Berita Internasional
Siapa Sangka, China Bentengi Diri dengan 100 Rudal Antarbenua yang Bisa Lumat Amerika dalam Sekejap
Siapa Sangka, China Bentengi Diri dengan 100 Rudal Antarbenua yang Bisa Lumat Amerika dalam Sekejap
Perundingn pengendalian senjata nuklir tersebut diikuti oleh Washington dan Moskow.
Amerika Serikat berusaha mengatasi keengganan Beijing selama ini untuk ikut serta dalam pembicaraan tersebut.
• Indonesia Pontang-panting Hadapi Corona, Luhut Binsar Pastikan TKA Asal China ke Tanah Air Juni Ini
• Tiongkok Buat Amerika Tingkatkan Operasi Militer Besar, Jet Tempur AS Lintasi Laut China Selatan
• Lakukan 39 Penerbangan di Atas Laut China Selatan, Amerika Serikat Tingkatkan Operasi Militernya
Melansir Antara, seorang pejabat tinggi pemerintahan Trump mengatakan bahwa China sudah lama tidak memasuki perlombaan senjata dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
"China telah sekian lama mengatakan tidak akan memasuki perlombaan senjata dengan AS dan Rusia. Sekarang adalah waktunya bagi China untuk menaruh kekayaannya di tempat yang tepat, dan membuktikan bahwa negara itu merupakan pemain internasional yang bertanggung jawab," kata seorang pejabat tinggi pemerintahan Trump.
Senjata nuklir AS dan Rusia jauh lebih besar daripada China.
• Live Streaming Drakor The World of The Married Episode 1 di Trans TV Malam Ini, Catat Jam Tayangnya
• Indonesia Pontang-panting Hadapi Corona, Luhut Binsar Pastikan TKA Asal China ke Tanah Air Juni Ini
• Alfamart Cabang Jambi Bagikan 50 Bingkisan untuk Pengecer Koran Tribun Jambi
Namun, peningkatan militer Beijing di kawasan Asia-Pasifik telah membuat khawatir para sekutu dan pembuat kebijakan AS.
Presiden Donald Trump telah berusaha membujuk China bergabung dengan Amerika Serikat dan Rusia dalam pembicaraan mengenai perjanjian pengendalian senjata pengganti perjanjian New START 2010 antara Washington dan Moskow yang akan berakhir Februari mendatang.
China selama ini menolak proposal Trump tersebut dengan alasan bahwa kekuatan nuklirnya yang lebih kecil bersifat defensif dan tidak menimbulkan ancaman.
"Sikap China yang terus diam menciptakan ketidakpastian tentang niat mereka dan menimbulkan kepentingan untuk membuat fokus baru pada pencegahan dan kesiapan militer bagi Amerika Serikat," kata seorang pejabat pemerintah.
• Sesumbar Sumbang Rp1 Miliar Bantu Warga Terdampak Covid-19, Kresek Sembako Pablo Benua Jadi Sorotan
• Sebentar Lagi Tayang!Link Live Streaming Drama Korea The World of The Married di Trans TV
• Mantan Pelatih Timnas Indonesia Ungkap Kualitas Pemain Garuda, Luis Milla Jadi Sorotan Media Vietnam
New START mempertahankan satu-satunya batasan yang tersisa pada pengerahan nuklir AS dan Rusia.
Beberapa ahli dan anggota parlemen menyebut proposal Trump untuk memasukkan Beijing dalam perjanjian baru sebagai strategi "pil racun" dengan tujuan untuk membunuh START Baru dan mengakhiri pembatasan pada pengerahan nuklir AS.
New START melarang AS dan Rusia mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, jumlah terendah dalam beberapa dasawarsa terakhir ini.
• Sejumlah Negara Mulai Hadapi Gelombang Kedua Wabah Virus Corona?
• Tips Menyimpan Sayuran agar Tahan Lama dan Tidak Cepat Busuk di Lemari Pendingin
• BREAKING NEWS Positif Corona di Provinsi Jambi Tambah Lagi Jadi 65 Orang, Sembuh 3 Orang
Perjanjian itu juga membatasi rudal berbasis darat dan kapal selam serta perangkat bom yang mengirimnya.
Perjanjian tersebut dapat diperpanjang hingga lima tahun jika kedua belah pihak setuju.
Moskow telah menawarkan untuk segera memperpanjang perjanjian itu tapi Washington belum memutuskan.
Dilansir Gridhot dari Kontan.co.id, pemimpin redaksi Global Times Hu Xijin menyebut China akan segera menambah stok hulu ledak nuklirnya menjadi 1.000 buah.
Wacana tersebut muncul di saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan seruannya agar China bergabung dengan perjanjian pengendalian senjata.
• Banjir Di Tahtul Yaman Sudah 12 Hari, Warga Memanfaatkan untuk Mencari Ikan
Dilansir dari Reuters, The Global Times diterbitkan oleh Peoples Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa di negara tersebut.
Partai ini dikenal selalu mendorong ide dan membimbing sentimen publik melalui Global Times, yang cenderung mengambil sikap nasionalistis pada isu-isu yang melibatkan negara lain.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang sudah tinggi akibat perang dagang yang sedang berlangsung, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang kata-kata tentang asal-usul pandemi coronavirus.
• Di Merangin, Baru 30 Desa yang Berikan BLT, Dinas PMD Minta Minggu Ini Terakhir Disalurkan
"Kami mencintai perdamaian dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, tetapi kami membutuhkan arsenal nuklir yang lebih besar untuk menekan ambisi strategis AS dan impuls terhadap China," tulis Hu dalam postingannya di Weibo.
Hu menambahkan bahwa cadangan ini harus mencakup setidaknya 100 rudal strategis DF-41 yang merupakan kelas rudal antarbenua terbaru yang mampu menyerang benua Amerika Serikat.
"Jangan berpikir bahwa hulu ledak nuklir tidak berguna selama masa damai. Kami menggunakan mereka semua, diam-diam, untuk membentuk sikap elit Amerika terhadap kami," tulisnya.
Posting Hu di Weibo ini muncul setelah Gedung Putih mengatakan Trump menyerukan kontrol senjata yang efektif yang mencakup China dan Rusia selama panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
• Update Covid-19 Indonesia Senin (11/5) - 14.265 Konfirmasi 2.881 Sembuh 991 Meninggal Jambi Jadi 65
Trump telah lama mencari cara agar China masuk dalam pembaharuan perjanjian senjata nuklir yang akan berakhir pada Februari 2021, tetapi Beijing dengan tegas menolak seruan tersebut.
“Kekuatan utama memiliki tanggung jawab dan kewajiban terpenting di bidang pengendalian senjata nuklir. Tiongkok selalu berpegang pada kebijakan untuk tidak menjadi negara pertama yang menggunakan nuklir,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.
• Tips Menyimpan Sayuran agar Tahan Lama dan Tidak Cepat Busuk di Lemari Pendingin
Sebuah laporan internal China memperingatkan bahwa Beijing menghadapi gelombang permusuhan yang meningkat setelah wabah virus corona yang dapat menyebabkan hubungan dengan Amerika Serikat menjadi konfrontasi bersenjata dalam skenario terburuk. (*)
Artikel Ini Telah Tayang di GridHot.ID
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: