Kerusuhan di Manokwari

Kerusuhan di Manokwari, Wabup, Kapolda dan Pangdam Dilempari Batu Saat Tenangkan Pendemo

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan ketiganya mencoba menenangkan massa pendemo

Editor:
Capture
Update kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat 

TRIBUNJAMBI.COM - Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, dan Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak, berupaya  menenangkan massa pendemo di Manokwari, Papua Barat.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan ketiganya mencoba menenangkan massa pendemo.

"Negosiasi komunikasi masih terus dilakukan oleh Kapolda, Pangdam, maupun Wagub. Beliau bertiga langsung menemui pengunjuk rasa," ujar Dedi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019).

Baca: Insiden Persekusi di Surabaya Picu Kerusuhan Manokwari, Gubernur Jatim Minta Maaf ke Gubernur Papua

Baca: Penyebab Kerusuhan di Manokwari, Diskriminasi dan Rasialisme Jadi Pemicu, Ini Kata Staf Jokowi

Baca: Pertumpahan Darah Pecah di Atas KM Mina Sejati, 7 ABK Jadi Korban Tewas, 13 ABK Pilih Lompat ke Laut

Akhirnya ketiganya mundur menunggu massa tenang.

Polri saat ini menggandeng tokoh masyarakat Papua untuk meredam kerusuhan tersebut.

"Namun demikian saat menemui ada provokasi dari masyarakat melempar batu. Sementara pasukan mundur meredam situasi massa biar lebih tenang dulu," tutur Dedi.

"Apabila sudah tenang, beliau bertiga akan menemui massa lagi. Dan tokoh masyarakat diimbau untuk meredam dan menjaga situasi Manokwari tetap kondusif," tambah Dedi.

Sebelumnya dikabarkan aksi demo di Papua sebagai bentuk protes atas insiden pengepungan dan intimidasi terhadap sejumlah mahasiswa di Surabaya dan Malang baru-baru ini.

Baca: Denda Persebaya Capai Rp 775 Juta, Terbanyak di Liga 1 2019, Ini Daftar Kesalahan Bajul Ijo!

Baca: Bendungan Raksasa Senilai Rp 2,8 Triliun di Merangin Mulai Digarap

Baca: Kesal Suami Tak Memberi Nafkah, Istri Siram Bensin dan Bakar Suami, Begini Kondisinya Kini!

Sejumlah warga di Manokwari pada Senin pagi waktu setempat turun ke jalan.

Sebagian bahkan sampai membakar ban di tengah jalan.

Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Manokwari dilaporkan lumpuh.

Diserang

Pertemuan Pangdam VIII Kasuari dan Kapolda Papua Barat dengan perwakilan demonstran batal dilakukan setelah terjadi aksi lempar batu antara aparat dan massa.

Aparat terpaksa menembakan gas air mata untuk membubarkan massa agar tidak mendekati lokasi pertemuan yang digelar di sebuah hotel di Kota Manokwari.

Dikutip dari KompasTV, Kapolda dan Pangdam terpaksa dievakuasi menggunakan mobil dari lokasi kerusuhan.

Seperti diketahui, pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakatoni.

Hasil dari pertemuan tersebut sebetulnya diharapkan akan meredakan aksi massa yang terjadi di sejumlah wilayah di Papua.

Dilansir dari Kompas.com pada artikel berjudul "Pertemuan dengan Pendemo Diwarnai Kerusuhan, Pangdam dan Kapolda Dievakuasi" tampak aparat juga diserang oleh para pengunjuk rasa.

Penyebab rusuh

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019) pagi. 

Dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung DPRD Papua Barat.

Dalam tayangan Kompas TV terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.

Kontributor Kompas TV, Budi Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.

Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.

Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.

 Massa kemudian menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes.

Sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk membuat blokade jalan.

Aparat aparat keamanan berusaha membbubarkan aksi massa. 

Sebagian berjaga di objek vital seperti bank, pusat perbelanjaan dan lainnya.

"Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran gedung DPRD ini," kata Budi melaporkan ke Kompas TV.

Pantauan Kompas.com, sejumlah ruas jalan yang diblokade, yakni Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Selain itu, massa juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame, serta tiang lampu lalu lintas di pinggir jalan Yos Sudarso.

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (Ormas) dan oknum aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.

Kerusuhan ini merupakan buntut aksi dari beberapa kelompok warga. Warga memblokade beberapa jalan.

Aktivitas warga terganggu, banyak toko yang tutup.

Kompas TV melaporkan, selain pembakaran di jalanan, Gedung DPRD Papua Barat juga turut dibakar.

Diduga, aksi ini merupakan buntut dari solidaritas atas perlakuan penanganan demonstrasi warga Papua di Surabaya.

Soal tindakan rasisme Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya mengatakan jika Pemprov Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan, sepanjang dilakukan secara proposional dan profesional, serta berkeadilan.

Walaupun begitu, ia juga meminta aparat keamanan tidak melakukan pembiaran terhadap tindakan persekusi dan main hakim sendiri oleh kelompok atau individu orang yang dapat melukai hati masyarakat Papua.

Hal ini dikatakannya menanggapi tindakan aparat mengamankan 43 mahasiswa di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," kata Lukas kepada wartawan, di Jayapura, Minggu (18/08/2019).

Enembe menyayangkan adanya tindakan rasis oknum aparat saat upaya penangkapan para mahasiswa tersebut.

Terlebih, hal tersebut terjadi menjelang perayaan HUT ke-74 RI.

"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," ujar Enembe. "Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," kata Enembe.

Baca: Diduga Jadi Penyebab Massa Rusuh di Manokwari, Polda Jatim Bantah Tahan Puluhan Mahasiswa Papua

Baca: Patung Pahlawan di Sengeti Muarojambi Pakai Masker, Tak Tahan Kabut Asap?

Baca: Akun Medsos Sebar Video Diduga Pemicu Kerusuhan di Manokwari, Gedung DPRD Papua Barat Dibakar

Situasi aman

Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Pol Moch Sagi mengatakan situasi Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.

“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujarnya.

Hingga pukul 08.00 WIT, akses jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.  

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wagub Papua Barat, Pangdam, dan Kapolda Dilempar Batu saat Dekati Pendemo

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Wagub Papua Barat, Pangdam, dan Kapolda di Papua Dilempar Batu Oleh Pendemo Saat Datang ke TKP, https://bali.tribunnews.com/2019/08/19/wagub-papua-barat-pangdam-dan-kapolda-di-papua-dilempar-batu-oleh-pendemo-saat-datang-ke-tkp?page=all.

Editor: Eviera Paramita Sandi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved