Kisah Militer

Ditendang dan Dianiaya, Para Pramugari Garuda Indonesia Tetap Tabah, Ahirnya Diselamatkan Kopassus

Para pramugari yang mencoba melindungi para penumpang ini harus menerima siksaan dari para pembajak.

Editor: bandot
tribunnews
Kopassus 

Sama seperti biasanya mereka melakukan pekerjaan mereka tanpa ada rasa curiga bakal mengalami hal paling mengerikan dalam hidup mereka.

Kecurigaan sebenarnya telah terbersit oleh para Pramugari melihat gelagat aneh lima orang penumpang yang naik pesawat dari Palembang.

Pesawat maskapai Garuda yang dibajak di Bandara Don Mueang, Thailand, pada 1981. (militerone)
Pesawat maskapai Garuda yang dibajak di Bandara Don Mueang, Thailand, pada 1981. (militerone) ()

Tribunjambi.com melansir dari berbagai sumber, sebelum beraksi satu diantara pembajak sebelumnya meminta koran kepada pramugari yang bertugas.

Pramugari pun memberikan koran yang disediakan bagi penumpang selama dalam perjalanan.

Ketika pramugari tengah membagikan makanan, beberapa penumpang bangun, berlari ke bagian depan kabin.

"Jangan bergerak! Jangan bergerak! Siapa yang bergerak akan saya tembak!"

Terlihat lima orang pria yang membawa senjata dan granat nerlarian ke arah depan pesawat melancarkan aksinya membajak pesawat.

Nasib pramugari yang berada dalam pesawat waktu itu jadi sasaran para pembajak.

Satu diantara pramugari Retna yang ketakutan dan menunjukkan gelagat kalut membuat tak senang pembajak.

Pembajak pun menghampirinya dan menyepaknya.

Melihat rekannya dikasari, Lydia membela rekannya tersebut, namun perlakuan dari teroris tak kalah kasar, Lydia dimarahi oleh pelaku pembajakan pesawat.

 

Selama proses pembajakan tak henti-hentinya teroris melakukan kekerasan terhadap penumpang, mereka juga mengancam meledakkan pesawat.

Sempat ketakutan dan panik ketiga pramugari ini akhirnya bisa menguasai keadaaan, bahkan Deliyanti mulai berani menyindir pelaku pembajakan.

Tiba kesempatan untuk melakukan perlawanan saat pistol pembajak digeletakkan sembarangan, namun hal tersebut urung dilakukan mengingat risiko tinggi yang mesti dihadapi jika gagal.

Bahkan para pramugari ini juga sempat merencanakan menggunakan obat tidur untuk membius para pelaku teror, namun rencana tersebut juga tak dilakukan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved