POLISI Beberkan Kronologi 2 Korban Tewas pada Kerusuhan 22 Mei, Ditembak dari Jarak 30 Meter
TRIBUNJAMBI.COM -Pihak Polda Metro Jaya membeberkan kronologi dua korban tewas dari sembilan korban t
Sementara dikutip dari Kompas.com, sebelumnya Polri memastikan empat dari sembilan korban tewas akibat peluru tajam.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
"Hasilnya bahwa empat jelas itu merupakan korban meninggal karena adanya peluru tajam," jelas Asep.
Baca: Lagu Pejantan Tangguh Jadi Lagu Pembuka Konser SO7 di Jambi
Hasil tersebut diperoleh aparat dari proses otopsi di rumah sakit milik Polri.
Sementara lima korban lainnya tidak dilakukan otopsi lantaran jenazah sudah dibawa oleh pihak keluarga.
"Yang lima (korban lainnya), empatnya juga diindikasi kuat meninggal karena peluru tajam dan satunya meninggal dunia karena kekerasan benda tumpul," ungkap Asep.
Peneliti Amnesty International Indonesia:
Setidaknya ada empat korban dugaan penyiksaan yang dilakukan personel Brimob saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta.
Baca: Pierre Tendean, Sosok TNI Ganteng yang Pernah Susupi Malaysia dengan Mudah Dalam Misi Berbahaya
Hal ini diungkapkan oleh Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).
Papang mengatakan, kejadian tersebut terjadi di sebuah lahan kosong di Kampung Bali, Jakarta Pusat, pada 23 Mei 2019 pagi.
"Kita mengindentifikasi ada 5, paling sedikit 4, jadi ada 4 korban lainnya di Kampung Bali pada saat bersamaan. Ini kejadian di situ sekitar pukul 05.30 WIB ada personel Brimob yang memaksa masuk dibukain pintu oleh petugas service parking," kata Papang.
Baca: Begini Penjelasan Arkeolog Soal Makna Kubur Tempayan di Masa Neolitikum
Peneliti Amnesty International Indonesia, Papang Hidayat, di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2019).
Setelah berusaha masuk, polisi kemudian melakukan penangkapan yang diduga disertai kekerasan, termasuk orang yang sedang tidur.
Papang menambahkan bahwa pihaknya mendapat informasi dari para saksi bahwa banyak orang yang melempar batu dari area parkir tersebut.
Baca: Kubur Tempayan di Sungai Bahar Diyakini Peninggalan Sebelum Budha di Sumatera
Namun, catatan dari Amnesty adalah polisi tidak bisa memilah mana pelaku mana yang bukan.