BEGINI Ekspresi Pangdam Jaya saat Kena Tilang Polisi Lalulintas, hingga Kapolda Turun Minta Maaf

TRIBUNJAMBI.COM - Dalam menegakkan aturan lalulintas, polantas satu ini tak pandang bulu. Meskipun, sang jenderal

Editor: ridwan
Kompas
Widodo Budidarmo sewaktu menjabat Kapolri tampak sedang melantik Calon Perwira Polri di Pusdik Candi Semarang. (Kompas) 

TRIBUNJAMBI.COM - Dalam menegakkan aturan lalulintas, polantas satu ini tak pandang bulu. Meskipun, sang jenderal melakukan pelanggaran tetap kena tilang.

Sebaliknya sang jenderal yang kena tilang pun tidak mentang-mentang, dia legowo ikut aturan. Dan sikap terpuji sang jenderal inilah pantas menjadi teladan. Seperti yang digambarkan sikap 3 orang jenderal besar di TNI saat ditilang.

Para jenderal itu, meski mereka memegang jabatan penting di TNI, mereka tetap rendah hati.

Baca: Siapa Asiang dalam Pusaran Kasus Suap RAPBD Provinsi Jambi 2018 ini?

Di Indonesia, ada beberapa kisah soal TNI dan Polri yang sering bersinggungan di lapangan ketika menjalankan tugasnya.

Polri menilang anggota TNI di jalanan atau sebaliknya anggota TNI bermasalah dengan anggota Polri.

Kali ini ada kisah positif antara 2 aparat Indonesia tersebut, ketikajenderal TNI kena tilang polisi.

Mereka adalah Mayor Jenderal Bambang Sugeng danMayor Jenderal Poniman yang sempat kena tilang polisi.

Baca: Hanya untuk 17 Tahun ke Atas,  Ini Sebab Film Joker Tak Bisa Ditonton Anak-anak

1. Mayor Jenderal Poniman

Kisah jenderal TNI ditilang polisi pertama dialami olehMayor Jenderal Poniman, saat itu dirinya menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) Jaya.

Dilansir buku Biografi Kapolri Jenderal Widodo Budidarmo yang diterbitkan Mabes Polri, kisah ini terjadi pada tahun 1970an.

Kapolda Metro Jaya saat itu dijabat oleh Mayjen Pol Widodo Budidarmo yang di kemudian hari menjabat sebagai Kapolri.

Ceritanya saat hari libur, Poniman jalan-jalan menyetir mobil sendiri.

Namun kemudian diberhentikan oleh seorang polantas.

Baca: Nekat Curi Hape Buat Bayar Hutang, Aryanto Kini Nginap di Hotel Prodeo Jambi

Poniman yang waktu itu tidak membawa surat kendaraan lengkap menerima saja saat ditilang.

Sang Polantas yang tak mengetahui siapa pria yang disetopnya tersebut lalu menilang Poniman.

Sang jenderal juga enggan memperkenalkan siapa dirinya dan legowo saja saat si Polantas menilangnya.

Namun beberapa hari kemudian Kapolda Metro Jaya meneleponnya.

Dia menanyakan kepada Poniman kebenaran telah ditilang oleh anak buahnya.

Baca: Masih Ada Titik Api di Wilayah Kumpeh

Baca: Berperahu Kelilingi Danau Sipin, Alternatif Wisata Akhir Pekan Bersama Keluarga

 

Kapolda waktu itu Mayjen Widodo sampai meminta maaf karena anak buahnya tak mengenalinya.

Widodo juga memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan uang tilang kepada Mayjen Poniman.

Poniman yang menganggap masalah tersebut telah selesai mengatakan dirinya juga bersalah waktu kena tilang karena tidak membawa surat-surat lengkap.

Widodo yang tetap tidak enak memerintahkan Kepala Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya datang ke Kodam Jaya untuk mengembalikan uang tilang.

Baca: Hujan 30 Menit di Pematang Raman, Warga Harap Tambahan Masker dan Kacamata

Tak bisa bertemu dengan Mayjen Poniman, uang tersebut akhirnya dititipkan kepada ajudannya.

Di saat menjabat Poniman dan Widodo memang terkenal sebagai sosok yang sangat dekat.

Poniman lahir di Surakarta, 18 Juli 1926 dan meninggal di Jakarta, 30 April 2010.

Sementara itu Widodo Budidarmo lahir di Surabaya, Jawa Timur, 1 September 1927 meninggal di Jakarta, 5 Mei 2017.

Widodo Budidarmo juga merupakan mantan Kapolri periode 1974 - 1978.

2. Mayor Jenderal Bambang Sugeng

Kisah jenderal TNI ditilang polisi selanjutnya dialamiMayor Jenderal Bambang Sugeng, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf TNIAngkatan Darat (KASAD).

Baca: Cermati Capaian Kinerja SKPD, Wako AJB Gelar Rapat Evaluasi Realisasi APBD 2019

Bambang Sugeng yang waktu itu berpangkat Mayor Jenderal menurut saja saat diberhentikan seorang anggota polisi.

Dilansir dari buku 'Panglima Bambang Sugeng, Panglima Komando Pertempuran Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949' karya Edi Hartoto dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2012.

Berawal dari Bambang Sugeng yang berkendara sepeda motor di jalanan Yogyakarta pada tahun 1952.

Saat itu Bambang yang getol naik sepeda motor sedang berkunjung ke Yogyakarta, Ia pun meminjam sepeda motor milik Haryadi seorang pelukis di Jogja.

Baca: SIAPA Sebenarnya Jimmy Demianus Ijie? Anggota MPR yang Menangis Saat Ceritakan Konflik Papua

Tanpa menggunakan seragam dan hanya berpakaian sipil Bambang lalu jalan-jalan melaju menggunakan sepeda motor pinjaman tersebut.

Sampai di Perempatan Tugu, di sekitaran Jalan Malioboro Bambang tak sengaja melanggar lampu lalu lintas.

Waktu itu lampu lalu lintas menyala kuning, disangkanya sehabis kuning lampu hijau yang akan menyala.

Bambang pun melajukan kendaraannya, namun bukannya lampu hijau yang menyala ternyata malah lampu merah.

Tak ayal seorang petugas kepolisian yang bertugas di lokasi tersebut langsung menyetop Bambang.

Baca: Video Syur Gadis Manado Tanpa Busana Berdurasi 30 Detik Viral di Facebook dan Whatsapp (WA)

Meski seorang Jenderal dan orang nomor satu di TNI AD namun Bambang menyadari kesalahannya menurut saja saat polisi tersebut menasehatinya.

Seusai panjang lebar menasehati Bambang Soegeng, polisi itu lalu meminta Bambang Sugeng menunjukkan SIM miliknya.

Saat ditunjukkan betapa terkejutnya polisi tersebut mengetahui identitas pria yang disetopnya tersebut merupakan Jenderal TNIAD.

"Siaap Pak!" si polisi spontan langsung berdiri tegak memberi hormat.

Entah apa yang berkecamuk dalam pikirannya ketika dirinya mengetahui yang diberhentikan dan diceramahinya seorang Kepala Staf TNI AD.

Baca: Danau Sipin Jadi Tempat Liburan Keluarga Paling Seru di Kota Jambi

Namun bukannya marah, Bambang Soegeng malah mengaku salah di hadapan anggota polisi tersebut.

Bambang Sugeng juga tak lalu menggunakan kekuasaannya supaya lolos dari hukuman karena melanggar aturan lalu lintas.

"Memang saya yang salah. Saya menerima pelajaran dari Pak Polisi," kata Bambang Sugeng.

Bahkan, kabar tentang Bambang Soegeng yang ditilang polisi tersebut keesokan harinya masuk berita di sebuah koran di Yogyakarta.

Bambang Sugeng merupakan sosok perwira TNI yang memberikan teladan untuk selalu taat aturan dan tidak mentang-mentang berkuasa.

Baca: Kerinci Sudah Diajukan 286 Formasi CPNS, Tahapan Seleksi Dimulai Akhir Tahun

Endang Ruganika, putri sulung Bambang Soegeng mengisahkan hal lain soal kepatuhan ayahnya berlalu lintas.

Saat itu Bambang Soegeng hendak pergi ke Jawa Tengah.

Namun sampai Cirebon, dia baru sadar SIM ketinggalan.

"Bapak menyuruh pembantu pulang ke Jakarta untuk mengambil SIM," tulis Endang dalam buku tersebut.

Dikutip dari Wikipedia, Bambang Sugeng lahir di Tegalrejo, Magelang, 31 Oktober 1913 dan meninggal di Jakarta, 22 Juni 1977 pada umur 63 tahun.

Baca: Akan Dilantik Ketua DPRD Merangin Secara Sederhana

Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Jepang, dan Brasil.

3. Jenderal TNI Dibentak Bintara Karena Salah Parkir

Identitas merupakan hal utama yang harus dirahasiakan oleh seorang intelijen, meskipun pangkatnya jenderal TNI sekalipun.

Pengalaman menarik pernah dialami mayor jenderal (Mayjen) TNIBenny Moerdani yang kala itu tergabung dalam intelijen TNI.

Moerdani yang saat itu berpangkat mayor jenderal TNI, harus menjaga kerahasiaan identitasnya dari personel TNI lain.

Sebagaimana dilansir dari buku 'Pada buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis' yang ditulis Julius Pour.

Cerita itu bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Benny Moerdani mengendarai mobilnya tanpa mengenakan seragam dinas.

Dia berkendara ke kantor yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat.

Setiba di lokasi, ia langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Baca: UNJUK RASA Berujung Ricuh di Jakarta, 1438 Orang Ditangkap dan 380 Orang Jadi Tersangka!

Lokasi parkir itu merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Penjaga itu meminta Benny memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Bagaimana respons Benny Moerdani?

Benny Moerdani diam saja.

Baca: Anggota DPRD Tebo Jadi Tersangka Ijazah Palsu, KPU Masih Tunggu Inkrah

Dia tidak marah dan hanya diam mengikuti perintah marinir tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Pangdam Ditilang Polantas, Kapolda sampai Turun Tangan dan Minta Maaf hingga Kembalikan Uang Tilang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved