Kisah Militer
Ditendang dan Dianiaya, Para Pramugari Garuda Indonesia Tetap Tabah, Ahirnya Diselamatkan Kopassus
Para pramugari yang mencoba melindungi para penumpang ini harus menerima siksaan dari para pembajak.
Hingga akhirnya pasukan Kopasandha atau Kopassus datang menyelamatkan mereka.
Pembajak meminta pesawat Woyla diterbangkan ke Sri Lanka.
Pilot Herman Rante menolak dengan alasan bahan bakar tak akan cukup bila harus melintasi bagian utara Samudera Hindia.
Maka pesawat Woyla dibelokkan rutenya menuju Penang, Malaysia, dan kemudian diarahkan ke Bangkok, Thailand.
Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok pembajak pesawat itu, meminta pemerintah Indonesia membebaskan 80 rekan mereka yang kala itu mendekam di penjara.
Baca: Seorang Pria Diduga Dibakar Hidup-hidup oleh Tetangganya, Ada Dua Pelaku yang Diamankan Polisi
Baca: VIRAL Beredar Gambar Sekelompok Pemuda Konvoi Pamerkan Senjata Tajam, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya
Baca: Jadwal MotoGP Prancis 2019 dan Klasemen Sementara MotoGP, Valentino Rossi Masih Posisi Atas
Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung.
Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.

Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan.
Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.
Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto.
Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.
Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.
Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.
Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.
Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.