Antara G30S PKI & Operasi Rahasia CIA, Penggulingan Soekarno dan Telegram Marshall Green

Marshall Green pernah mengadakan pertemuan rahasia dengan Adam Malik, agen CIA McAvoy, dan Soeharto....

Editor: Duanto AS
Istimewa/Arsip Kompas
Presiden RI ke I Soekarno dan Jenderal Soeharto. 

Soekarno menanyakan apakah benar ada dewan yang dimaksud.

"Pak, het is er geweest, maar ik heb ze al in mijn handen, hunt op mij aan (Pak, itu kan dulu. Mereka sudah di tangan saya. Bapak bisa percayakan kepada saya)," kata Maulwi menirukan perkataan Ahmad Yani seperti dikutip dalam buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 65 (2001).

Kolonel Latief sebagai salah satu komandan G30S, membela alasan ini di mahkamah militer.

Ia mengaku sudah mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.

Menurut Latief, Soeharto hanya bergeming mendengar informasi itu.

Begitu pula Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Seperti Soeharto, keduanya menanggapi dingin isu soal Dewan Jenderal.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief seperti dicatat oleh Julis Pour (2013).

"Nyatanya , sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," ujar Latief.

Harapan kepada Soeharto inilah yang mungkin membuat namanya tak pernah masuk dalam sasaran G30S seperti petinggi angkatan darat lainnya.

PKI dihabisi

Kembali ke keterlibatan Amerika Serikat dalam G30S, setelah peristiwa itu meletus, Dubes Marshall Green mengirim telegram ke negaranya. "We did what we had to do..." seperti ditulis Julis Pour (2013).

Pasca G30S, Soeharto berusaha menghabisi para tokoh PKI yang dianggapnya sebagai dalang.

Gerken menulis (2011), Kedubes AS dan CIA bahkan memberi pemerintah Indonesia daftar ribuan tentara yang terafiliasi dengan PKI.

Green mengatakan AS memiliki lebih banyak informasi soal PKI dari pada Indonesia sendiri.

Nama-nama di daftar itu pun disingkirkan tanpa tuduhan maupun pengadilan.

Agar eksekusi berjalan lancar, Pentagon menaruh Jip dan sejata. Ada banyak pemancar SSB gelombang pendek untuk keperluan telekomunikasi militer Indonesia.

Sejarah G30S PKI, Perwira TNI Ini Dapat Bocoran Para Jenderal Akan Dibunuh Tapi Diabaikan Soeharto

Bukan Perwira Biasa, Kisah Brigjen Achmad Sukendro Selamat dari G30S/PKI & Kiprah di CIA

Misteri Keberadaan Soeharto Malam Tragedi G30SPKI, Kabar Bersemedi Terungkap, Ini Fakta Sebenarnya

Perangkat radio Collins KWM-2 yang saat itu paling canggih di pasaran, memungkinkan komando militer di Jakarta berkomunikasi dengan basisnya di daerah-daerah.

Hingga puluhan tahun kemudian, upaya ini melebar dengan menghabisi siapa saja yang terafiliasi, bahkan yang tidak tahu apa-apa soal G30S.

Hingga kini, pembantaian massal itu belum pernah diperkarakan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved