Virus Corona di Jambi
Ini Alasan Fasha Tidak Tutup Mal dan Pusat Pembelanjaan Saat Pandemi Corona
Banyaknya keluhan masyarakat yang menyerbu pusat pembelanjaan seperti mal saat pandemi corona.
Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM.JAMBI- Banyaknya keluhan masyarakat yang menyerbu pusat pembelanjaan seperti mal saat pandemi corona.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, bahwa kegiatan ekonomi harus terus berjalan dan ini merupakan kegiatan yang bersifat tidak permanen tapi temporer yang kemungkinan dalam 3-4 hingga hari kedepan akan berakhir.
"Setelah Hari Raya Idul Fitri nanti akan diperketat kembali oleh Pemkot dan hal-hal lainnya. Toko-toko yang terkait dengan sembako dan Idul Fitri memang di perbolehkan untuk dibuka dengan melaksanakan protokol kesehatan menjaga physical distancing," Jelas Fasha, Senin (18/5/2020).
• Dokter Tirta Ungkap Kabar Duka,Perawat Ari Meninggal Dunia Karena Corona Bersama Janin di Kandungan
• Nekat Mandikan Jenazah Pasien Virus Corona, 15 Orang di Sidoarjo Terinfeksi!
• Pemkot Jambi Terima Bantuan 2.000 Liter Konsentrat dari Pemerintah Singapura
Fasha juga menekankan kepada setiap swalayan dan pusat-pusat pembelanjaan untuk menyiapkan tempat cuci tangan, memakai masker.
"Kami akan merazia tempat-tempat perbelanjaan apabila mereka masih memperbolehkan masyarakat tidak menggunakan masker dan akan di beri sanksi,"ujarnya.
Selain itu masyarakat juga mengeluh mengenai masjid yang tidak bisa digunakan tetapi mal-mal tetap di buka.
Fasha menjelaskan bahwa pemerintah satuan tugas tidak mau membandingkan masjid dengan mal dan tidak ingin masjid menjadi tempat fitnah yang seolah-olah masjid adalah sumber penyebaran Covid-19.
"Janganlah kita berpikir bahwa kami tidak memperbolehkan ibadah di masjid dan mal tetap dibuka, itu beda. Kalau di masjid ini kita melakukan ibadah sehari lima kali kalau di mall/pasar kan ada waktunya berbelanja tidak 24 jam," tuturnya.
"Kalau misalnya terjadi sesuatu di masjid akibat salat kemudian ada warga umat muslim kita yang terkena Covid-19, maka masjid akan menjadi tempat fitnah, ini yang kami hindarkan,"sambungnya.
Terkait hal itu dirinya berharap agar masyarakat dapat mengerti dan tidak menyamakan masjid dengan mal dan pasar. (Miftahul Jannah)