Pembunuhan Terapis Pijat Plus
Mahasiswa Pakai Duit Kuliah untuk Pijat Plus-plus lalu Bunuh Monik (26), Mayat Dalam Kardus
Mayat Monik (26) ditemukan dalam kardus dalam kondisi bersimbah darah. Lehernya penuh sayatan ditemukan warga pada Rabu (17/6/2020).
TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Layanan pijat plus-plus di Surabaya menelan korban wanita cantik bernama Monik (26).
Mayat Monik ditemukan dalam kardus dalam kondisi bersimbah darah. Lehernya penuh sayatan ditemukan warga pada Rabu (17/6/2020).
Ternyata, mayat dalam kardus itu korban pembunuhan seorang mahasiswa yang merupakan pelanggannya. ( pembunuhan di Surabaya )
Anggota Polrestabes Surabaya mengungkap identitas pembunuh wanita terapis panggilan pijat plus-plus di Lidah Kulon, Kota Surabaya, Jawa Timur.
• Novel Tunjukan Bukti ke Najwa Shihab Mukanya Kena Air Keras: Kalau Air Aki Tak Mungkin Beton Melepuh
• Warga Desa Suka Maju Sempat Bertemu dengan Tiga Orang Diduga Pelaku Perampok Kabur
• Kode Keras Ranty Maria Tak Menolak Jika Cinlok dengan Verrel Bramasta, Soal Febby Rastanty?
Pembunuh wanita terapis panggilan yang mayat korban dimasukkan ke dalam kardus itu masih berstatus sebagai mahasiswa di sebuah universitas di Surabaya jurusan teknik sipil.
Dia adalah Yusron Firlangga (20).
Yusron mengaku sudah membayar korban Oktavia Widyawati alias Monik (33), warga Jalan Ciliwung Surabaya Rp 900 ribu agar memberikan layanan pijat.
Lalu, ada tawaran pijat plus-plus dengan tambahan Rp 300 ribu. Pelaku tidak mau membayar.
Polrestabes Surabaya berkoordinasi dengan Polres Mojokerto mengamankan pelaku di rumah bibinya yang ada di wilayah Ngoro, Mojokerto.
Pelaku panik korban teriak
Yusron mengaku nekat menghabisi nyawa Monic lantaran panik saat korban berteriak minta tolong.
Percekcokan terjadi setelah Yusron merasa dibohongi oleh korban yang merupakan terapis pijat.
"Saya bayar pijatnya 900 ribu. Kemudian dia (korban) menawarkan layanan plus-plus. Setelah itu saya (gituin) saja tapi minta tambahan uang 300 ribu, saya tidak mau," akunya.
Karena terjadi perselisihan itu, korban kemudian dibekap tersangka.

Alih-alih diam, korban malah berteriak hebat dan membuat tersangka panik.