Virus Corona
Interaksi Dengan Warga Terpapar Corona, Bupati Ini Disuruh Anak Tidur Beralaskan Karpet
Usai berinteraksi dengan warga yang terpapar virus Corona, bupati ini malah dilarang anaknya tidur di kamar.
TRIBUNJAMBI.COM - Usai berinteraksi dengan warga yang terpapar virus Corona, bupati ini malah dilarang anaknya tidur di kamar. Ia terpaksa tidur di karpet dengan perasaah sedih.
Wajar saja, sebab, anak-anaknya sendiri yang meminta tidak tidur di dalam kamar. Mau tak mau ia mematuhi permintaan tersebut sembari menjauh dari kamar dan kemudian menjadi karpet sebagai alas tidur.
Bukan tanpa sebab, anak-anaknya memaksanya tidak tidur di kamar. Sebab sang bupati ternyata baru saja melakukan interaksi dengan tenaga medis dan warga yang terpapar virus corona.
Khawatir akan menjangkiti keluarganya, makanya si bupati diminta tidur di luar kamar. Pengalaman itulah yang diceritakan Bupati Madiun, Ahmad Dawami. Kenyatannya jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Madiun, terus bertambah.
• Ini Alasan Fasha Tidak Tutup Mal dan Pusat Pembelanjaan Saat Pandemi Corona
• Tak Hanya Penyemprotan Disinfektan, Polda Jambi Juga Lakukan Sterilisasi Ancaman Teror dan Bom
Demi mencegah virus mematikan ini menyebar dan menulari warga yang lain, Bupati Madiun, Ahmad Dawami, kerap turun ke lokasi atau rumah pasien.
Bukan tanpa sebab, sebagian besar keluarga dan pasien positif Corona menolak dievakuasi untuk dirawat di rumah sakit. Petugas medis yang datang untuk menjemput kerap dihadang atau dihalang-halangi olehkeluarga pasien.
Bukan sekali dua kali, Bupati Madiun yang biasa disapa Kaji Mbing, harus turun ke lapangan membantu petugas medis untuk memberikan pemahaman bagi pasien dan keluarga pasien agar bersedia dievakuasi.
Seperti, ketika tim medis kesulitan mengevakuasi warga Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun terkonfirmasi positif Covid-19, pada Kamis (14/5/2020) malam. Santri laki-laki dari Pondok Temboro Magetan ini merupakan pasien dari klaster Temboro.
Begitu mendapat laporan dari tim medis, Kaji Mbing yang pada saat itu sedang memberikan pengarahan di kantor desa, segera mendatangi rumah pasien. Dan benar, pada saat itu orangtua pasien menolak jika anaknya harus diisolasi dan dirawat di RSUD Dolopo.
Dengan sabar Kaji Mbing memberikan pemahaman, bahwa kedatangannya bersama tim medis adalah untuk menyelamatkan anak mereka. Ia harus menemui langsung orangtua pasien yang kemungkinan sudah tertular anak mereka.
• Tahun Ini Sudah 5 Kasus HIV Ditemukan di Tanjabbar, Satu di Antaranya Ibu Hamil
• Tak Tahu Sampai Kapan, Ini Tips Panduan New Normal di Tempat Umum Setelah Lockdown Atau PSBB
Sekitar satu jam, Kaji Mbing harus memberikan penjelasan, hingga akhirnya orangtua pasien positif Corona ini, mengizinkan anaknya dibawa ke rumah sakit.
Seperti halnya tim medis, berinteraksi langsung dengan pasien positif Corona, pasien berstatus PDP, ODR, atau mendatangi rumah pasien, otomatis membuat Kaji Mbing juga beresiko tertular. Kehawatiran itu ternyat juga dirasakan putrinya, Yuhan Albirra dan putranya, Zauta Arzinjani.
Kedua anaknya ini mengetahui bagiamana ayahnya di lapangan berinteraksi dengan keluarga dan pasien positif Corona, setelah melihat proses penjemputan pasien di Desa Sewulan di pemberitaan televisi dan media online.
Malam hari, sepulang dari Desa Sewulan, kedua anaknya melarang Kaji Mbing tidur di dalam kamar. Mereka khawatir, ayahnya terpapar virus Corona dan akan menulari keluarga.
"Ayah nggak boleh masuk kamar," kata Kaji Mbing menirukan kalimat anaknya kepadanya, saat berbincang di kediamannya, Pendopo Muda Graha, Sabtu (16/5/2020) pagi.