Sarjanakan Dua Anak dari Jualan Es di Perantauan, Bapak Ini Tak Pernah Ngaku, Takut Anak Malu
Ia telah bertekad sejak jauh hari, bahwa anak-anaknya harus bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Selama ini, Tobiin selalu merahasiakan profesinya dari keluarga maupun para tetangganya di kampung.
• Istri Bersimbah Darah Ditusuk Suami sang Bos Asal Hongkong, Warga Dengar Jeritan Gadis Tengah Malam
• Sarita Abdul Mukti Kini Dapat Calon Suami pengganti Faisal Harris? Seteru Jennifer Dunn Tegaskan Ini
"Tapi selama ini keluarga saya enggak ada yang tahu saya kerja apa. Sampai anak pertama dan kedua saya pada kuliah di Jakarta juga saya enggak ngaku kerja apa," ungkap dia.
Tobiin tak memungkiri bahwa pekerjaan yang saat ini ia jalani, membuat dirinya tak percaya diri.
Ia pun selalu diliputi rasa khawatir bahwa anak-anaknya patah semangat begitu tahu pekerjaan aslinya selama ini.
"Anak pertama saya, Hayatullah sekarang sudah kerja tadinya dia kuliah di UIN. Selanjutnya, anak kedua saya, Nahib lagi kuliah semester 7 di Universitas Mercu Buana. Nah kalau si bungsu, Halimah sedang ikut-ikut tes masuk kuliah," katanya.
"Saya cuma takut kalau jujur mereka semua malu. Selain itu mereka jadi kasihan sama saya dan enggak kepingin kuliah. Yang saya takutin mereka malah berucap saya mau bantu bapak aja," bebernya.
"Itu yang enggak mau saya dengar. Biarpun saya bodoh, anak-anak saya harus maju," tambah dia.
Sebenarnya, Tobiin bukanlah tipikal pria yang tertutup. Namun, keadaan memaksanya menutup rapat rahasia tersebut selama belasan tahun demi kebaikan bersama.
Dulunya, saat Tobiin memiliki pekerjaan yang menurutnya jelas, ia terbuka kepada keluarganya perihal profesinya.
Sebab, dulunya Tobiin merupakan seorang guru agama di salah satu sekolah di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Dulu dibayarnya per jam. Bayarannya murah, akhirnya saya hanya bertahan sampai dua tahun. Habis itu saya dagang nasi goreng di Pasar Minggu. Karena capek dan sudah menua, saya tutup usai 10 tahun berjualan,” ujarnya.
"Kemudian ikut orang dagang roti sampai ke es kue ini. Akhirnya bertahan sampai sekarang," katanya.
Bagi Tobiin, apapun profesi pekerjaannya, ia sudah bertekad bulat akan menguliahkan ke-3 anaknya.
Untuk itu, sawah dan kebun sekira 8.000 meter yang ditanami pala, cengkeh dan bumbu dapur lainnya, terus ia pertahankan.
"Kalau kuliahin anak dari jualan es kue aja mana bisa. Kan sehari paling banyak juga cuma Rp 50 ribu. Itu pun belum dikurangi setoran, makan dan lain sebagainya. Makanya saya tetap kerja begini supaya untuk kehidupan sehari-hari dari uang jualan aja. Sementara hasil kebun sama sawah fokus untuk keluaraga aja," ungkapnya.
• Artis Nanie Darham Pemain Air Terjun Pengantin Nyambi Jadi Pengedar Narkoba
• Kronologi Suami Jual Istri di Pasuruan - Istri Tak Puas hingga Penuhi Fantasi Liar Hubungan Badan