Kopassus Jalani Misi Tiada Hari Tanpa Baku Tembak, Data Intelijen yang Menyesatkan Sebut Hansip
Operasi tersebut menerjunkan hampir 270 orang Prajurit Para Komando dari Grup I Kopasandha (kini Kopassus) dan 285 prajurit Yonif 501.
Ketika Kopassus Jalani Misi Tiada Hari Tanpa Baku Tembak, Data Intelijen yang Menyesatkan Sebut Hansip
TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus kehilangan belasan prajuritnya terjadi saat TNI menggelar operasi lintas udara terbesar untuk menguasai Kota Dili, Timor Portugal pada 7 Desember 1975
Operasi terbesar ini menorehkan pengalaman tersendiri di benak para prajurit Kopassus yang ikut bertugas saat itu
Operasi tersebut menerjunkan hampir 270 orang Prajurit Para Komando dari Grup I Kopasandha (kini Kopassus) dan 285 prajurit Yonif 501.
Seperti dilansir dari buku 'Hari "H": 7 Desember 1975, Reuni 40 Tahun Operasi Lintas Udara di Dili, Timor Portugis' yang disunting Atmadji Sumarkidjo dan diterbikan penerbit Kata.
Baca: Mayat Ditemukan di Kebun Teh Kayu Aro Kerinci, Warga Temukan Kartu BPPK RI Atas Nama Afrizal
Baca: Hypermart Berikan Promo Khusus Sambut Bulan Ramadan, Banyak Harga Murah

Sebelumnya, Cerita prajurit Kopassus pernah melawan pasukan Hizbullah.
Kisah ini tercantum dan tertulis dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Kertanegara.
Berawal saat tim pengintai Spanyol sedang melakukan patroli rutin.
Pasukan Spanyol yang terdiri dari 10 panser dan 60 prajurit patroli itu mengambil dokumentasi kabel dalam saluran air, yang dicurigai sebagai kabel komunikasi milik Hizbullah.
Namun, aksi para tentara Spanyol tersebut itu kepergok oleh pasukan Hizbullah, ya mereka merupakan pasukan 'berbahaya' yang melindungi Palestina.
Mereka tak tinggal diam, pasukan Hizbullah mengerahkan 10 motor trail dan mobil bersenjata AK-47 serta anti Tank/ RPG untuk mengejar pasukan Spanyol tersebut.
Diburu oleh salah satu kelompok paramiliter paling tangguh di dunia, pasukan Spanyol lari ke pos tentara Lebanon, yang kebetulan ada prajurit Kopassus di sana.
Para tentara Spanyol itupun meminta bantuan kepada prajurit Kopassus yang saat itu tergabung dalam pasukan perdamaian PBB.
Pasukan Spanyol itupun diamankan di wilayah pos PBB.
Kemudian Dansatgas pasukan Indonesia memerintahkan seorang perwira untuk bertemu dengan tokoh Hizbullah.
Perwira tersebut diminta untuk berdialog dan menjernihkan suasana agar tak terjadi baku tembak.
Pihak Hizbullah pun bersedia untuk menghindari konflik asalkan tentara Spanyol menyerahkan dokumentasi yang mereka dapatkan di saluran air.
Pihak Hizbullah mengaku melakukan ini karena mereka menghormati tentara Indonesia.
Disaksikan tentara Indonesia, Hizbullah meminta memory card kamera pasukan Spanyol tersebut yang digunakan untuk mengambil dokumentasi saluran air tersebut.
Pasukan Spanyol akhirnya memberikan memory card mereka untuk menghindari terjadinya bentrok antara pasukan bersenjata ini.
Pasukan Hizbullah yang siap berperang mengaku tak segan-segan melakukan kontak senjata dengan pasukan Spanyol.
Baca: MKI Fest 2019 di Gramedia Jambi, Angkat Tema Soal Menopause
Baca: MISTERI Tewasnya Wanita Cantik Terkuak: Lewat Mimpi Arwahnya Datangi Teman dan Keluarga
Prajurit Kopassus memang tak hanya mahir dalam bertempur, tapi juga mahir dalam bernegosiasi.
Bukan sekali ini prajurit Kopassus menyelesaikan konflik tanpa berujung pertumpahan darah

Masih bersumber dari buku yang sama, kisah lainnya terjadi saat seorang prajurit Kopassus yang tergabung dalam Pasukan Garuda, tengah berusaha membebaskan seorang bocah Lebanon yang ditangkap oleh pasukan Israel.
Mayor Yudha Airlangga adalah seorang perwira menengah Kopassus TNI AD yang dikirim ke Lebanon.
Yudha tergabung dalam Kontingen Garuda XIII-A.
Salah satu hal yang diingat Yudha selama penugasan adalah saat tentara Israel menangkap seorang bocah Lebanon.
Bocah 15 tahun itu melempari pagar perbatasan Israel dengan batu.
Mayor Yudha dan rekan-rekannya mencoba membebaskan anak itu.
Tentu bukan dengan senjata melainkan dengan diplomasi.
Sebagai pasukan di bawah bendera PBB, mereka adalah penengah konflik, bukan pasukan tempur.
Saat itu tim Indonesia mendatangi pos militer Israel dan berbicara secara persuasif.
Baca: WANITA Cantik Ini Mohon Ditinggalkan Usai Diperkosa: Tapi Justru Ini yang Dilakukan Pelaku
Mereka mencoba meyakinkan militer Israel bahwa pelaku pelemparan hanya seorang bocah di bawah umur.
Prajurit Kopassus itu meyakinkan agar hal itu tak diperpanjang dan melepaskan bocah tersebut.
Namun ternyata niat tersebut tidak langsung dapat diterima oleh militer Israel.
Butuh perjuangan negoisasi selama berjam-jam meyakinkan para tentara Israel tersebut.
Akhirnya setelah negosiasi berlangsungselama empat jam bocah tersebut dibebaskan.
Meski di tengah negoisasi, pasukan Israel tetap siaga dan menodongkan senjata.
“Kita kembangkan sisi kemanusiaannya, sehingga mereka akhirnya berhasil membebaskan anak itu,” kata prajurit baret merah ini.
Baca: MISTERI Tewasnya Wanita Cantik Terkuak: Lewat Mimpi Arwahnya Datangi Teman dan Keluarga
Baca: Live Streaming Liga Spanyol Barcelona vs Atletico Madrid Siaran langsung SCTV, Kick Off 01.45 WIB
Kiprah Pasukan Garuda saat bertugas di daerah konflik memang selalu mendapat sambutan baik.
Pasukan Indonesia dikenal ramah dan gampang berbaur dengan penduduk lokal.
Selain itu pasukan Indonesia ringan tangan dan selalu memberikan bantuan kepada masyarakat maupun pasukan lain yang membutuhkan pertolongan.
Tak heran jika setiap penugasan pasukan Garuda selalu diterima dengan baik, bahkan seringkali dijamu oleh masyarakat.
Berbeda dengan pasukan perdamaian lainnya yang biasanya selalu dilempari batu saat patroli oleh warga sekitar.
“Pasukan sudah dibriefing, jika bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga."
"Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar,” kata Yudha. (*)
Kopassus di Timor-timur
Dilansir dari buku 'Hari "H": 7 Desember 1975, Reuni 40 Tahun Operasi Lintas Udara di Dili, Timor Portugis' yang disunting Atmadji Sumarkidjo dan diterbikan penerbit Kata, banyak kelemahan dari operasi penyerbuan itu, seperti salah satunya data intelijen yang menyesatkan.
Data intelijen menyebutkan bahwa musuh yang menjaga Kota Dili hanya sekelas dengan Hansip dan itu merupakan kesalahan yang fatal.
Cukup banyak korban jiwa yang gugur dalam misi tersebut, seperti Kopassus yang kehilangan 19 prajurit dan dari Yonif 501 gugur 35 orang.

Pasukan Grup I Kopasandha bertugas sekitar empat bulan di Timor Timur.
Mereka diterjunkan mulai 7 Desember 1975 hingga 31 Maret 1976.
Pasukan inilah yang melewati masa-masa terberat di awal Operasi Seroja.
Hampir tidak ada hari tanpa penyergapan dan aksi baku tembak
Akhirnya, mereka pun ditarik pulang ke Home Base di Cijantung dengan menumpang kapal KM Tolanda.
Sesampainya di Tanjung Priok, puluhan truk sudah menunggu untuk membawa mereka pulang ke Cijantung yang berada di Jakarta Timur.
Baca: Rombongan Artis Kerinci Kecelakaan, Mobil Tabrak Pohon, 8 Orang Terluka Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca: Sekda Ambo Tuo Lepas Anak-anak TK Asy-Syuhada, Ini Pesan yang Disampaikan
Kapten Bambang Mulyanto mengingat perjalanan itu terasa sangat lama.
Para prajurit sudah tak sabar lagi untuk bertemu dengan keluarga yang sudah ditinggalkan empat bulan lamanya.
Kapten Bambang menceritakan, saat tiba di asrama Kopasandha, Cijantung, terlihat ibu-ibu, anak-anak, dan masyarakat berdiri berbaris di sepanjang jalan.
Mereka melambai-lambaikan tangannya menyambut para pahlawan yang telah kembali dari medan perang.

Pada saat truk berhenti, berhamburanlah mereka mencari suami, ayah, keluarga atau teman mereka.
Baca: Penataan Ulang Frekuensi Rampung 1 April 2019, Telkomsel Janjikan Kecepatan yang Lebih Maksimal
"Ada satu hal yang membuat saya menitikkan air mata ketika menyaksikan putra almarhum Koptu Samaun berlari kian kemari mencari ayahnya yang sudah gugur dan dikebumikan di Timor Timur," kenang Kapten Bambang sedih.
Rupanya sang ibu tak berani menceritakan pada anaknya bahwa sang ayah sudah gugur.
Karena itulah bocah malang itu masih berlari-lari ingin mencari ayahnya yang telah meninggal
Kopral Satu Samaun gugur pada tanggal 7 Desember 1975 di tengah pertempuran merebut Kota Dili.
Dia mendapat kenaikan pangkat anumerta menjadi sersan dua
Baca: Ketika Benny Moerdani Jadi Panglima ABRI, hanya Ada 2 Pilihan Bagi Preman yang Sudah Ditarget, Sadis
Baca: ALAT Kelamin Pria Ini Terpaksa Diamputasi, Lantaran Tersiksa Ereksi 2 Hari: Ternyata Ini Penyebabnya