Berita Nasional

Ada yang Mendadak Merasa Demam Usai Baca Berita Virus Corona? Jangan Panik, Anda Alami Psikosomatik

Ada yang Mendadak Merasa Demam Usai Baca Berita Virus Corona? Jangan Panik, Anda Alami Psikosomatik

Editor: Andreas Eko Prasetyo
https://www.rmit.edu.au
Ilustrasi Psikosomatik 

Ada yang Mendadak Merasa Demam Usai Baca Berita Virus Corona? Jangan Panik, Anda Alami Psikosomatik

TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona di Indonesia terus jadi sorotan dengan jumlah pasien positifnya yang terus bertambah.

Sejak awal tahun 2020 hingga Maret 2020, berita mengenai virus corona (Covid-19) selalu menjadi trending topic.

Tak heran sebenarnya. Apalagi WHO sendiri telah mengumumkan bahwa virus corona sebagai pandemi.

Artinya ini masalah besar.

Tercatat, hingga hari ini, Senin (23/3/2020), ada 331.273 kasus virus corona di seluruh dunia, dengan 14.450 kematian dan 97.847 pasien dinyatakan sembuh.

Kiai & Dai Diharap Perannya Sosialisasikan Soal Corona di Masjid, Ini Kata Pj Sekda Provinsi Jambi

Provisi Jambi Dapat 100 Unit Alat Rapit Test Corona dari Kemenkes, Prioritas untuk Tenaga Medis

Update Terbaru Virus Corona di Dunia, Lebih dari 378 Ribu Terinfeksi Covid-19, 16 Ribu Meninggal

Dari data tersebut, per Minggu (22/3/2020, ada 514 kasus positif virus corona di Indonesia dengan 48 kematian dengan 29 dinyatakan sembuh.

Melihat hal ini, hampir seluruh kalangan berlomba memberikan informasi terbaik untuk penangan virus corona.

Mulai dari cara mencegah hingga hal sepele seperti cara membersihkan rumah yang benar.

Namun di tengah pandemi virus corona ini, pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:

Misalnya ketika membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba Anda merasa tenggorokan Anda gatal, nyeri, dan merasa agak sedikit meriang padahal suhu tubuh Anda normal?

Ini 15 Herbal Mengesankan dengan Aktivitas Antivirus, Salah Satunya Jahe dan Peppermint, Mau Coba?

Update, ODP Covid-19 di Kabupaten Tanjab Barat Bertambah Satu Orang

Rumah Ayu Ting Ting Dilempari Celana Dalam dan Pembalut Bekas, Sosok Ini Sebut Sang Artis Disantet

Atau Anda merasa suhu tubuh Anda sedikit naik dan berpikir 'ah apakah aku demam?'?

Jika iya, jangan khawatir.

Jika Anda selalu berada di rumah selama seminggu terakhir, sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan, maka tidak apa-apa.

Sebab, reaksi ini dikenal sebagai psikosomatik dan umum terjadi di tengah pandemi atau wabah seperti ini.

Apa itu psikosomatik?

VIDEO: Jauh Sebelum Covid-19 Serang Indonesia, Warga di Pranan Sukoharjo Sudah Terapkan Stay at Home

VIDEO : Tahapan Penderita Gejala Covid-19, Hari Pertama seperti Masuk Angin, ke-9 Mulai Sesak Napas

Update Virus Corona Selasa (24/3) Malam, 686 Kasus Positif dan 55 Orang Meninggal

VIDEO : Tak Ikut Ambil Langkah Lockdown Hadapi Corona Presiden Jokowi Ungkap Alasan Larang Karantina

Dilansir dari kompas.com pada Senin (23/3/2020), gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.

Sebagian besar gangguan psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.

Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi itu sangat bervariasi dari orang ke orang. 

Faktor mental juga mempengaruhi beberapa titik di tubuh.

Misalnya merasakan sesak dan sakit dada, namun secara fisik tidak ditemukan adanya indikasi gangguan di jantung atau paru-paru.

Umumnya penderita psikosomatik berusia muda, dan didominasi wanita. Pemicunya adalah stres.

Meski Hasil Lab Pejabat Tebo yang Dinyatakan Positif Belum Resmi Keluar Anak & Isteri Ikut Diisolasi

Lengkap! Ketentuan Kelulusan SD, SMP, SMA dan SMK setelah UN 2020 Dibatakan karena Corona

Raffi Ahmad Kumpulkan Dana untuk Bagikan 3000 Makanan Gratis ke Tenaga Medis di Yogyakarta dan Solo

Sebagai contoh, ketika merasa cemas dan stres, detak jantung menjadi cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.

Ketika kita cemas, gejala fisik meningkat akibat meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.

Otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penyakit.

Biasanya, dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin mempengaruhi timbulnya penyakit.

Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, kita perlu menjaga kondisi mental.

Hindari stres, buat pikiran tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, dan selalu berpikiran positif.

Pikiran mempengaruhi fisik

Ingat, pikiran dapat berpengaruh pada tubuh.

Pikiran dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, saat kita merasa takut.

Lakukan Pembatasan Kontak Fisik Terkait Covid-19, PLN Jambi Alih Layanan Melalui Pintu Online

Kesaksian Romo Deni Nuwa Atas Si Kepala Batu yang Bikin 5400 Orang Meninggal di Italia

BREAKING NEWS Meski Belum Pulang, 49 Anggota DPRD & Staf yang Kunker Ke Palembang Masuk Daftar ODP

Misalnya, ketika kita takut atau cemas kita sering merasa:

- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar-debar.

- Merasa mual.

- Gemetar (tremor).

- Berkeringat.

- Mulut kering.

- Sakit dada.

- Sakit kepala.

- Pernapasan susah diatur

Gejala-gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika cemas/khawatir.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Psikosomatik, Cemas Berlebih yang Bikin Sakit Fisik")

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved