serdang atau kubu AHY."
"Ada hal baru yang ingin ditonjolkan teman-teman KLB, tidak hanya seputar politik dinasti."
"Tapi ada banyak orang yang terlibat dalam kasus korupsi tetapi tidak diungkap," lanjut Adi.
Respon Kubu AHY
Diketahui, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, turut menanggapi pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, yang menuding Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang.
Menanggapi tudingan pedas itu, Herzaky mengaku sangat heran karena pihak kontra-AHY hanya menyebar fitnah dan tidak menyampaikan bukti konkrit.
Herzaky pun sampai menantang agar mereka membawa tudingannya ini ke pengadilan jika memang memiliki bukti sesungguhnya.
"Gerombolan pelaku GPK-PD dan KLB ilegal, kalau memang punya bukti baru yang bisa membantu pengungkapan kasus ini kembali, segera bawa dan serahkan kepada penegak hukum terkait."
"Jika memang tidak punya bukti apa-apa, jangan sibuk menebar fitnah dan hoaks," ujar Herzaky, dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/3/2021).
"Sebaiknya diam saja, daripada mengotori ruang publik dengan kata-kata yang tak bermanfaat," lanjutnya.
Herzaky juga menyampaikan, Demokrat memiliki sikap tegas soal kasus Hambalang.
Mereka pun mengaku terbuka dan mempersilahkan jika penegak hukum mau kembali membuka kasus tersebut.
"Silahkan jika para penegak hukum ingin membuka kasus ini kembali. Jadikan prosesnya tetap terang-benderang seperti di era Bapak SBY."
"Jangan ada keraguan dalam mengusut kembali kasus ini jika dirasa memang diperlukan. Jangan tebang-pilih," ujar Herzaky.
Herzaky pun meminta agar kubu kontra-AHY untuk tidak membuat narasi-narasi kosong.
Terlebih soal menebar kebohongan dan fitnah, yang disebutnya bak tong kosong nyaring bunyinya.
Baca juga: Program Peremajaan Sawit Masuk ke Tanjabtimur, Anggota DPRD Provinsi Apif Imbau Petani Manfaatkan
Baca juga: Pascakerusuhan Antar Pemuda di Batanghari Perangkat Desa Bertemu Yakin Tak Ada Aksi Lanjutan
Baca juga: RAMALAN SHIO Minggu 28 Maret 2021, Ular Manfaatkan hari Esok, Simak Peruntungan 11 Shio Lainnya
"Jangan seperti yang dikatakan pepatah lama, tong kosong nyaring bunyinya. Bunyinya saja besar, tapi tak ada isinya."
"Bunyinya saja besar, tetapi tak ada isinya.
Berhenti mencari sensasi yang tidak penting dan hanya melempar kegaduhan di masyarakat," ungkapnya.
Sasar Ibas
Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) di Sibolangit menggelar konferensi pers di Bukit Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).
Max Sopacua, yang menjadi salah satu inisiator KLB Partai Demokrat, mengatakan acara ini sengaja digelar di Hambalang, untuk mengingatkan kembali sejarah kelam Partai Demokrat.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah."
"Kami kembali ke Hambalang karena proyek ini yang merontokkan elektabilitas Partai Demokrat,” ujar Max di Hambalang, Kamis (35/3/2021).
Menurut dia, Hambalang adalah bagian integral yang membuat Demokrat turun ke bawah.
“Megakorupsi ini membuat elektabilitas Partai Demokrat hancur."
"Karena itu, kami ingin menyelamatkan partai ini sebelum benar-benar tenggelam,” ungkapnya.
Meskipun kasus ini sudah ditangani secara hukum, ia pun menilai masih ada yang belum tersentuh hukum dalam kasus ini.
“Andi Malarangeng sudah masuk penjara karena dia menteri olahraga waktu itu."
"Nazarudin, Anas Urbaningrum, dan Angelina Sondakh juga sudah menjalani hukuman."
"Itu teman-teman kami di Partai Demokrat,” lanjut Max.
Baca juga: Niat dan Tata Cara Sholat Tarawih Ramadhan 1442 H di Rumah Dengan Bacaan Doa Kamilin dan Doa Witir
Baca juga: Nikahi Siri Siswi SMA hingga Bercinta di Malam Pertama, Pemuda Ini Ditolak Mentah-mentah Ibu Korban
Baca juga: Lucinta Luna Blak-blakan Soal Perlakuan Terpidana Lainnya Padanya saat Ia Dipenjara: Aku Nangis
Namun, Max mempertanyakan ada pihak-pihak yang menikmati hasil dari Hambalang yang tidak tersentuh hukum sampai hari ini.
“Ibas kan disebut juga oleh saksi-saksi, termasuk Yulianis, tetapi hingga kini tidak tersentuh hukum,” sambungnya.
“Kami mendorong KPK untuk menindaklanjuti keterangan saksi-saksi seperti Nazarudin dan Yulianus,” paparnya.
Dengan latar belakang ini, maka Partai Demokrat versi KLB Sibolangit menggelar konferensi pers di Hambalang.
“Kami ingin agar tempat ini menjadi starting point, bukan untuk korupsi, tetapi untuk maju ke depan membela negara,” ujar Max.
Partai Demokrat yang pimpinan oleh Moeldoko ingin membangun kembali citra partai dari Hambalang.
“Kami ingin mulai dari sini sekarang menuju 2024,” tegasnya.
(*)
Berita lainnya terkait konflik dua Kubu partai Demokrat
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
SUMBER: TRIBUN KALTIM
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20210305_klb-partai-demokrat_ketua-umum_kudeta.jpg)