Kisah Pembunuh Bayaran

BEGINI Teknik Iwan Cepi Mendapat Orderan, Kisah Pembunuh Bayaran Paling Ditakuti di Indonesia

TRIBUNJAMBI.COM - Barangkali sosok Iwan Cepi Murtado masih asing di telinga publik. Tapi sepak terjangnya

Editor: ridwan
IST
Iwan Cepi Murtado 

TRIBUNJAMBI.COM - Barangkali sosok Iwan Cepi Murtado masih asing di telinga publik. Tapi sepak terjangnya sangat mencengangkan.

Memang diakui bahwa, sosok Iwan tidak lebih dari seorang pria 76 tahun yang wajahnya sudah keriput dan sedang berusaha berserah diri kepada Tuhan atas segala yang telah ia perbuat saat masih muda.

Ya, Iwan punya kehidupan begitu kelam di masa lalu. Ia dulunya seorang pembunuh bayaran yang dikenal bengis saat beraksi.

Malah, Iwan disebut-sebut sebagai pembunuh bayaran paling ditakuti di Indonesia.

 

Adik Ahok Beberkan Rahasia Buruk Kakaknya, Fifi Bongkar Kebohongan BTP Nikahi Puput Nastiti Devi

Dalam sebuah wawancara tayangan On The Spot Trans 7 pada November 2017 lalu, Iwan menjelaskan seperti apa masa lalunya dan bagaimana ia sekarang menjalani hidup.

Sebagai informasi, Iwan adalah anak dari Murtado, seorang jawara Betawi yang dikenal dengan sebutan 'Macan Kemayoran'.

Sebelum menjadi pembunuh bayaran, Iwan pernah menjadi seorang tentara selama delapan tahun.

ia kemudian memutuskan keluar karena merasa tidak disiplin.

 

"Kalau keluar, saya memang lupa dengan kedisiplinan saya," kata Iwan dalam wawancara di tayangan On The Spot.

Ini Dampak Psikologis Anak Korban Pelecehan Seksual, Butuh Pendampingan dan Terapi

Pekerjaan sebagai pembunuh bayaran pun dilakoninya.

Segala pengalamannya saat jadi tentara membuat Iwan tidak begitu kesulitan dalam menghilangkan nyawa orang lain.

Dalam wawancaranya, Iwan menjelaskan bagaimana tekniknya saat mendapat orderan untuk membunuh seseorang.

Iwan selalu melakukan pengamatan terhadap calon korban selama beberapa hari, bisa sampai satu minggu.

CATAT! 25 Instansi Pusat dan Daerah yang Membuka Pendaftaran CPNS 2019 Hingga Desember!

Ia mempunyai cara sendiri dalam melaksanakan tugas, tidak mau orang yang memerintahnya ikut campur untuk urusan eksekusi.

Menurut On The Spot, target Iwan biasanya adalah orang-orang kaya yang dianggap menjadi pesaing orang yang memberikan orderan.

 

"Itu ada satu perjanjian. Kalau saudara menyuruh saya, di lapangan jangan ikut campur," kata dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved