Kisah Militer RI
Ilmu Kanuragan Kopassus yang Ditakuti Satuan Elit Asing, Mampu Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
Ilmu Kanuragan Kopassus yang Ditakuti Satuan Elit Asing, Mampu Tembak Musuh 300 Meter Tanpa Teropong
TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan Khusus TNI dikenal ahli dalam menggunakan ilmu kanuragan atau lebih dikenal tenaga dalam.
Ilmu itu tidak dimiliki oleh pasukan elite asing dari negera lain.
Tidak unggul di teknologi dan persenjataannya, namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) miliki ilmu yang buat tentara asing kesulitan meladeninya.
Bahkan menangani pasukan khusus sekelas Navy Seal milik Amerika Serikat, TNI bisa meladeninya.
• Komandan Geleng-geleng Lihat Aksi Sniper Kopassus, Bos Pemberontak Tumbang dari Atas Kuda
• Tubuh Kopassus Kena Tembakan Tapi Tak Sadar, Tetap Kejar lalu Tembak-menembak Jarak Pendek
• Sudah Siapkan 17 Peti Mati, Nama Kopassus Malah Dibuat Benny Moerdani Mendunia Atas Aksi di Thailand
• Kopassus vs SAS Inggris di Tanah Kalimantan, Satuan Elite Ratu Elizabeth Itu Lari Tunggang Langgang
Bagaimana tidak, bagi TNI pasukan khusus negeri Paman Sam terlalu mengandalkan teknologi.
Pasukan khusus Amerika Serikat dianggap terlalu 'mudah' dikalahkan saat tidak dibekali dengan peralatan teknologi maju.
Awal pembentukan pasukan khusus, TNI pun membandingkan beberapa pasukan khusus di berbagai negara untuk dijadikan role model.
• Begini Cara Ajarkan Anak Puasa Ramadan, Bisa dengan Memberi Contoh
• Harga Bahan Pokok di Swalayan di Kota Jambi Stabil, Harga Gula Masih Rp 16 Ribu
• Hari Ini Kapolri Resmi Mutasi Kadiv Humas Polri dan Sembilan Kapolda Berikut Rincian Namanya
Ketika tahun 1980-an ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang antara lain memiliki kemampuan antiteror, satuan pasukan khusus dari berbagai negara pun dijadikan sebagai referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh TNI pun melihat beberapa pasukan yang dinilai cocok.
Pasukan khusus yang memiliki kemampuan komplit tanpa terlalu tergantung dengan teknologi.
Pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis, dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI seperti, Kopassus, Denjaka dan Kopaska serta Paskhas.



Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI LB Moerdani.
Benny minta segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih.
Baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
• Antisipasi Situasi Terburuk, Pemkot Jambi Latih Relawan Tangani Jenazah Covid-19
• Siapa Sebenarnya Nurbaeny Janah? Jejak Karirnya Moncer & Punya Gaji Besar Sebagai Aspri Hotman Paris
• Harga Bawang Merah di Pasar Sengeti Naik Rp 18 Ribu, Diduga Imbas Pandemi Corona
Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.