Berita Muarojambi
Terbawa Angin, Debu Batubara Berterbangan Ke Rumah Warga di Desa Muarojambi
Terbawa Angin, Debu Batubara Berterbangan Ke Rumah Warga di Desa Muarojambi
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deni Satria Budi

Terbawa Angin, Debu Batubara Berterbangan Ke Rumah Warga di Desa Muarojambi
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Hingga saat ini, debu batubara masih beterbangan ke rumah-rumah warga di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi.
Kepala Desa Muara Jambi, Abu Zar menyebutkan, sampai dengan saat ini debu batubara masih menjadi keluhan di desa tersebut.
Hal ini akan lebih terasa ketika perusahaan melakukan aktivitas loading di siang hari dengan angin yang cukup kencang dan membawa partikel debunya ke rumah warga.

"Iya, sampai sekarang debu batubara masih ada. Apalagi kalau siang, perusahaan lakukan loading, angin kencang. Mulailah debunya beterbangan," ungkapnya, Minggu (8/9/2019).
Ia menyebutkan sewaktu perusahaan melakukan loading tidak dapat dipastikan. Karena menurutnya, terkadang perusahaan hanya melalukan loading pada malam hari, terkadang juga melakukan loading dari pagi hingga malam hari.
"Itu sampai ke atap-atap rumah warga. Apalagi yang dekat seberang dengan perusahaan batubara itu. Itu ada yang sampai masuk ke dalam rumah, itu daerah di RT 2 yang sampai dalam rumah tu," terangnya.
Baca: Polusi Debu Batubara di Muarojambi, DLH Minta Pengusaha Batubara Gunakan Cerobong
Baca: Debu Batubara Beterbangan Sampai ke Komplek Percandian Muarojambi, Bisa Mengancam Situs Sejarah
Baca: BREAKING NEWS, Kabut Asap, Udara di Kota Jambi Kategori Berbahaya, Edaran Walikota, Siswa Diliburkan
Baca: 2 Kepala Daerah di Jambi, Dapat Penghargaan Dari Kemenpora, Sukses Gelar Kejurnas Dayung
Sementara itu, dampak debu batubara juga menyebabkan air di sekitar Sungai Batanghari terdampak debu. Bahkan air di Sungai Batanghari tampak hitam karena adanya debu yang mengambang di sungai.
Terlebih dengan kondisi musim kemarau dan membuat sumur sebagian masyarakat kering. Masyarakat terpaksa menggunakan air sungai yang kotor untuk mandi dan mencuci pakaian.
"Sekarang ini air tidak bisa di ambil di sungai. Apalagi sekarang musim panas, air unuk mandi, konsumsi sehari-hari ya dari Sungai Batangahari," sebutnya.
Baca: Bolam Menyala Jika Dihubungkan ke Atap, Rumah Warga Hiang, di Kabupaten Kerinci, Mengandung Listrik
Baca: Info Lowongan Kerja Terbaru, PT Telkom dan PT PLN Buka Lowongan, Baca Persyaratan di Sini!
Baca: Beasiswa Bulu Tangkis dari PB Djarum Dihentikan, Ini Tanggapan Koni Jambi
Meskipun memang ada yang menggunakan air PAM, namun ada masyarakat lain yang bergantung dengan air sumur. Karena kondisi air sumur yang kering, saat ini terpaksa menggunakan air sungai batangari.
"Kek sayo, sumur kering dak pakai PAM, terpakso lah ambil air itu. Kito ngeri lah sebenarnyo mandi pakek air itu, ntah apo penyakitnyo agek, tapi yo mau dak mau lah lagi," bilang Abu Zar.
Diakui Abu Zar, pada Agustus 2019 lalu, Ia mendapat telpon dari dinas lingkungan hidup Provinsi Jambi. Dari percakapan itu, dikatakan Abu Zar, dirinya ditanyai mengenai kondisi debu batubara di desa tersebut.
Baca: Kondisi Udara Berbahaya, Siswa TK PAUD & SD di Kota Jambi, Diliburkan, Ini 4 Poin Maklumat Walikota
Baca: Bertemu Pemuda se Indonesia, 3 Mahasiswa Unja Berlayar dengan Kapal Pemuda Nusantara
Baca: Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad Terkait Mandi Wajib Menggunakan Debu, Simak Tata Caranya!
"Sekitar satu bulan yang lalu ada pernah di telpon Kadis LH provinsi, itu nanyai kondisi debu batubara di desa ini. Mungkin karno dari pemberitaan inilah di telpon tu. Kami jelasinlah bahwa masyarakat ngeluh, debu masih ada," ucapnya.
Menurut sepengetahuannya, sampai saat ini belum ada instansi terkait yang melakukan tinjauan ke Desa Muara Jambi.