Citizen Report

Waspada! Umur 20 tahun Obesitas Mulai Menghantuimu, Ini Hal yang Perlu Diketahui

Obesitas yang tidak tertangani dengan baik di masyarakat akan mendatangkan penyakit-penyakit serius, seperti penyakit ...

THINKSTOCKPHOTOS
Olahraga untuk membakar kalori 

*Oleh: Hyraianda Essyana Kinzki

DI era modernisasi sekarang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kejadian obesitas terus meningkat. Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018 menunjukkan bahwa prevalensi angka obesitas orang dewasa di penelitian tahun 2018 telah mencapai angka 21.8%.

Obesitas menjadi masalah yang harus ditangani lebih serius lagi.

Tips Turunkan Gula Darah Dalam 3 Hari Bagi Penderita Diabetes & Kolesterol Bisa Coba

BERITA Gembira Bagi Penderita Diabetes, WHO Rekomendasikan Makanan Ini Paling Baik Dikonsumsi

Alami Obesitas, BB Sungadi Capai 114 Kg, Benarkah Air Es Jadi Penyebabnya?

Banyak faktor pendukung terjadinya obesitas pada tubuh dan salah satunya adalah ketidaktepatan pola makan serta aktivitas fisik yang kurang.

Obesitas yang tidak tertangani dengan baik di masyarakat akan mendatangkan penyakit-penyakit serius, seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit degeneratif, dan penyakit kronik lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Pusparini (2007) tentang obesitas sebagai faktor risiko munculnya penyakit degeneratif.

Penyakit-penyakit ini sangat membahayakan tubuh karena sulit untuk disembuhkan jika telah menyerang tubuh pada tingkat yang lebih lanjut.
Ketika menginjak usia 20 tahun banyak faktor pendukung terjadinya obesitas tubuh.

Mengapa? Karena di fase ini masa pertumbuhan mulai terhenti sehingga ketika tubuh tidak diikuti oleh latihan fisik yang cukup akan mengakibatkan peningkatan timbunan lemak yang berujung mendatangkan obesitas tubuh.

Kapan tubuh dikatakan mengalami obesitas?

Dalam penentuan obesitas tubuh dapat dihitung menggunakan IMT (indeks masa tubuh), dengan rumus perbandingan berat badan (Kg) dibagi dengan tinggi badan (meter) yang dikuadratkan.

Kemudian nilai IMT tersebut diinterpretasikan atau dikategorikan dalam standar pengkategorian.

Jika nilai IMT menunjukkan angka 27, maka dikategorikan dalam kondisi obesitas.

Penentuan standar nilai tersebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Berdasarkan penelitian Flegal (2016) di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa IMT dengan ukuran lemak tubuh memiliki korelasi yang tinggi. Artinya ada keterkaitan yang berpengaruh, tetapi ada kondisi-kondisi khusus yang menunjukkan bahwa keterkaitannya tidak selalu diartikan sebagai penyebab gangguan kesehatan tubuh.

Benarkah terkait pola makan?

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved