Virus Corona

Tak Terima Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!

Tak Terima Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!

Editor: Andreas Eko Prasetyo
pixabay.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona jadi suatu yang sangat mengancam saat ini, berbagai imbauan hingga peringatan disampaikan setiap kepala negara di negara-negara yang terdampak covid-19 pada warganya.

Satu diantaranya kebijakan jam malam, larangan berkerumun hingga physical distancing.

Namun tidak semua imbauan itu ditaati, yang lebih mirisnya lagi terjadi di Filipina.

Seorang pria paruh baya harus ditembak mati polisi di Filipina, pada Sabtu (4/4/2020).

VIDEO Presiden Filipina Duterte Perintahkan Polisi Tembak Mati Perusuh Lockdown Virus Corona

TIDAK Hiraukan Imbauan Pakai Masker, Seorang Pria Paruh Baya di Filipina Ditembak Mati

Nasib 5 Warga Perusuh Lockdown di Filipina saat Wabah COVID-19, Sampai Dimasukkan ke Kandang Anjing

Sebelum ditembak mati, pria berusia 63 tahun tersebut sempat melontarkan kata-kata provokasi dan kemudian menyerang petugas dengan sabit.

Hal tersebut dilakukan pria 63 tahun itu setelah petugas memberikan peringatan untuk menggunakan Masker dan tidak berkeliaran di luar rumah, sebagai antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).

Di Kabupaten Batanghari, Satu Perusahaan Berikan Sumbangan Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19

3 Poin Pernyataan Jubir Covid-19 Provinsi Jambi, Pasien 01 Positif Corona sudah Dibawa Balik ke RSUD

Pemkab TNI dan Polri di Merangin Wajib Sumbangkan 20 Masker, Ini Kata Bupati

Mendadak, 50 Pasien Sembuh dari Virus Corona Kembali Positif COVID-19, Kok Bisa? Ini Kata Ahli

Tak hiraukan aturan pembatasan diri atau social distancing dan tidak memakai Masker, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, seorang pria di Filipina ditembak mati, pada Sabtu (4/4/2020).

Pria berusia 63 tahun tersebut sebelumnya juga sempat mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus corona.

Pria tersebut diyakini sedang mabuk ketika mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit, Provinsi Agusan del Norte Selatan, Kamis (2/4/2020).

"Tersangka telah diperingatkan oleh petugas kesehatan desa, karena tidak mengenakan Masker," kata sebuah laporan yang dilansir Aljazeera.

"Tapi tersangka marah dan mengucapkan kata-kata (yang) memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit."

Tersangka akhirnya ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.

Ini adalah insiden pertama yang dilaporkan tentang penembakan terhadap warga oleh polisi karena menolak mengikuti aturan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.

Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.

"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.

"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter karena itu adalah kejahatan serius."

"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mati mereka."

Sementara itu, diketahui Pulau Utama Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret silam.

Pemerintah Filipina juga melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk perjalanan penting ke toko kelontong atau apotek, atau jika mereka adalah pekerja di garis depan.

Banyak provinsi di luar Luzon juga memberlakukan pembatasan mereka sendiri dalam upaya pencegahan penyebaran virus.

Departemen kesehatan Filipina melaporkan 76 kasus infeksi baru yang dikonfirmasi, sehingga jumlahnya menjadi 3.094 kasus.

Delapan kematian tambahan juga dicatat, menjadikan angka kematian di Filipina sejumlah144 jiwa, sementara 57 pasien diketahui telah pulih.

Duterte membela peringatannya sendiri terhadap pembuat onar yang dia siarkan di pidato televisi larut malam lainnya pada Jumat (3/4/2020).

Wawako Maulana Antar 200 Jas Hujan untuk Petugas Covid-19 di Perbatasan Kota Jambi

Disnakertrans Sarolangun Tegaskan Pihak Perusahaan Wajib Bayar THR Karyawan

Penuhi Kebutuhan Masker, ASN, TNI dan Polri di Merangin Wajib Sumbangkan Masker

Pemkot Jambi Libatkan UMKM Membuat Nasi Bungkus untuk Masyarakat Terdampak Corona

Dia mengatakan masyarakat perlu menyadari gawatnya situasi karena siapa pun dapat sakit karena penyakit itu.

"Tanpa pembatasan ini, ini tidak akan berakhir," katanya.

"Jadi, jika Anda tidak mau mengikuti, maka saya akan menghabisi Anda untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati."

Di sisi lain, Amnesty International menyesalkan fakta bahwa para pemimpin kuat di seluruh dunia seperti Duterte telah menggunakan wabah virus corona untuk lebih jauh melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.

"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi Presiden Duterte fokus pada menyerang kebebasan berbicara dan berkumpul," kata Butch Olano, Direktur Amnesty International di Filipina.

"Dia (Duterte) meremehkan permintaan bangsanya untuk layanan yang lebih baik ketika prioritasnya (seharusnya) adalah memenuhi kewajibannya untuk menyediakan layanan kesehatan dan bantuan vital bagi semua orang tanpa diskriminasi," tambahnya.

Meski begitu, pemerintah Filipina telah mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga miskin dan pekerja yang terkena dampak lockdown dengan paket bantuan perbaikan sebanyak 4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 65 triliun.

Namun, selalu ada keluhan terkait keterlambatan pengiriman bantuan khususnya pengiriman paket makanan.

Sementara itu, pada Rabu (1/4/2020), keributan terjadi di pinggiran Manila ketika sekelompok penduduk daerah kumuh berkumpul di luar rumah mereka karena mendengar desas-desus bahwa sumbangan akan didistribusikan.

Petugas keamanan desa dan polisi mendesak warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi mereka menolak.

Dua puluh satu warga ditangkap dan berbagai tuntutan pidana telah diajukan terhadap mereka. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pria Ini Ditembak Mati di Filipina karena Remehkan Aturan Saat Wabah Virus Corona

Tak hiraukan aturan pembatasan diri atau social distancing dan tidak memakai Masker, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, seorang pria di Filipina ditembak mati, pada Sabtu (4/4/2020). (kompas.com)

Wawako Maulana Sebut Pengecekan Kendaraan dari Luar Kota Jambi Diprioritaskan Dicek Kesehatannya

Kombes Pol Kuswahyudi: Tim Satgas Covid-19 Punya Hak Ambil TIndakan Terhadap Pasien 01

Pemkab Tanjabbar Bakal Distribusikan 10 Ribu Masker Kain, Sekda: Bantu Masyarakat dan UMKM

Banyak Warganya Meninggal Misterius Saat Wabah Virus Corona, Anies: Dikubur Sesuai SOP Covid-19

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Marah Disuruh Pakai Masker, Pria Paruh Baya Ditembak Mati Polisi, Presiden: Tembak Mati Mereka!

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved