Human Interest Story
Kisah Amiruddin Dampingi Anak-anak Terdampak Karhutla, 'Saya Turun Seperti Ini dari 1988'
Yang ia lakukan bersama anak-anak tersebut merupakan salah satu upaya pemulihan trauma bagi korban terdampak bencana kabut asap akibat kejahatan kebak
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Pola trauma healing lewat program PSP itu sendiri adalah dengan cara mengajak anak-anak aktif bermain, bersenang-senang dengan tujuan menguatkan mental dari kondisi yang dialami saat itu.
"PSP dalam satu bencana tujuannya untuk membangkitkan mental atau melakukan trauma healing anak-anak korban bencana," katanya.
"Kita ajak bergembira, bermain dan bergembira untuk menghilangkan trauma," sambungnya.
Amiruddin terlibat aktif membantu korban terdampak bencana sejak tahun 1988. Berbagai kejadian bencana alam ia datangi untuk membantu para korban.
"Saya turun seperti ini dari tahun 1988. Bencana di Kerinci, Lampung, Palu itu selalu kita lakukan ketika datang ke lokasi," katanya.

Ia bergabung di PMI Jambi sejak usia masih belasan tahun.
"Ada kepuasan sendiri meski meninggalkan kenyamanan di rumah ketika bisa membantu orang yang memang membutuhkan," pungkasnya.
Tedjo Sukmono Ketua Bidang Bencana dan Pelayanan Sosial PMI Provinsi Jambi mengatakan, setidaknya ada tujuh desa di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi yang didatangi oleh PMI Provinsi Jambi.
Kehadiran PMI untuk membantu korban kabut asap, sejak 21 September 2019 lalu sejumlah pos relawan didirikan.
Selain program PSP ada rumah oksigen, layanan kesehatan, pembagian nutrisi untuk anak dan lansia hingga fasilitas layanan kesehatan gratis serta pembagian air bersih. (Dedy Nurdin / Tribunjambi.com)
VIDEO: Banjir Air Mata! Ammar Zoni dan Irish Bella Kisahkan Musibah Kehilangan Anak
VIDEO: Kuyang di Samarinda Diusir Pakai Sapu Lidi, Terlihat Bayangan Berkelebat Cepat
VIDEO: Detik-detik Menko Polhukam Wiranto Ditusuk OTK di Banten, 2 Orang Diamankan
Link Cerita Horor Nasib Pembantu yang Lahir Jumat Kliwon Digaji Rp 5 Juta, Tubuh Dela Ditutup Kain