Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Yesus Datang Untuk Memulihkan Kehidupan

Ketika dinyatakan hamil oleh seorang dokter, sebuah keluarga sangat bersukacita. Saat kelahiran tiba, menjadi pengalaman berharga yang mengubah kehid

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi Yesus 

Karena begitu berharga, segala yang dilakukan dalam mengisi hari-hari dalam kehidupan adalah upaya untuk terus mempertahankan kehidupan agar berkelanjutan.

Fokusnya, hidup yang lama dengan usia yang panjang, kualitas hidup yang baik dan dinikmati dalam rasa syukur.

Itulah sebabnya, Allah menciptakan kehidupan, karena kehidupan itu berharga. Dia adalah kehidupan itu sendiri, kekal dan mengatasi ruang dan waktu.

Diciptakan-Nya langit dan bumi sebagai ruang dan waktu, dalam rangka memberikan sarana bagi kehidupan.

Manusia diciptakan mulia, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah: memposisikan manusia sebagai cerminan kemuliaan Allah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Dosa Merusak Tatanan Kehidupan, Yesus Memulihkannya

Sarana kehidupan disediakan Allah, sehingga baru hari keenam Allah menciptakan manusia.

Taman indah disediakan, sebagai tanda indahnya relasi dalam kehidupan: manusia melihat dirinya sendiri berharga, melihat yang lain sebagai sesama, melihat alam dalam rasa syukur dan berelasi dengan Allah sebagai rekan kerja untuk memelihara seluruh ciptaan.

Mengelola, menaklukkan dan menguasai bumi dalam rangka menghargai karya Allah yang menganugerahkan kehidupan untuk dijaga keberlangsungannya. Semua baik adanya dan kekal.

Semua rusak ketika manusia memilih memberontak kepada Allah.

Segala tatanan yang baik hancur ketika manusia memilih untuk tidak taat.

Allah sudah memberikan peringatan, bahwa kematian akan terjadi ketika manusia memilih tidak taat.

Nampaknya peringatan Allah terabaikan, ketika manusia fokus pada diri: buah itu sedap kelihatannya, menarik hati, lagi pula memberi pengertian.

Manusia ingin mencuri posisi Allah. Manusia ingin menggeser kedudukan Allah sebagai Pencipta.

Manusia menjadi tamak, ingin menguasai segala-galanya. Bukan keberlangsungan hidup yang didapat, sebaliknya kematianlah yang menjadi upahnya. Kekekalan berubah menjadi fana.

Tertata berganti amburadul. Masing-masing dikuasai oleh keinginan diri. Itulah dosa yang bersengat maut, demikian Rasul Paulus menulis dalam suratnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved