Beda Gaya Hadapi Klaim China Atas Natuna, Mantan Menteri Susi Geram, Menhan Prabowo: Cool Aja Santai
Kegeraman Susi Pudjiastuti pada kapal China yang melakukan kegiatan ilegal di Laut Natuna memuncak, minta Presiden Jokowi lebih tegas. Susi Pudjiastu
TRIBUNJAMBI.COM- Kegeraman Susi Pudjiastuti pada kapal China yang melakukan kegiatan ilegal di Laut Natuna memuncak, minta Presiden Jokowi lebih tegas.
Susi Pudjiastuti meminta pemerintah membedakan mana investasi, pencurian, dan pesahabatan antarnegara.
Pasalnya, tindakan tegas harus diambil kepada Beijing yang bahkan mendaulat jika Laut Natuna adalah miliknya.
• Viral Video Camat Marahi Relawan Saat Banjir, Anak Buah Anies Baswedan Akui Lelah dan Emosi Sehingga
• Ramai #NatunaBukanNacina, Mantan Menteri Susi: Persahabatan Negara Tidak Boleh Lindungi Pencuri Ikan
• Nikita Mirzani Sebut Rumah Mewahnya Bau Ikan Asin, Muzdalifah Pamerkan Ranjang Tidur Berhias Emas
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, kembali melontarkan pernyataan menanggapi kisruh di Laut Natuna antara pemerintah Indonesia dan China.
Dikatakannya, pemerintah Jokowi perlu bersikap tegas pada China yang jelas-jelas melanggar kedaulatan Indonesia.
Diketahui, kapal-kapal nelayan China yang dikawal coast guard mereka melakukan aktivitas ilegal di Natuna.
Pemerintah Beijing lewat Kementerian Luar Negeri bahkan mengklaim kalau kapal nelayan dan coast guard tak melanggar kedaulatan Indonesia.
• Ramalan Cuaca Hari Ini Potensi Hujan Lebat dan Angin di Sejumlah Daerah, Cek Kondisi Wilayahmu!
• Geger Mayat Siti Aminah Ditemukan Terpotong-potong dan Membusuk di Dalam Cool Box dan Kulkas
• Suami Baru Lina Teddy Ungkap Kejadian Jelang Mantan Istri Sule Meninggal Dunia, Sempat Salat Lalu
Susi menyebut langkah diplomatis yang diambil pemerintah kurang tepat.
Dikatakan Susi, hubungan baik Indonesia-China di bidang ekonomi, khususnya investasi, bukan alasan untuk bersikap tegas pada Beijing.
"Pisahkan dan bedakan Pencurian Ikan dengan Investasi!. Bedakan pencurian ikan dengan persahabatan antar negara," tegas Susi seperti dikutip Kompas.com dari akun twitter resminya, Sabtu (4/1/2020).
Menurut pemilik maskapai Susi Air ini, apa yang dilakukan China dengan sengaja melindungi aktivitas penangkapan kapal nelayan mereka di Natuna jelas melanggar kedaulatan Indonesia.
Dalam hubungan bilateral Indonesia-China, lanjut Susi, perlu ada pemisahan tegas dengan pelanggaran kedaulatan.
Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar exclusive economic zone (ZEE) Indonesia dan melakukan kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUUF).
• Kronologi Lengkap Pemuda Mabuk Tebas Sepupu dan Ibunya di Bali Pakai Pedang, Berawal dari Cekcok
• Biaya Perbaikan Jok Mobil yang Terendam Banjir, Harga Mulai Rp 2.5jutaan
• Siapa Sebenarnya Patricia Mayoree, Dijuluki Crazy Rich Surabaya,Nikita Mirzani Sebut Teman Luna Maya
• Apa Sebenarnya Leptospirosis, Penyakit yang Ditularkan Melalui Kencing Tikus Pasca Bencana Banjir
"Tangkap dan tenggelamkan kapal yg melakukan IUUF. Tidak ada cara lain. Wilayah EEZ kita diakui UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea). Bila dari tahun 2015 sampai dengan pertengahan 2019 bisa membuat mereka tidak berani masuk ke wilayah ZEE kita. Kenapa hal yang sama tidak bisa kita lakukan sekarang," tulis Susi.
Respon Menhan Prabowo