Viral Nenek Gendong Jenazah Cucunya Sambil Jalan Kaki, Papasan dengan Polisi dan Diantar

Ternyata, fakta mengungkapkan jika Dian Islamiyati sempat dijemput keponakannya menggunakan motor sebelum berjalan kaki dan ditolong Polsek Cilincing.

Editor: Nani Rachmaini
TribunMataram Kolase/ Instagram/ (KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI)
Dian Islamiyati, nenek yang gendong jenazah bayinya di Cilincing. 

Viral Nenek Gendong Jenazah Cucunya Sambil Jalan Kaki, Papasan dengan Polisi dan Diantar

Waktu itu, Dian tengah menggendong jenazah cucunya yang meninggal di Puskesmas Kecamatan Cilincing.

TRIBUNJAMBI.COM-Fakta nenek viral jalan kaki sambil gendong jenazah cucu yang masih bayi di Cilincing, ternyata sempat dijemput keponakan, tapi motor kehabisan bensin.

Dian Islamiyati (36) viral setelah videonya menggendong jenazah cucunya sambil jalan kaki dibagikan kepolisian Cilincing.

Ternyata, fakta mengungkapkan jika Dian Islamiyati sempat dijemput keponakannya menggunakan motor sebelum berjalan kaki dan ditolong Polsek Cilincing.

Waktu itu, Dian tengah menggendong jenazah cucunya yang meninggal di Puskesmas Kecamatan Cilincing.

BERITA TERPOPULER:

4 Dedengkot KKB Menyerahkan Diri, Ngaku Hidup Menderita, Kelaparan, Kedinginan & Kepanasan di Hutan

Misteri Suara Bayi di Lahan Kosong Paal Merah, Jaelani Tak Bakal Lupa Seumur Hidup

Oknum Guru Ekstrakurikuler di Tebo, Cabuli Muridnya Selama 7 Tahun, Puluhan Siswa Jadi Korban

Dian pun menceritakan bagaimana peristiwa itu terjadi.

Awalnya, anak Dian yang berinisial IAS (16) menjalani proses persalinan di Puskesmas Kecamatan Cilincing pada hari Selasa siang.

Namun proses kelahiran itu bersifat prematur karena bayi yang dikandung IAS diketahui meninggal saat berada di dalam kandungan yang baru berusia 28 minggu.

Setelah kelahiran tersebut, kata Dian, pihak puskesmas langsung memberikan surat kematian cucunya tersebut.

Dian ingin segera membawa jenazah cucunya itu untuk dimakamkan.

Pihak Puskesmas sempat menanyai dirinya bagaimana Dian akan membawa jenazah tersebut.

Ia mengatakan bahwa keponakannya sudah menjemput dirinya menggunakan sepeda motor.

Jadilah Dian dan keponakannya tersebut membawa jenazah cucunya itu menggunakan sepeda motor tersebut.

Namun nahas, sepeda motor yang mereka gunakan mogok di Jalan Akses Marunda.

"Saat itu dalam keadaan macet, di perempatan KBN motor mogok karena kehabisan bensin.

Saya jalan sampai pom bensin. Itu macet banget saya jalan pelan-pelan," kata Dian di rumahnya, Rabu (18/9/2019).

Dian yang panik lantas menggendong jenazah tersebut sambil berjalan kaki, sementara keponakannya itu disuruhnya mengisi minyak di SPBU terdekat.

Sekitar 100 meter berjalan, ia dipanggil oleh tiga orang personil kepolisian.

Polisi tersebut menanyakan mengenai jenazah bayi tertutup kain hitam yang sedang digendong Dian.

Setelah memberikan penjelasan, polisi tersebut lantas mengantarkan Dian ke kediamannya yang berada di Kampung Malaka I, RT 07/RW 12 Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

"Ya sudah terus saya diantarkan sampai ke sini, ke rumah.

Pak polisi itu juga sempat lama di sini, ngobrol-ngobrol," ucap Dian.

Sampai di rumah, Dian langsung menyegerakan pemakaman jenazah cucunya itu.

Akhirnya jenazah cucunya dikuburkan di TPU Malaka pada Selasa malam selepas ibadah shalat isya.

Klarifikasi Paman Viral Gendong Jenazah Keponakan, Akui Puskesmas Sempat Telepon Mobil Jenazah

Supriyadi (40), paman yang viral menggendong jenazah keponakannya yang tenggelam di Sungai Cisadane memberikan klarifikasi atas beberapa berita yang beredar.

Supriyadi tidak menyalahkan pihak Puskesmas Cikokol yang melarangnya memberikan pinjaman mobil ambulans.

Dirinya menyadari bahwa pihak Puskesmas Cikokol hanya menjalankan prosedur.

Dalam keterangannya, Supriyadi mengaku pihak puskesmas telah berusaha memberikan sejumlah nomor telepon agar Supriyadi mendapatkan mobil jenazah untuk membawa keponakannya, Muhammad Husen (9).

Namun, dari nomor-nomor yang diberikan, tidak ada yang merespon permintaan Supriyadi.

Lebih lanjut, dia mengatakan jika pihak puskesmas masih mengusahakan mobil jenazah untuk mengangkut Husen.

Supriyadi, Paman yang menggendong jenazah keponakan di Puskesmas Cikokol, Tangerang.
Supriyadi, Paman yang menggendong jenazah keponakan di Puskesmas Cikokol, Tangerang. (TribunMataram Kolase/ Instagram/ Kompas.com JIMMY RAMADHAN AZHARI)

"Di dalem (puskemas), dia (petugas) lagi hubungin tuh, bilang ke saya 'Pak tunggu sebentar lagi saya hubungi'. Ya udah saya bilang, 'Pak, mohon maaf kalau emang udah enggak bisa lebih baik saya bawa aja'," ujar Supriyadi menceritakan percakapannya dengan petugas puskesmas.

Setelah itu, barulah Supriyadi mengangkat Husen menuju jalan raya agar ia bisa membawa jenazah keponakannya tersebut dengan sepeda motor.

Ia ingin agar jenazah keponakannya itu segera dimakamkan.

Sebelumnya, viral video pria bopong jenazah seorang anak laki-laki yang tewas di Sungai Cisadane karena tak diizinkan pakai ambulans di Tangerang, Wali Kota Tangerang imbau untuk ganti Standar Operasional Prosedur / SOP.

Beberapa waktu belakangan, viral video seorang pria yang diketahui bernama Supriyadi, menggendong jenazah keponakannya (sebelumnya diberitakan anaknya) yang tewas tenggelam di Sungai Cisadane.

Namun, Supriyadi terpaksa menggendong pulang keponakannya tersebut dari puskesmas, lantaran pihak puskesmas tidak mengizinkan untuk menyewakan ambulans yang diperuntukkan orang sakit.

Menanggapi itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah perintahkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk mengubah Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Ambulans.

Pengubahan SOP itu setelah adanya seorang paman yang menggendong jenazah keponakannya lantaran tak diizinkan menggunakan ambulans oleh puskesmas. 

"Saya perintahkan untuk segera diubah SOP-nya dan disosialisasikan karena untuk kepentingan masyarakat dan emergency," kata Arief saat dihubungi, Minggu (25/8/2019).

Arief mengaku selepas mengetahui peristiwa tersebut, ia langsung mempertanyakannya ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Pihak Dinas kemudian mengakui bahwa SOP yang digunakan pada mobil Ambulans di Puskesmas memang diperuntukkan bagi orang sakit dan tidak boleh untuk mengantar jenazah.

viral ayah bopong jenazah putranya di Tangerang
viral ayah bopong jenazah putranya di Tangerang (TribunStyle.com Kolase/ Instagram)

"Memang kita sudah punya mobil jenazah, tapi kalau ke gawat daruratan ya seharusnya bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Ia kemudian mengatakan bahwa peristiwa ini menjadi teguran bagi para aparat dan birokrat di kota Tangerang bahwa seharusnya mereka juga bekerja dengan rasa empati.

Sebelumnya diberitakan seorang pria bernama Supriyadi (40) menggotong jenazah keponakannya yang meninggal karena tenggelam di Kali Cisadane Tangerang.

Supriyadi mengangkat keponakannya dengan berjalan kaki karena ingin segera memakamkan keponakannya tersebut.

Awalnya, ia sempat meminta agar Puskesmas Kecamatan Cikokol menggunakan ambulans yang ada di Puskesmas.

Namun pihak Puskesmas tidak menyanggupi karena ambulans itu ditujukan untuk antar jemput warga yang sakit.

Supriyadi yang pernah bekerja sebagai sekuriti Rumah Sakit memaklumi hal tersebut karena memang itu tertera dalam SOP Puskesmas.

Namun keinginan untuk segera memakamkan keponakannyalah membuat ia berinisiatif menggendong jenazah Muhammad Husen (9) sebelum akhirnya ditolong oleh pengendara mobil.

BERITA TERPOPULER:

4 Dedengkot KKB Menyerahkan Diri, Ngaku Hidup Menderita, Kelaparan, Kedinginan & Kepanasan di Hutan

Misteri Suara Bayi di Lahan Kosong Paal Merah, Jaelani Tak Bakal Lupa Seumur Hidup

Oknum Guru Ekstrakurikuler di Tebo, Cabuli Muridnya Selama 7 Tahun, Puluhan Siswa Jadi Korban

VIDEO: Ini Identitas 3 korban Tewas Kecelakaan di Tol Jagorawi

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

.

 (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Fakta Nenek Jalan Kaki Gendong Jenazah Cucu, Sempat Dijemput Keponakan, tapi Motor Kehabisan Bensin

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved