Kisah Militer RI
Bonyok-bonyok, Maling Masuk Rumah Pasukan Elite Bertopeng Tengkorak, Satu Tewas oleh Peluru Kopaska
Bonyok-bonyok, Maling Masuk Rumah Pasukan Elite Bertopeng Tengkorak, Satu Tewas oleh Peluru Kopaska
Bonyok-bonyok, Maling Masuk Rumah Pasukan Elite Bertopeng Tengkorak, Satu Tewas oleh Peluru Kopaska
TRIBUNJAMBI.COM - Cerita satu ini bukan kisah baru, melainkan kisah nyata yang sudah cukup ramai dibicarang beberapa tahun sebelumnya.
Semua cerita berawal dari komplotan maling rumah kosong yang salah masuk sasaran yang disatroninya.
Kisah satu ini nyata, terjadi di Surabaya. Bukan cerita baru, namun dari cerita ini menegaskan bahwa jangan cari masalah dengan pasukan elit Indonesia.
Salah satunya pasukan elite TNI AL yang harus kedatangan 'tamu' tidak di undang ke rumahnya, ya dia merupakan seorang maling.
• SUKSES Besar Kopassus, Denjaka & Kopaska Bebaskan Sandera Kapal Sinar Kudus: SBY Sempat Tidak Yakin
• Dikejar Sampai Mati! Begini Jika Kopassus, Kopaska, Denjaka Bersatu Lawan Perompak Ganas di Somalia
• Penyamaran Tingkat Tinggi Kopaska Berhasil, Anggota GAM yang Ambil Tebusan di Bank Terkecoh
Komplotan maling ini nampaknya salah memilih sasarannya dalam menjalankan aksi.
Hal itu berujung jadi sebuah kesialan untuk komplottan maling tersebut, rumah siapakah yang disatroni mereka.
Maling kadang tak pandang mangsa, ada sasaran empuk, lengah langsung sabet, namun kali ini ia kena batunya, mencuri di “kandang Macan”.
• Inul Daratista Bawa Berlian di Tas Senilai Rp1 M, Nia Ramadhani: Enak Banget ni Orang Ngomongnya
• VIDEO 7 Manfaat Biji Bunga Matahari untuk Kecantikan Kulit, Atasi Tanda-tanda Penuaan - Kulit Kering
• Harga Produksi Pertanian Naik, Terjadi Deflasi 1,04 Persen di Wilayah Perdesaan Jambi
• Ingatkan Dampak Negatif Kemajuan Teknologi, Bupati Pimpin Peringatan Sumpah Pemuda
• VIDEO Pendaftaran CPNS 2019 Dibuka 11 November, Ini 5 Instansi Pusat dan Daerah Formasi Terbanyak
Apes, pasalnya ia menjalankan aksinya di rumah anggota tentara yang memiliki kualifikasi pasukan khusus TNI AL, Kopaska yang tinggal dikawasan Jl. Simorejo,Simomulyo, Surabaya dini hari tadi Rabu, (5/7).
Demi melindungi dirinya dari ancaman pelaku pencurian dan kekerasan yang terjadi dirumahnya, Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo dengan terpaksa melepaskan tembakan kearah para pencuri hingga mengakibatkan salah seorang pencuri meninggal dunia
Menurut Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Danpomal) Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V) Letkol Laut (PM) Khoirul menegaskan bahwa kasus tersebut tengah ditangani dan ditindaklanjuti oleh Pomal Lantamal V dan Polsek Sukomanunggal, Surabaya.
Kronologis kejadian berawal pada hari Rabu sekitar pukul 01.10 WIB, rumah Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo yang jabatan sehari-hari Perwira Operasi Pengajaran Sekolah Komando Pasukan Katak (Sekopaska) Kodiklatal didatangi 3 orang dengan menggunakan 2 sepeda motor.

Kemudian 2 orang dari mereka membongkar pagar rumah sedangkan yang seorang bertugas mengamati lingkungan sekitar perumahan tersebut.
Pencuri berhasil membawa keluar motor jenis Honda Beat milik prajurit AL tersebut dari garasi, mendengar suara gaduh di garasi rumahnya, Mayor Laut Tunggul keluar dari lantai dua sambil membawa senjata.
Melihat kendaraanya dicuri dari garasi dengan spontan Mayor Tunggul memberikan tembakan peringatan.
Namun salah satu dari 3 pencuri tersebut mengeluarkan pistol dari balik jaketnya, dengan terpaksa perwira TNI AL itu mengarahkan tembakan kearah salah satu pelaku untuk melindungi diri mengingat salah satu pelaku membawa senjata api berjenis pistol.
• Trans Koja Bikin Nyaman seperti Bus Tayo, Mau Coba Keliling Jambi?
• Calon Khawatir Pemilih Berkurang, Pilkades di Muarojambi Digelar Serentak Senin 11 November
• VIDEO: Bambang Kaget saat Muslim Pingsan di Pengadilan, Terdakwa dari SMB
• Tanjab Timur Butuh Banyak Guru, 197 Formasi CPNS Disetujui Kemen PAN-RB
• Hanya Taktik Benny Moerdani, Komandan Kopassus yang Bisa Buat Special Air Service Inggris Ketakutan
Pencuri yang beraksi di rumah anggota Kopaska TNI AL (Dispenal)
Akibat tembakan tersebut, pelaku pencurian melarikan diri dan akhirnya diketahui meninggal dunia setelah lari lebih kurang sejauh 70 meter, pada upaya pelariannya, pelaku tersebut sempat juga dipukul warga sekitar perumahan menggunakan batu bata.
Kedua pelaku lainnya berhasil kabur meloloskan diri, sedangkan barang bukti berupa Honda Beat warna biru Nomor Polisi L 3605 WM yang akan dicuri dan motor pelaku pencurian dengan Nomor Polisi N 6536 HHG tertinggal di depan garasi rumah.
Selanjutnya kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian dengan hadirnya anggota dari Polsek Sukomanunggal pada pukul 01.40 WIB serta pihak TNI AL dengan kehadiran Pomal Lantamal V Surabaya.
PENGIRIM: DISPENAL
Kisah Terbentuknya Komando Pasukan Katak (Kopaska)
Untuk merekrut anggota Komando Pasukan Katak, pada Akhir Januari 1962, Markas Besar AL memanggil sejumlah personel korps pendidikan jasmani AL dengan kepangkatan mulai dari tamtama sampai perwira pertama (Pama).
Jika dijumlah, personel yang terkumpul saat itu mencapai 17 orang, dengan pangkat mulai dari kopral sampai kapten.
Mereka kemudian diwajibkan ikut dalam tes Lapsi AL dan kesamaptaan, termasuk di dalamnya tes menyelam selama beberapa menit (decompresion chamber).

Dari hasil seleksi ternyata hanya ada 12 orang yang dinyatakan lulus.
Awal Februari 1962 mereka mulai melaksanakan latihan fisik sekaligus juga menjalani pendidikan ke-Kopaska-an.
Pelatihan diberikan oleh para senior TNI AL yang pernah mendapat pelatihan khusus di AS, yakni Mayor O.P Koesno, Mayor Urip Santoso, dan Mayor Emil Joseph.
Pelatihan dan pendidikan yang kemudian diberikan meliputi penyelaman ringan dengan alat pemyelam khusus (SCUBA),
penggunaan bahan peledak di dalam air, renang jarak jauh siang/malam, latihan peledakan bawah air/darat dalam rangka pembersihan tumpuanpantai pendaratan, teknik sabotase, menembak menggunakan pistol, dan taktik prosedur pelarian.
Pendidikan dan latihan itu khusus itu sebenarnya merupakan bagian dari perjalanan pembentukan Grup Instruktur.
Seiringan dengan perjalanan waktu pelaksanaan pelatihan, para personel Grup Instruktur ditempatkan di Hotel Thamrin, Tanah Abang, Jakarta.
Suatu penyediaan fasilitas yang sebenarnya cukup ‘wah’ pada saat itu tapi sebenarnya juga karena memiliki tujuan dan alasan khusus.
Yakni dengan alasan menjaga kerahasiaan, dan identitas mereka saat juga disamarkan.
Oleh karenanya di lingkungan hotel mereka tidak berperilaku seperti tentara.
Sementara untuk pendidikan dan pelatihan bawah air, mereka diarahkan untuk menggunakan koam renang Gelora Senayan.
Meski waktu itu kolam renang tersebut baru saja rampung dibangun dan masih ada sedikit pekerjaan pembenahan di sana-sini.
Tanggal 31 Maret 1962, ketika para calon instruktur Kopaska itu sedang asyik latihan , suatu inspeksi yang dilakukan secara mendadak mengejutkan mereka.
• Setara Menteri, Yusril Ihza Mahendra Digadang Duduki Jabatan Ini dari Jokowi, Pihak PBB Buka Suara
• Isi Pesan Wako Syarif Fasha saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
• Kopassus Dihina Media Thailand, Selang Beberapa Jam Aksi Cepatnya Selamatkan Sandera Guncang Dunia
• Rayakan Hari Sumpah Pemuda, XL Axiata Selenggarakan Donor Darah Serentak di 7 Kota Sumatera
• INFO PENTING Jambi, 28 Bus Koja Trans sudah Beroperasi, Jauh Dekat Rp 5000 Fasilitas Komplit
• Muslim Pingsan Saat Pembacaan Eksepsi, Kisah Pimpinan SMB Jalani Sidang di PN Jambi
Saat itu Grup Instruktur memang sedang melaksanakan schedule latihan.
Sejumlah pejabat tinggi AL, termasuk di dalamnya Menpangal (Menteri Panglima AL) Laksamana Madya R.E Matadinata, tiba-tiba berkunjung ke Kolam Renang Senayan.
Banyak yang mengira kunjungan itu adalah inspeksi biasa.
Tetapi siapa sangka, pada kesempatan itu Laksamana Martadinata ternyata langsung mengadakan upacara sederhana dalam rangka meresmikan berdirinya Komando Pasukan Katak Angkatan Laut.

Mekipun masih belum percaya, semua personel Grup Intruktur yang hanya bercelana pendek dan mengenakan kaus tanpa sepatu segera berbaris rapi untuk menyelenggarakan upacara peresmian berdirinya Kopaska.
Belakangan baru ketahuan alasan peresmian berdirinya Kopaska yang unik itu karena mereka akan segera ditugaskan dalam misi militer Operasi Trikora demi membebaskan Irian Barat (1962-1964) yang kemudian berhasil secara gemilang. (Intisarionline/Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus TNI AL 2012)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: