Kantor Desa Pematang Raman Kumpeh Muarojambi Disulap Menjadi Ruang Layanan Oksigen Gratis
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Hampir tiga minggu, kantor desa di Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Hampir tiga minggu, kantor desa di Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi disulap menjadi ruang oksigen, untuk membantu korban terpapar asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Sejumlah ruangan seperti ruangan kepala desa dijadikan tempat penyaluran oksigen. Meja kerja kepala desa pun terlihat digunakan oleh dokter untuk melayani keluhan warga.
Meja yang biasanya digunakan untuk menandatangi berkas pun kini beruah fungsi sebagai tatakan untuk dokter mencatat keluhan warga.
Baca: Kelurahan Dapat Tambahan Rp300 Juta, Bupati Imbau Kelola dengan Baik
Baca: Pelanggan Bisa Makin Sesukanya, Telkomsel Hadirkan Paket OMG
Baca: Nilai Ekspor Impor Jambi Menurun, Dipicu Kelompok Pertambangan dan Perkebunan
Kursi tamu yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu tak luput dijadikan sebagai kursi antrean warga yang memegang nomor urut antrean.
Ruang tengah yang berisi lemari dikosongkan agar lapang, tikar dibentang sebagai alas duduk puluhan lanjut usia dan anak-anak menunggu giliran.
Menghadap kursi dan meja yang ditempati tim kesehatan dari PMI memeriksa tensi dan mencatat keluhan warga.
"Sudah tiga minggu seperti ini," kata Bendahara desa, Zainal Arifin, yang stand by menyambut bantuan dari berbagai komunitas, Sabtu (5/10).
Baca: Pajabat Malas, Sekda Muaro Jambi Minta Kominfo Buka Absen Elektronik
Baca: Solusi bagi Pelaku Industri Kreatif, JNE Jalin Kerja Sama dengan Yukbisnis
Baca: Cadangan Devisa Tergerus, Kurs Rupiah Terkikis 0,18 Persen
Termasuk saat menerima bantuan dari tim penyalur dana kemanusiaan Kompas yang datang pada Sabtu sore itu.
Kata dia, sangat terbantu dengan kedatangan relawan PMI, konunitas dan dokter yang bersedia hadir di sana untuk melayani keluhan warga.
Dalam satu hari lebih dari 100 orang warga desa datang untuk memeriksa kesehatan, mendapat obat atau sekadar meminta diberi oksigen karena gangguan sesak nafas.
Baca: Desak Bupati Temui Gubernur, HMI Minta Cabut Izin Perusahaan yang Biarkan Lahan Terbakar
Baca: Mahrup Pimpin DPRD Tanjab Timur
Baca: Toyota Peduli Pendidikan dan LH, 200 Anak Ikuti Lomba Mewarnai Bertema Go Green
"Kemarin waktu ada dokter spesialis, sehari bisa 300 orang. Itu dari pagi sampai jam 10 malam," katanya.
"Jadi difungsikan untuk ruang oksigen, warga tetap di rumahnya tapi ketika mengeluh sakit atau sesak nafas warga datang ke sini, sebagian ada mengeluh diare dan batuk pilek," sambungnya.
Lokasi kebakaran gambut berada tak jauh dari desa Pematang Raman. Namun untuk menuju lokasi pemadaman dari Pematang Raman tim MPA maupun personel TNI-Polri serta Manggala Agni menggunakan pompong karena tak ada akses jembatan seperti di desa sekitar yang juga dekat lokasi terbakar.
Baca: KPU Tanjab Timur Siap Mulai Tahapan Pilkada Serentak, Berikut Jadwal Pendaftaran hingga Pemilihan
Baca: Atasi Masalah Sampah, DLH Kota Jambi Ajukan Compactor
Baca: Ramai Direkam Warga, Ini Detik-detik Bupati Lampung Utara Di-OTT KPK, Diramaikan Kamera HP Warga
Kabut asap bahkan kerap memaksa 530 kepala keluarga berdiam diri di rumah. Selama satu bulan lebih siswa di desa Pematang Raman tak bisa belajar normal.
"Sampai saat ini warga masih bertahan di rumah dan mengurangi aktifitas. Alhamdulillah belum ada yang sampai dirujuk. Beberapa hari ini agak lumayan asapnya. Sebelumnya siang atau sore hampir sama, sama-sama gelap," pungkasnya. (dnu)
Ikatan Cinta 7 Maret 2021: Andin Kembali, Nino Memastikan Elsa Mengungkap Anak yang Ia Titipkan |
![]() |
---|
Ini Dia 12 Tokoh Elite Politik yang Hadir dalam KLB Partai Demokrat Sumut |
![]() |
---|
Ibu Tinggalkan Ayah yang Sedang Dirawat, Anak Ikuti Diam-diam dan Kaget Melihat Apa yang Terjadi |
![]() |
---|
Kisah Bripka Apriadi Amin, Polisi Bintara Tapi Bergelar Doktor |
![]() |
---|
Persembunyian Senjata Iran Terbongkar, Terkubur di Bawah Tanah Hingga Lima Lapis Beton |
![]() |
---|