Berita Nasional
Orang Terkaya Indonesia Turun Gunung Gegara PSBB Jakarta, Mahfud MD: Akibatnya Kacau Kayak Begitu
Orang Terkaya Indonesia Turun Gunung Gegara PSBB Jakarta, Mahfud MD: Akibatnya Kacau Kayak Begitu
4. Perekonomian tetap harus dijaga, sehingga aktivitas masyarakat yang menjadi motor perekonomian yang dapat terus menjaga kesinambungan kehidupan bermasyarakat kita hingga pandemi berakhir.
Melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan masyarakat, yang menghendaki kehidupan new normal baru, hidup dengan pembatasan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan lain lain.
Masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penularan Covid-19.
Beberapa lembaga survei menunjukkan hasil riset seperti itu.
Di antaranya adalah lembaga survei Vox Populi, CPCS (Centre for Political Communication Studies) dan Indo Barometer, dimana masyarakat rata rata di atas 80% tidak menghendaki adanya PSBB kembali.






Mahfud mengatakan persoalan ( PSBB) Jakarta terjadi akibat kesalahan tata kata, bukan masalah tata negara.
"Karena ini tata kata, bukan tata negara. Akibatnya kacau kayak begitu," kata Mahfud dalam seminar nasional Evaluasi 6 Bulan dan Proyeksi 1 Tahun Penanganan Covid-19 di Indonesia secara daring, Sabtu (12/9/2020) malam.
"Hanya sebentar karena pengumuman itu, padahal sebenarnya (yang diumumkan PSBB) itu 'kan perubahan kebijakan," kata Mahfud.
Sejak awal, kata Mahfud, pemerintah pusat tahu bahwa status DKI Jakarta akan menerapkan PSBB.
Dan sejak awal, PSBB sudah menjadi kewenangan daerah.
Perubahan kebijakan pun, kata dia, dapat diterapkan dalam range tertentu. Akan tetapi, seolah-olah Jakarta 'menarik rem darurat' yang menjadi persoalan.
"Misalnya, di daerah tertentu PSBB dilakukan untuk satu kampung. Di sana, diberlakukan untuk satu pesantren. Di sana, diberlakukan untuk pasar, begitu," kata Mahfud.
"Yang jadi persoalan itu, Jakarta itu bukan PSBB-nya, melainkan yang dikatakan Pak Qodari (Direktur Eksekutif Indobaremeter) itu rem daruratnya," sambung Mahfud.
Diketahui, Anies memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan PSBB.
• Lowongan Kerja Pertamina Bina Medika, Tenaga Kesehatan Daftar sampai 30 September 2020
• 15 Kilometer Jalan Poros Bahar Selatan Rusak dan Berlumpur, Masyarakat Minta Perhatian Pemkab
• Akun IG Vanessa Angel Hilang, Bibi Ardiansyah Bilang Toko Bangkrut, Perekonomian Sulit
PSBB akan kembali diterapkan mulai 14 September 2020 mendatang.
Anies menyebutkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
"Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," ujar Anies.
"Dalam rapat Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 di Jakarta, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu," kata dia.
Sebagian artikel ini berasal dari Kompas.com dengan judul "Soal PSBB Jakarta, Mahfud MD: Ini Tata Kata, Bukan Tata Negara, Akibatnya Kacau"
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Gara-gara Tata Kata Anies soal PSBB, Rp 300 Triliun Melayang, Orang Terkaya Indonesia Turun Gunung, https://medan.tribunnews.com/2020/09/13/gara-gara-tata-kata-anies-soal-psbb-rp-300-triliun-melayang-orang-terkaya-indonesia-turun-gunung?page=all
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: