Berita Kesehatan
Suku Dayak Menganggapnya sebagai Tanaman Mistis, Begini Cara Mengolah Tanaman Bajakah, Obat Kanker
Suku Dayak Menganggapnya sebagai Tanaman Mistis, Begini Cara Mengolah Tanaman Bajakah, Obat Kanker
. Konon, tanaman ini hanya ada di Kalimantan Tengah dan tumbuh dalam jumlah terbatas.
Herlina mengatakan, tanaman ini kemungkinan besar tidak bisa dibudidayakan karena kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di habitat aslinya.
"Kalau dibudidayakan, kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang ada di habitatnya karena dari struktur dan zat haranya berbeda," kata dia.
Baca: Operasi Pasar, Warga di Kerinci Antre Serbu Gas Elpiji 3 Kg, Minta Sering Adakan OP
Baca: PDAM dan Lecutan di Musim Kemarau
Baca: Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa, Segini Vonis 2 Terdakwa Penyalahgunaan Narkoba di Bungo
Baca: Sehari, 3 Orang Hilang Tenggelam di Sungai Batanghari, Ini Penjelasan Ilmiah Basarnas
Tanaman bajakah
Tumbuh di lahan gambut hutan pedalaman Kalimantan dan memiliki bentuk batang bersulur.
Tanaman ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang cukup kuat dan besar.
Bahkan, tanaman ini bisa merambat di ketinggian lima meter hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan. Inilah yang menjadi salah satu faktor tanaman bajakah tidak bisa dibudidayakan.
Pengolahan bajakah sebagai obat kanker
Untuk mengolah tanaman bajakah menjadi obat kanker, prosesnya dilakukan melalui pengeringan dengan bantuan matahari.
Setelah itu, cacah tanaman yang telah mengering.
Kemudian, tumbuk hingga menjadi bubuk dan rebus.
Satu gram bubuk bajakah direbus dengan air selama 30 menit dan minum air rebusan tersebut sebagai pengganti air minum setiap hari.
Rasa rebusan air bajakah memiliki warna seperti teh dan rasa yang hambar. Namun, hanya mengonsumsinya dalam dua bulan mampu menghilangkan tumor.