Kisah Pembunuh Bayaran
BEGINI Teknik Iwan Cepi Mendapat Orderan, Kisah Pembunuh Bayaran Paling Ditakuti di Indonesia
TRIBUNJAMBI.COM - Barangkali sosok Iwan Cepi Murtado masih asing di telinga publik. Tapi sepak terjangnya
Kelompok ini dianggap sebagai organisasi kriminal paling brutal di Rusia.
Dari sembilan terdakwa yang dihadirkan di persidangan, Andrey mengaku mengenal enam di antara mereka.
Andrey membenarkan dia geng kriminal yang berbasis di wilayah Pushkimo, Moskwa, itu mengontrak dirinya untuk membunuh para pesaingnya.
Target pertama Andrey untuk kelompok geng ini adalah seorang bos mafia di kota Miass, sebuah pusat industri di Pegunungan Ural.
• PetroChina Serahkan Bantuan Beasiswa Rp 1 Miliar untuk Ratusan Siswa Tanjab Timur
Namun, sebelumnya dia juga pernah menjual jasanya untuk geng kriminal lain yang dikenal dengan nama Lokomotiv.
Andrey bukan hanya berperan sebagai pembunuh, tetapi juga ikut mendirikan geng itu di kota kelahiranya, Kurgan.
Dia pindah ke Moskwa pada 1995 saat kapitalisme mulai mengubah Rusia di bawah pemerintahan Boris Yeltsin dan di masa kejayaan mafia.
Kemudian Andrey pindah ke kota Perm dan Rostov-on-Don, dan sesekali masih bekerja sebagai pembunuh bayaran.
Namun, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bersembunyi dan bekerja sebagai penagih utang.
• Gara-gara Tidak Perawan Atlet Senam Dipulangkan Dari SEA Games 2019, Kemenpora Angkat Bicara!
Seperti dikabarkan harian Kommersant, sebelum membunuh biasanya Andrey mengamati buruannya selama beberapa hari untuk mengetahui rutinitasnya.
Setelah melakukan pengamatan, Andrey biasanya melakukan pembunuhan saat korbannya keluar dari mobil atau meninggalkan sebuah gedung.
"Saat semua siap, saya berbicara kepada Mikhail Purtov (pemimpin mafia Rusia) tentang detail bagaimana saya akan menjalankan tugas dan meminta seseorang mengemudikan mobil," kata dia.
"Pengemudi itu menggunakan mobil yang khusus dibeli untuk pekerjaan tersebut dan dia akan mengantar dan menjemput saya dari lokasi pembunuhan," tambah Andrey.
Sebelum melakukan pekerjaannya, Andrey terlebih dahulu membuat dirinya tak mudah dikenali.
"Saya menciptakan sosok manusia pada umumnya, mengenakan kaca mata, topi, atau syal. Saya mendekati sasaran, menembaknya, dan pergi," papar Andrey.
• Perderita HIV/AIDS di Sarolangun Meningkat, 8 Orang Masih Berobat di RS Sarolangun
"Saya kemudian pergi ke sebuah bangunan permukiman terdekat, berganti pakaian, membuang pakaian kerja, dan langsung menuju ke mobil," tambah dia.
Biasanya, lanjut Andrey, mobil penjemput sudah menunggu di jarak yang sudah ditentukan disesuaikan dengan kondisi kerjanya.
"Idealnya, pergi dari lokasi pembunuhan membutuhkan waktu maksimal tiga menit. Namun, terkadang penundaan terjadi," ujar dia.
Untuk melakukan pembunuhan biasanya Andrey menerima upah 5.000 dolar AS atau hampir Rp 70 juta untuk satu pekerjaan.
Namun, tak jarang, Andrey meminta pengguna jasanya memberi dia paspor baru. Sejauh ini tak diketahui berapa upah yang diterimanya saat ini.
Setelah tertangkap pada 2009, Andrey Vershinin dijatuhi hukuman penjara 19 tahun.
• Link Live Streaming dan Live Score SEA Games 2019 Timnas Indonesia U23 Vs Vietnam
Artinya dia berpotensi bebas dalam 10 tahun mendatang.
Meski demikian, Andrey diyakini akan sulit menjalani hidup di luar penjara akibat kesaksiannya yang memberatkan sejumlah pelaku kriminal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembunuh Bayaran Rusia Ungkap Cara Habisi 40 Orang Targetnya",