Ketika Benny Moerdani Jadi Panglima ABRI, hanya Ada 2 Pilihan Bagi Preman yang Sudah Ditarget, Sadis
Ternyata saat Benny Moerdani menjadi panglima ABRI, ada metode khusus yang digunakan di Yogyakarta dan berdampat bagi para preman di era Soeharto.
Ketika Benny Moerdani Jadi Panglima ABRI, hanya Ada 2 Pilihan Bagi Preman yang Sudah Ditarget, Sadis
TRIBUNJAMBI.COM - Ternyata saat Benny Moerdani menjadi panglima ABRI, ada metode khusus yang digunakan di Yogyakarta dan berdampat bagi para preman di era Soeharto.
Mantan Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM Petrus, Yosep Adi Prasetyo sempat menceritakan nasib para preman di era Soeharto
Menurut Yosep Adi Prasetyo, nasib para preman di era Soeharto sempat tak tenang saat Benny Moerdani diangkat menjadi panglima ABRI dan panglima Kopkamtib pada Maret 1983
Yosep Adi Prasetyo mengungkapkan kalau Benny Moerdani mengadopsi metode yang pernah digunakan di Yogyakarta, dan berdampak pada nasib para preman di era Soeharto
"Operasi dilanjutkan dan lebih sadis lagi. (Metode) yang di Yogyakarta diadopsi oleh Benny" kata Yosep Adi Prasetyo, dikutip dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap', Tempo, PT Gramedia 2015
Baca: SEDANG TAYANG Madura United vs Persebaya Live Streaming Indosiar di Semifinal Piala Presiden 2019
Baca: Link Live Streaming Bayern Munchen vs Dortmund Malam Ini Bisa Nonton di HP, Kick Off 23.30 WIB

Yosep Adi Prasetyo juga mengungkapkan hasil penyelidikan Komnas HAM menyimpulkan kalau pelaksana Petrus diduga adalah pasukan dari pusat
"Mereka memakai topeng dan berpakaian hitam-hitam, mereka menjemput sasarannya pada tengah malam dengan menggedor rumahnya. Kalau orangnya keluar, dia dieksekusi di depan keluarganya" kata Yosep Adi Prasetyo
Masih ada metode lain, yaitu menghilangkan target.
Tim eksekutor membawa target ke suatu tempat, kemudian membunuh dan membuangnya di tempat lain.
Seperti diketahui, saat itu aparat keamanan memang sedang dibuat gerah oleh maraknya aksi preman jalanan yang populer dengan sebutan gabungan anak liar (gali).
Lantas Polri melancarkan Operasi Sikat, Linggis, Operasi Pukat, Operasi Rajawali, Operasi Cerah, dan Operasi Parkit di seluruh wilayah Indonesia serta berhasil menangkap 1.946 penjahat.
Meski sudah banyak penjahat yang diringkus, operasi penumpasan kejahatan terus berlanjut.
Di bawah pimpinan Kolonel Muhamad Hasbi, Komando Daerah Militer (Kodim) 0734 Yogyakarta menggelar Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK) untuk memberantas para preman
Untuk memberikan efek jera terhadap preman yang terus saja berbuat kejahatan, tim OPK biasanya melakukan penangkapan atau penggerebekan secara mendadak ala serbuan pasukan komando.