Alasan DPRD Sumut Setelah Diketahui Sekali Lakukan Raker di Hotel Habiskan Anggaran Rp 2,5 Miliar
Kabar meninggalnya Budieli Laila disampaikan oleh kader PDI P Aswan Jaya kepada tribun-medan.com. Ia menuturkan Budieli Laia saat waktu istirahat
TRIBUNJAMBI.COM - Anggota DPRD Sumut tengah diselimuti duka karena berpulangnya seorang anggota DPRD Sumut dari PDI Perjuangan, Senin (21/9/2020)
Kabar meninggalnya Budieli Laila disampaikan oleh kader PDI P Aswan Jaya kepada tribun-medan.com. Ia menuturkan Budieli Laia saat waktu istirahat rapat kerja di Hotel Labersa.
"Dia (Budieli) pingsan saat jam istirahat Raker DPRD Sumut," kata dia, melalui sambungan telepon genggam, Senin (21/9/2020).
Aswan mengatakan, saat jam istirahat, Budieli sedang asik bermain catur sesama rekan DPRD. Tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri.
• Meggy Wulandari Unggah Foto Genggam Tangan Pria, Siapa Dia? Sudah Menikah Lagi baru 1 Bulan Cerai?
• Dalam Sehari, Penambahan Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Capai 4176 Kasus, Total Ada Segini
Sontak, melihat ini, rekan yang lainnya membawa Budieli ke rumah sakit di Balige untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Anggota DPRD Sumut Budieli Laia saat mengikuti rapat kerja di Hotel Labersa Balige, 17 September 2020. (Facebook Budieli Laia)
Terbongkar Ada Raker di Tobasa.
Dari kabar meninggalnya Budeli Laia terbongkarlah bahwa anggota DPRD Sumut melakukan rapat kerja di hotel mewah Labersa yang ada di Balige.
Rapat tersebut dilakukan ditengah-tengah Sumatera Utara tengah berjuang keras melawan pandemi corona, dan mengalami kekurangan uang diberbagai sektor.
Seperti terjadinya pengusiran dari sejumlah tenaga medis dari hotel yang disiapkan karena Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kekurangan uang.
Adanya rapat anggota DPRD Sumut di Labersa Hotel juga tampak dalam video testimoni dari sejumlah anggota DPRD Sumut pun turut diposting akun resmi hotel mewah yang ada di Kabupaten Tobasa, yaitu Labersa Hotel.
"Kesan dan pesan pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara selama berkegiatan di Labersa Toba Hotel & Convention Centre," tulis akun Facebook resmi hotel Labersa Balige.
• Eksekutor Hakim Jamaluddin Divonis Mati
Habiskan Rp 2,5 M
Rapat Kerja (Raker) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara, yang dilaksanakan di Hotel Labersa, Balige, Kabupaten Toba, mengundang pertanyaan masyarakat.
Saat mewabahnya Pandemi Covid-19, pemerintah menganjurkan seluruh instansi untuk melakukan penghematan terhadap anggaran keluar.
Akan tetapi, DPRD Sumut malah melakukan kegiatan yang diduga mengeluarkan anggaran Rp 2 miliar lebih ini.
Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting mengatakan, kegiatan Raker keluar kota dengan anggaran besar ini biasa dilakukan di seluruh daerah, bukan hanya di Sumatera Utara.
Bahkan, DPRD Tingkat II, yaitu Kabupaten/Kota saja sering menggelar kegiatan dengan menggunakan anggaran besar.
"Bukan hanya Provinsi, yang di daerah juga begitu, mengadakan rapat sampai di luar kota," kata dia, di Gedung Dewan, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, usai Rapat Paripurna, Senin (21/9/2020).
Menurutnya, setiap tahun DPRD Provinsi bahkan Kabupaten/Kota melakukan kegiatan rapat di luar.
Rapat dengan jarak jauh ini, dikatakannya agar para Dewan fokus untuk bekerja dan membahas tentang permasalahan Pemerintah.
"Setiap tahun kita mengadakan raker keluar kota. Supaya anggota dewan fokus untuk mengerjakan tugasnya," ungkapnya.
Dalam masa Pandemi Covid-19 ini, pemerintah menganjurkan segala belah pihak untuk menerapkan protokol kesehatan, yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Baskami mengatakan, bahwa kesiapan raker sudah dipersiapkan untuk menerapkan anjuran protokol.
"Kita sudah menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.
Politikus senior PDI-Perjuangan ini mengaku, sama saja bila kegiatan diadakan di Kota Medan, pastinya sama-sama mengeluarkan anggaran besar.
Sebab, 100 anggota dewan ikut dalam kegiatan ini.
Mungkin tidak masuk akal, bila dicerna masyarakat, DPRD Sumut harus rela jauh-jauh keluar kota untuk fokus.
Kemudian, Baskami berujar, bahwa DPRD Sumut juga ikut membantu pemerintah dalam menghemat anggaran, yaitu tidak melaksanakan kegiatan di luar negeri, yang dianggapnya dapat menjadi pemborosan.
"Penghematan anggaran, kalau kita laksanakan di medan juga sama, kita mengeluarkan anggaran besar. Kita tidak diperbolehkan keluar negeri. Kita alihkan kepada Covid-19," ujarnya.
(Wen/Tribun-Medan.com)
SUMBER: Tribun Medan
• Kumpulan Dzikir dan Doa Setelah Salat Fardu, Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya
• Rp 30 Juta Masuk Kas Daerah Kota Jambi Akibat Warga Buang Sambah Sembarangan