Virus Corona

Ada Kebohongan China Soal Covid-19? Dokumen Penting Bocor, Sebut Wabah Sudah Diwaspadai Sejak 2018

Ada Kebohongan China Soal Covid-19? Dokumen Penting Bocor, Sebut Wabah Sudah Diwaspadai Sejak 2018

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AFP/STR/CHINA OUT
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sedang jadi sorotan, negara-negara di dunia termasuk Amerika Serikat, menuntut China sebagai sumber pencipta wabah virus corona.

Belakangan sebuah dokumen rahasia setebal 15 halaman bocor mengungkapkan misteri soal Covid-19 dan kebohongan China dalam menutupi kasus ini.

Laporan yang dibuat oleh aliansi Five Eyes, bocor ke Saturday Telegraph, salah satu isinya juga membahas tentang rantai peristiwa bencana yang dimulai di China bulan Desember.

Seorang virologis bernama Shi Zhengli, adalah wanita yang dikreditkan membuka kode genetik Covid-19 dalam beberapa hari, setelah wabah ini menyerang masyarakat.

Namun, tujuh hari China menahan informasinya dari seluruh dunia, dan ketika itu pandemi mulai menyebar ke seluruh dunia.

Shi diberangus karena mengungkapkan temuannya tersebut.

Menurut Daily Mirror pada Selasa (5/5/20), sebuah dokumen juga disebut bahwa China menghancurkan bukti, tentang wabah virus corona dan menghambat upaya mengembangkan vaksin.

Intelijen meyakini, bukti virus yang diluncurkan laboratorium dan permintaan untuk memberikan sampel langsung pada ilmuwan Internasional ditolak.

Sementara, pejabat intelijen mengatakan virus itu berasal dari laboratoium Wuhan, klaim tersebut juga disuarakan oleh Presiden Amerika Donald Trump.

Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat membantahnya, dan mengatakan bahwa sesuai urutan genetiknya virus itu berasal dari alam.

Setelah wabah menyebar China mengunci kota Wuhan, meskipun ada laporan jutaan orang sudah meninggalkan kota tersebut dan menyebar ke seluruh dunia.

Orang-orang yang memakai masker mengunjungi pasar makanan segar di Hong Kong pada 29 Januari 2020, sebagai langkah pencegahan setelah wabah virus yang dimulai di kota Wuhan di Cina. Virus yang sebelumnya tidak dikenal telah menghadirkan kewaspadaan karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan di seluruh daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003.
Orang-orang yang memakai masker mengunjungi pasar makanan segar di Hong Kong pada 29 Januari 2020, sebagai langkah pencegahan setelah wabah virus yang dimulai di kota Wuhan di Cina. Virus yang sebelumnya tidak dikenal telah menghadirkan kewaspadaan karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan di seluruh daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003. (DALE DE LA REY / AFP)

Nizam Hasan Kini Sudah Tumbuh Jadi Remaja Ganteng, Ada yang Ingat Sinetronnya Sama Baim Cilik?

Heboh Video PDP Asal Kerinci Meninggal di Ruang Isolasi

Kisah Ajudan Loyal Soeharto Ngamuk di Belanda Karena Indonesia Diremehkan dan Dianggap Belum Merdeka

Soekarno yang Bikin Geger Forum Dunia Ini Sampai Dinobatkan Sebagai Pahlawan Islam Sebelum Raja Arab

Juga klaim China untuk menyalahkan kios pasar di Wuhan, tanpa memberikan sampel langsung, dinilai sangat mencurigakan.

Badan Intelijen hingga kini terus menyelidiki, apakah virus itu secara sengaja atau tidak bocor dari laboratorium Wuhan, dengan beberapa studi yang dilakukan oleh Shi Zhengli.

Shi Zhengli sudah menjadi virologi selama 16 tahun, terakhir dia adalah penemu virus SARS yang berasal dari gua kelelawar.

Setelah mempelajari sampelnya, infeksi pernapasan misterius muncul di Tiongkok pada bulan Desember dan penyakit itu dianggap mirip dengan SARS.

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved