Pilpres Amerika Serikat
Kubu Joe Biden Beri Sindiran ke Donald Trump yang Ngaku Ogah Akui Kemenangan Rivalnya: Pecundang
Hal itu pastinya diharapkan kubu Joe Biden kepada Donald Trump yang menginginkan sang petahana memberikan pidato konsesi itu.
"Saat dia melihat ke depan, saya pikir akan datang kepadanya bahwa 'Saya perlu mengatakan sesuatu dan menjadikannya olahraga sportif soal ini'," kata Farris.
Namun jika Trump menolak untuk menyampaikan pidato konsesi atau menolak mengucapan selamat kepada Biden, itu akan merusak 124 tahun sejarah Amerika.
Para ahli mengatakan, hal itu juga akan merusak hasil pemilu dan memperburuk ketegangan politik negara.
Dimana kondisi ketegangan di AS sudah terjadi sejak kampanye dan penghitungan suara yang diperpanjang dan diperebutkan.
Baca juga: Bantuan Subsidi Gaji Termin 2 Disinkronkan dengan Data Wajib Pajak, Ini Penjelasan Kemenaker
Baca juga: Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Bendera - Cokelat, Dengan Video Klip
Baca juga: Joe Biden Jadi Presiden Amerika Serikat yang Baru, Ini Dampaknya Bagi Indonesia, Baik atau Buruk?
"Ini akan sangat berbahaya," kata William Howell, ketua departemen ilmu politik di Universitas Chicago.
"Pidato konsesi adalah semacam penegasan tentang legitimasi pemilu," katanya.
"(Mereka bicara tentang kehilangan kandidat yang mengakui hasilnya dan meminta pengikut mereka untuk melakukan hal yang sama) yang penting untuk kesehatan demokrasi kita," katanya.
Sejak 1896, setiap calon presiden yang kalah pemilu menyampaikan pidato konsesi.
Pidato disampaikan baik melalui telegram kepada pemenang atau melalui pidato yang disiarkan televisi secara nasional.
Beberapa kandidat terdengar murah hati, tapi beberapa lainnya tidak begitu.
"Beberapa (diantaranya) marah," kata Farris, menyebutkan konsesi 1964 Barry Goldwater untuk Lyndon Johnson dan konsesi 1972 George McGovern untuk Richard Nixon.
Farris mengatakan kedua kandidat ini memang memiliki masalah pribadi dengan orang-orang yang mengalahkan mereka.
Satu diantara yang paling berkesan adalah pidato konsesi Senator John McCain kepada Barack Obama pada 2008.
Baca juga: Tahun Depan Provinsi Jambi Jadi Tuan Rumah Kejurnas Cabor Wushu, Taekwondo dan Panahan
Baca juga: Lelang Jabatan Eselon II Pemprov Jambi akan Dilaksanakan Usai Pilgub Jambi
Baca juga: Tak Lagi Memerankan Gellert Grindelwald, Johnny Depp: Saya Diminta untuk Mengundurkan Diri
"Rakyat Amerika telah berbicara, dan mereka telah berbicara dengan jelas. Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kehormatan untuk menelepon Senator Barack Obama," McCain memulai pidatonya.
Orang-orang menyela pidatonya dengan seruan, tetapi McCain mengangkat tangan untuk menenangkan mereka.