Berita Kota Jambi

Walhi Kupas Kebakaran Berulang dan Tantangan Restorasi Gambut di Wilayah Perusahaan

Dirreskrimsus Polda Jambi, Kombes Pol Edi Faryadi mewakili Kapolda Jambi pada 6 Desember 2020 menyebut, kebakaran hutan tahun 2020 hanya capai 1.000 h

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Kebakaran lahan gambut di Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (6/11/2020) 

* Kondisi Kebakaran di Desa Catur Rahayu

Kepala Desa Catur Rahayu, Supriyanto menceritakan bagaimana kondisi desa ketika kebakaran 2015 dan 2019.

Dia mengatakan, masyarakat setempat adalah yang paling terdampak akibat kebarakan tersebut. Dampak yang dimaksud, mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga kerusakan lingkungan di Desa Catur Rayahu.

"Tahun 2015 itu kebakaran sampai ke lahan warga," katanya.

Kebakaran itu sampai ke lahan warga, dia menduga, karena keterlambatan penanganan. Peralatan yang masih sangat terbatas juga menjadi kendala pemadaman api.

Pada kejadian 2015, perusahaan kalap untuk memadamkan api di wilayah perkebunannya. Bahkan api sampai merambah kebun warga.

Masyarakat peduli api (MPA) bersama Manggala Agni, TNI dan Polri, serta BPBD berjibaku memadamkan api.

Empat dusun di Desa Catur Rayahu, yaitu Dusun Blok 4, Dusun Tengah, Dusun Keman, dan Dusun Keman, dikepung asap. Jarak pandang hanya tiga meter.

Sekitar 750 kepala keluarga di sana mengalami dampak. Belum lagi desa tetangga yang juga ikut merasakan dampaknya.

Tahun 2019, kendati kebakaran yang terjadi juga sangat besar, menurutnya, tidak separah yang terjadi pada 2015. Kebun-kebun masyarakat masih bisa diselamatkan.

Baca juga: Bisnis Bioskop Terpukul Akibat Pandemi, PAD di Kota Jambi 2020 Kena Dampaknya

Baca juga: Uang Donasi Pilpres Prabowo dan Sandiaga Uno Disindir, Begini Reaksi Rocky Gerung dan Refly Harun

Baca juga: Bisnis Bioskop Terpukul Akibat Pandemi, PAD di Kota Jambi 2020 Kena Dampaknya

Masyarakat ikut memotong api di perusahaan, sehingga dampaknya tidak meluas.

Dia menyebut, sebagian dana desa juga direalokasi untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan. Selain tenaga, masyarakat juga berkorban harta untuk ikut memadamkan api.

"Untuk hidupkan mesin kan, perlu bahan bakar. Waktu itu tidak sempat lagi cari-cari dana. Masyarakat ikutlah berkorban. Itu supaya kebakaran tidak meluas, supaya api cepat dipadamkan," kata dia.

Belum lagi untuk logistik para pemadam api.

Mereka memang tidak dibayar, tapi mereka butuh asupan tenaga dan kelengkapan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved