Berita Internasional

Tindih Leher George Floyd hingga Tewas di Tempat, Polisi Derek Chauvin Akhirnya Didakwa Pembunuhan

Tindih Leher George Floyd hingga Tewas di Tempat, Polisi Derek Chauvin Akhirnya Didakwa Pembunuhan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kstp.com
kstp.comGeorge Floyd dan polisi yang membunuhnya, Derek Chauvin. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Sangat jai sorotan atas kasus tewasnya George Floyd, karena lehernya ditindih oleh polisi Minneapolis, Amerika Serikat (AS) masih memicu kerusuhan di berbagai wilayah.

Namun, belakangan, pihak berwenang mendakwa pelaku, perwira polisi Derek Chauvin, melakukan pembunuhan tingkat tiga pada Jumat (29/5/2020) lalu.

Dilansir dari Tribunnews, pihak berwenang setempat menahan Chauvin dan mengamankannya ke dalam jeruji besi.

TAYANG Sore Ini, Sinopsis Film Korea 200 Pounds Beauty Tayang di Trans7, Sabtu 30 Mei

Pesawat R80 Habibie Lagi Ramai Dibicarakan, Ternyata Ini Spesifikasinya Bisa Angkut 92 Penumpang

Kapolda Jambi Imbau Warga Karang Mendapo Hentikan Pemblokiran Jalan Lintas Jambi-Sarolangun

Berdasarkan tinjauan terhadap video CCTV dan bukti video lainnya, pihak berwenang menyimpulkan Chauvin berlutut menindih leher Floyd selama hampir 9 menit.

Tidak hanya itu, setelah Floyd tampak tak sadarkan diri, Chauvin masih pada posisinya selama 43 detik.

Di sisi lain, keluarga Floyd merilis pernyataan penangkapan Chauvin sebagai 'langkah yang baik namun terlambat bagi keadilan'.

Keluarga Floyd ini masih menuntut Chauvin maupun polisi terkait mendapat dakwaan pembunuhan tingkat pertama.

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan keadilan bagi George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama beberapa menit, di Hennepin County Government Plaza, pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota.
Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan keadilan bagi George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama beberapa menit, di Hennepin County Government Plaza, pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. (KEREM YUCEL / AFP)

"Rasa sakit yang dirasakan komunitas kulit hitam atas pembunuhan ini dan apa yang tercermin dalam perlakuan terhadap orang kulit hitam di Amerika adalah nyata dan sekarang tumpah ke jalan-jalan di seluruh (negara)," bunyi pernyataan itu.

Di bawah hukum Minnesota, tuduhan pembunuhan tingkat pertama mengharuskan jaksa penuntut membuktikan tindakan Chauvin disengaja dan direncanakan.

Sampai sata ini pihak berwenang masih terus mendalami kasus ini.

Tuduhan pembunuhan pada Chauvin datang saat Wakil Presiden Dewan Kota, Andrea Jenkins, mengonfirmasi Chauvin dan Floyd saling kenal.

Aisyahrani Beberkan Percakapan Penyebar Video Mirip Syahrini di Chat dengan Artis, Itukah Dalangnya?

Ketakutan, Pria Ini Telanjang Dada Lari Keluar Hotel Karena Diperas 2 Waria, Ngakunya Pesan Wanita

Siap Terapkan New Normal, Kapolda Jambi Imbau Anggota Polri Harus Menjadi Contoh Bagi Masyarakat

Menurutnya, keduanya adalah rekan kerja yang sudah kenal sejak lama.

Chauvin dan Floyd bekerja sama selama lebih dari 17 tahun sebagai penjaga di sebuah klub lokal, El Nuevo Rodeo.

Pemilik El Nuevo Rodeo, Maya Santamaria, mengatakan kepada CNN Chauvin dikenal memperlakukan orang kulit hitam dengan 'gelisah' dan 'cemas'.

Perlakuan ini berbeda dengan pelanggan biasa lainnya.

"Mereka tentu saja bertindak seperti mentalitas kelompok," katanya.

"Mereka selalu harus memanggil cadangan. Itu berbeda dari apa yang kami lihat di malam Latin kami," jelas Maya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved