Virus Corona
Mata Merah Gejala Corona, Peneliti Amerika Paparkan Hasil Temuannya, Anda Sebaiknya Tahu Ini
Konjungtiva merupakan lapisan jaringan transparan dan tipis yang melapisi kelopak mata bagian dalam dan menutupi bagian putih mata.
"Pasien-pasien ini harus mendapat perawatan tepat untuk diagnosis dan pencegahan penularan yang tepat," imbuhnya.
Alfred Sommer, seorang profesor epidemiologi dan kesehatan internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg di Baltimore, menulis editorial yang menyertai penelitian ini.
"Ini adalah peringatan bagi orang-orang, konjungtiva bisa menjadi sumber infeksi yang mungkin menyebar ke orang lain," ujar dia.
• Kisah Kakak dan Adik Pilih Karatina Mandiri di Sebuah Gubuk, Agar Virus Corona Tak Nular ke Keluarga
Itu berarti (Covid-19) bisa menyebar melalui air mata orang.
Ketika dokter memeriksa mata, atau bahkan saat seseorang menggosok matanya.
Hal tersebut bisa menyebabkan mereka mendapatkan virus corona di jari-jari mereka dan kemudian menyentuh orang lain, kata Sommer.
Ia mencatat, pedoman dari American Academy of Ophthalmology merekomendasikan pemeriksaan mata rutin sebaiknya tidak dilakukan selama pandemi.
Tentu saja, imbuh Sommer, keadaan darurat yang memengaruhi penglihatan seseorang masih perlu segera diobati.
"Orang-orang bisa menunggu satu atau dua bulan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin," ucap Sommer.
"Anda bisa mendapatkan kacamata baru kapan saja, Anda tidak harus melakukannya di tengah pandemi," tandasnya.
Dilansir cdc.gov, gejala corona muncul pada 2 hingga 14 hari setelah seseorang terpapar.
Perhitungan ini berdasarkan masa inkubasi virus MERS.
Berikut gejala corona menurut cdc.gov:
- Mengalami demam
- Batuk
- Sesak napas
• Gara-gara Virus Corona, Benarkah Gaji ke-13 dan THR Bagi PNS Terancam Ditiadakan Tahun Ini? Begini