Berita Internasional
2 Kapal Induk China Ikut Latihan Perang di Laut China Selatan, Amerika Nimbrung Kirim Pesawat Pembom
2 Kapal Induk China Ikut Latihan Perang di Laut China Selatan, Amerika Nimbrung Kirim Pesawat Pembom
TRIBUNJAMBI.COM - Lihat ulah Tiongkok di Laut China Selatan buat Amerika Serikat Semakin ikut campur.
Bahkan negeri Paman Sam sampai kirimkan persenjataan canggih ke wilayah konflik tersebut.
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sekarang menerbangkan pesawat pembom B-1B dan pesawat mata-mata Global Hawk di atas Laut China Selatan dan area lain di pasifik.
• Viral! Presiden Ukraina Minta Disuntikkan Virus Corona Demi Buktikan Covid-19 Tak Menakutkan
• Pemkab Bungo dan Unsur Forkopimda Tandatangai Enam Pakta Integritas Anti PETI, Ini Bunyi Poinnya
• Ramai Netizen Indonesia Gugat Kerajaan Belanda, Gegara Kereta Emas Bergambar Budak Orang Indonesia
Penerbangan pesawat ini adalah sebagai strategi yang lebih luas dalam mempertahankan misi pengawasan dan pencegahan di wilayah tersebut, menyusul meningkatnya ketegangan AS dengan China.
Mengutip Foxnews, Kamis (11/6), Angkatan Udara menerbangkan pesawat pembom B-1B dari Guam dalam mendukung Komando Indo-Pasifik dan secara khusus menjalankan misi di Laut China Selatan.
Pada waktu yang sama, Angkatan Udara AS juga menerbangkan drone global Hawk ke pangkalan udara di Jepang yang disebut Yokota.
• Fatri Bantah Jalan yang Ditinjau Dewan Rusak: Mutu Beton Jalan Terjamin
• Mama Muda di Lamongan Dinodai Tetangga Sendiri, Modus Pelaku Meminjam Arit Buat Ambil Pepaya
• Profesor Jepang Buka-bukaan Kenapa Orang Asia Lebih Kebal Covid-19 daripada Amerika dan Eropa
Ini merupakan sebuah langkah yang semakin meningkatkan kehadiran militer AS di wilayah tersebut.
Misi ini dinilai menjadi misi urgensi terbaru AS mengingat munculnya laporan bahwa China telah melakukan di wilayah tersebut dengan dua kapal induknya.
Latihan kapal induk China di wilayah tersebut telah meningkatkan kegelisahan Taiwan bahwa mereka kemungkinan akan diinvasi China.
• Peredaran Narkoba Meningkat di Masa Pandemi, BNN Jambi Lakukan Langkah Ini
• Taman Rimba Ditutup Akibat Corona, Endang Akui Sulit Capai Target PAD Tahun Ini
• VIDEO Survivor Covid-19 Sodorkan Biaya Perawatan Rp 70 Juta, Kesal Banyak Warga Nekat Keluar Rumah
Drone Global Hawk, bersama dengan Angkatan Laut AS yang berbasis di Guam, telah direkayasa dengan alogaritma canggih yang dapat menghadirkan otonomi tingkat baru.
Dengan demikian, pesawat ini secara mandiri dapat melakukan penyesuaian dengan keadaan dalam satu waktu, yang memungkinkan komandan AS untuk meningkatkan dan memperluas ruang lingkup misi mereka di wilayah tersebut dan mungkin memberikan keamanan di wilayah tersebut.

Program teknis, untuk otonomi udara yang lebih besar, memungkinkan drone ini untuk membentuk jaringan "mesh" dengan lebih baik melalui node udara dan darat untuk melakukan berbagai fungsi yang lebih luas tanpa perlu dikoordinasikan oleh pembuat keputusan manusia berbasis darat.
• Melayat Langsung ke Rumah Almarhum Wahyudin, Sekda: Almarhum Sempat Nasehati Istri Jangan Nangis
• Narasumber Webinar Nasional Dampak Covid -19, AJB Paparkan Langkah Optimalisasi Pembangunan Daerah
Sistem yang disebut Distributed Autonomy Responsive Control (DARC) ini, kini dikembangkan oleh Northrop yang berupaya untuk mendistribusikan tindakan otonomi yang lebih besar ke dalam pesawat itu sendiri.
"Daripada menerbangkannya, katakan saja apa efek yang Anda inginkan di suatu daerah," Scott Winship, wakil presiden, Northrop, mengatakan kepada Warrior dalam sebuah wawancara.
Misalnya, Global Hawk dapat memanfaatkan kecepatan pemrosesan di atas kapal untuk mengumpulkan, mengatur, dan menganalisis sejumlah besar data ISR (Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian) seperti umpan video, menentukan relevansi informasi spesifik, dan mentransmisikan data yang disederhanakan ke keputusan manusia. pembuat.
• SBMPTN Sebentar Lagi, Berikut 5 Situs Tryout Online Terbaik Untuk Persiapan UTBK-SBMPTN 2020
• Petani di Tungkal Ilir Berbahagia, Harga Pinang dan Kelapa Mengalami Kenaikan