Kisah Militer RI

Ditakuti Prajurit Kopassus, Moeng Pernah Buat Pasukan Terdiam saat Telan Rentetan Telur Ular Piton

Ditakuti Prajurit Kopassus, Moeng Pernah Buat Pasukan Terdiam saat Telan Rentetan Telur Ular Piton

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Komandan RPKAD, Moeng Pahardimulyo 

Ditakuti Prajurit Kopassus, Moeng Pernah Buat Pasukan Terdiam saat Telan Rentetan Telur Ular Piton

TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dikenal sebagai pasukan mengerikan dengan segala kemampuan di medan perang.

Selain miliki reputasi bagus, pemimpin atau biasa di kenal Komandan Jenderal (Danjen) pasukan baret merah itu juga memiliki segudang prestasi dan reputasi ditakuti anak buah.

Satu diantaranya Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo legendaris di kalangan Kopassus.

Nama Kolonel Moeng telah dikenal sejak pasukan elite TNI AD masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).

Pada masa itu, pelatihan untuk anggota Para Komando dirintis. 

Pada masa itu juga, terjadi perubahan warna baret Kopassus dari cokelat menjadi merah darah.

Baca Juga:

Video 2 Gol Persija Jakarta vs Shan United di Babak Pertama Piala AFC 2019, Skor Sementara 2-0

Pertanyakan Data dari Klaim 54 Persen Prabowo-Sandi, Yunarto Wijaya Harapkan Ada Data Pembuktian

Masih Berlangsung! Live Streaming PSS Sleman vs Arema FC, Skor Sementara 1-1, Siapa Bawa 3 Poin?

Prabowo Tolak Hasil Pilpres, Jokowi Hanya Tanggapi Serahkan ke KPU, Demokrat Dukung Gugatan ke MK

Situ Lembang, markas pelatihan Kopassus
Situ Lembang, markas pelatihan Kopassus (nidamiaaa)

Baca Juga:

Penampilan Vanessa Angel Kenakan Hijab saat di Persidangan Curi Perhatian

Link Live Streaming TVRI Atalanta vs Lazio Final Coppa Italia Jadwal Kamis Dini Hari Mulai 01.45 WIB

Upaya Pencegahan Illegal Drilling, Bupati Batanghari Kirim Surat ke KLHK

Demokrat Tanggapi Pernyataan Prabowo Tolak Hasil Pemilu: Silakan Tolak, Tapi Secara Konstitusional

Percepat Pembangunan Infrastruktur, Pemkab Merangin Rencana Pinjam Dana Rp 150 Miliar ke PT SMI

Sebentar Lagi - Live iNews TV, Line Up Persija Jakarta vs Shan United di Piala AFC Kick Off 20.30

Perubahan warna baret Kopassus itu memiliki cerita tersendiri, di tengah kondisi Republik Indonesia yang masih berumur muda.

Kolonel Moeng merupakan komandan yang terkenal keras dan disiplin. Dia dikenal gemar menerapkan hidup sederhana.

Moeng pernah menjabat sebagai Komandan RPKAD dengan pangkat letnan kolonel.

Pelantikkannya berlangsung di Manado, pada 3 Agustus 1958.

Kala itu Moeng Pahardimulyo langsung terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk merebut Kota Tondano. 

Dalam masa kepemimpinan itu terjadi perubahan baret prajurit dari warna cokelat (seperti baret artileri) menjadi warna merah. 

Pada masa Moeng juga, diciptakan pakaian pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama yang digunakan prajurit para komando. 

Siapa sebenarnya Moeng Pahardimulyo?

Pria ini memiliki prinsip yang sangat keras. 

Setiap prajurit Kopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.

RPKAD dan Kolonel Moeng Pahardimulyo. (kolase tribun jabar)
RPKAD dan Kolonel Moeng Pahardimulyo. (kolase tribun jabar) ()

Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika sedang berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.

Dalam soal survival, Kolonel Moeng memang bukan hanya bisa memberikan perintah. Dia langsung memberikan contoh nyata.

Para siswa kaget

Suatu kali, Kolonel Moeng melaksanakan inspeksi ke lokasi pendidikan siswa komando di Citatah, Bandung, Jawa Barat.

Dalam suatu latihan survival, siswa komando berhasil menangkap ular sanca.

Setelah dikuliti, ternyata terdapat sekira 20 telur di dalam perut ular sanca itu.

Telur sanca berbentuk untaian seperti batang rokok berderet memanjang itu masih terbungkus balutan lemak yang tebal.

Baca Juga:

Akan Disampaikan ke KPK, KPU Tanjab Barat Minta Parpol Agar Caleg Terpilih Segera Sampaikan LHKPN

Program Peduli di Bulan Ramadhan WOM Finance Cabang Jambi Berbagi Dengan Anak Yatim dan Masjid

Mantan Baim Wong Suapin Cilok ke Ariel NOAH, Ekspresi Mantan Sophia Latjuba Sampai Merem-merem

Tak diduga, Kolonel Moeng lalu mengambil enam untaian telur sanca dan lemaknya, lalu menelannya mentah-mentah dalam sekejap.

Semua siswa komando dan para instrukturnya hanya bisa terbelalak melihat ‘keganasan’ Kolonel Moeng saat menelan untaian telur sanca.

Para siswa dan pelatih hanya bisa menjawab, ‘Siap...!’, ketika diperintahkan untuk menelan telur-telur sanca yang masih terbalut lemak dengan cara seperti dilakukan oleh Kolonel Moeng. 

Jejak karier di RPKAD (Kopassus):

  • Komandan RPKAD (1958 - 1964)
  • Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Januari 1925 
  • Meninggal: Jakarta, 28 Desember 2012

Kisah tersebut pernah diulas Intisari yang mengambil sumber buku berjudul: Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Anak didik yang berhasil

Letjen TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan atau biasa dipanggil Sintong Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 4 September 1940.

Minat Sintong pada bidang militer muncul saat berumur tujuh tahun.

Saat itu rumahnya kerap terkena bom pesawat P-51 Mustang Angkatan Udara Kerajaan Belanda. 

Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak
Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak (IST)

Itulah yang membuat Sintong ingin masuk angkatan udara.

Sintong Panjaitan merupakan TNI lulusan Akademi Militee Nasional (kini Akademi Militer) tahun 1963. 

Karier di bidang militer:

  1. Penasihat Militer Presiden BJ Habibie
  2. Sesdalopbang (Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan)
  3. Pangdam IX/Udayana
  4. Danjen Kopassus

Pengalaman Sintong Panjaitan

Sintong Pandjaitan menerima 20 perintah operasi/penugasan di dalam dan luar negeri selama karier militernya. Dia pernah "tersandung" lantaran peristiwa Santa Cruz di Dili.

Pada 1969, Sintong dikutsertakan dalam upaya membujuk kepala-kepala suku di Irian Barat untuk memilih bergabung bersama Indonesia dalam Penent uan Pendapat Rakyat.

Berbagai prestasi Sintong di kesatuan khusus TNI-AD ini mengantarkannya ke kursi Komandan Kopassandha di periode 1985-1987, menggantikan Brigjen Wismoyo Arismunandar.

Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI
Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI ()

Sintong Panjaitan merupakan pemimpin Grup-1 Para Komando yang terjun dalam operasi pembebasan sandera saat pembajakan pesawat Garuda Indoensia DC-9 Woyla, pada 31 Maret 1981. 

Saat itu pangkatnya letnan kolonel. Walaupun terdapat dua korban jiwa (satu pilot dan satu anggota Para Komando), operasi tersebut dinilai sukses oleh pemerintah Indonesia karena selamatnya seluruh awak dan penumpang pesawat yang lain.

Sintong Panjaitan dan timnya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat. 

Kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI dapat dibaca di Tribunjambi.com. (*)
 

Baca: SOSOK Istri Mantan Danjen Kopassus Beberkan Video Kecurangan Pilpres 2019, Ikut Sidak ke Kantor KPU

Baca: Agus Hernoto Prajurit Kopassus Si Kaki Buntung, Jasanya Bikin Benny Moerdani Berani Membangkang

Baca: Pasukan Inggris Kaget Lihat Kemampuan Kopassus saat Pertempuran Hutan Kalimantan, Kawannya Kabur

Baca: Ditendang dan Dianiaya, Para Pramugari Garuda Indonesia Tetap Tabah, Ahirnya Diselamatkan Kopassus

Baca: Pelatih Karate Kopassus Tumbang di Tangan Haji Umar, Jago Silat Bisa Putar Empat Golok Sekaligus

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved