Berita Kota Jambi
Jalinsum Tempo Dulu & Jembatan Rantau Keloyang, Sudah Ada Sejak Jaman Kolonial
Sekitar empat dekade lalu, Jalan Lintas Sumatera yang melintasi Kabupaten Bungo belum berlokasi di tempat sekarang.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
Hingga 2018 lalu, masyarakat Dusun Rantau Keloyang masih bergantung pada jembatan tua itu, sebagai akses transportasi menyeberangi Sungai Batang Pelepat. Kini, sudah dibangun jembatan baru, tepat di sebelah Jembatan Rantau Keloyang.
Selain Jembatan Rantau Keloyang yang dibangun sejak zaman Belanda, ada juga pasar yang usianya sudah sekitar satu abad.
Bangunan tua di Pasar Rantau Keloyang, hingga kini masih dimanfaatkan warga.
Sekilas, bangunan beratap dengan 10 tiang besar itu tampak seperti beberapa bangunan di sekitarnya. Bangunan itu diperkirakan sudah ada sejak 1920-an.

Konon, bangunan itu dibuat sebagai pasar yang menjadi satu di antara pusat perdagangan di Bungo pada masanya. Letak pasar yang tidak jauh dari Sungai Batang Pelepat diyakini mudah diakses melalui jalur perairan.
Bahkan, jika dirunut lebih jauh, pasar itu terletak di pinggir Jalan Lintas Sumatera tempo dulu.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan Lintas Sumatera berangsur pindah. Pengendara mulai melalui jalan baru yang lebih lebar dan memangkas jarak lebih cepat. Jembatan Senamat yang dulu hanya sebagai tempat pelayangan, mulai menjadi akses jalan yang bisa dilintasi kendaraan besar.
Sementara Jembatan Rantau Keloyang yang letaknya tidak jauh dari pasar, hanya dilewati kalangan terbatas. Jembatan kayu itu hanya bisa dilalui kendaraan kecil dengan tonase terbatas dan pejalan kaki.
Di sisi lain, bangunan Pasar Rantau Keloyang juga semakin bertambah. Beberapa bangunan dari beton mulai dibangun di samping bangunan tua beratap seng itu. Total kini ada empat los di sana. Belum lagi kios-kios dan ruko mulai dibangun di sekitar pasar.
Namun, hingga kini, Jalan Lintas Sumatera tempo dulu itu masih ada dan menjadi akses bagi masyarakat setempat, meski tidak lagi menjadi jalur utama Jalan Lintas Sumatera. Jalan itu kini dinamai Jalan Lamo, yang hingga kini masih dapat dilalui di Dusun Rantau Keloyang.
(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)
Baca juga: Sosok Ini Minta Polisi Turun Tangan, Pandji Pragiwaksono Terancam Masalah Hukum Soal Pujian ke FPI
Baca juga: Ikatan Cinta 23 Januari 2021 Malam Ini, Pelukan Andin buat Aldebaran buat Penonton Baper
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Jambi Lepas 461 Wisudawan & Wisudawati di Abadi Convention