ALAT Kelamin Pria Ini Terpaksa Diamputasi, Lantaran Tersiksa Ereksi 2 Hari: Ternyata Ini Penyebabnya
TRIBUNJAMBI.COM -Nasib apes dialami seorang pria di India setelah mengalami gangren karena ereksi
TRIBUNJAMBI.COM -Nasib apes dialami seorang pria di India setelah mengalami gangren karena ereksi selama dua hari.
Peristiwa ini sontak membuat tim dokter segera bertindak untuk melakukan tindakan medis kepada pria tersebut.
Dilansir Tribun Bali dari Kompas.com, alat kelamin seorang pria di India terpaksa diamputasi setelah mengalami gangren karena ereksi selama dua hari.
Tim medis kemudian mengeluarkan darah dari alat kelamin pria itu untuk menghentikan ereksinya.
Baca: SEDANG TAYANG Madura United vs Persebaya Live Streaming Indosiar di Semifinal Piala Presiden 2019
Namun, kecerobohan membuat kateter yang digunakan tertinggal dan organ vital itu masih terbalut kencang.
Alhasil, muncul gangren hitam di kemaluan pasien tersebut.
Sehingga tak ada opsi lebih baik selain melakukan amputasi.
Amputasi terpaksa dilakukan setelah pria tersebut datang lagi ke rumah sakit dan menunjukkan kerusakan jaringan yang amat buruk akibat hilangnya sirkulasi darah.
Kasus langka yang terjadi di RS Universitas King George di Lucknow, India ini dipublikasikan dalam British Medical Journal bulan lalu.
Baca: LINK Live Streaming Madura United vs Persebaya Kick Off 19.00 WIB di Semifinal Piala Presiden 2019
Sejauh ini tidak diketahui penyebab pasti ereksi berkepanjangan yang dialami pria itu.
Namun, para dokter mengatakan, ereksi yang berlangsung lebih dari 48 jam sudah masuk katagori kedaruratan medis.
Tiga pekan setelah operasi amputasi itu, pria tersebut dikabarkan sudah bisa buang air kecil seperti biasa dan lukanya sudah membaik.
SEMENTARA itu, hasrat tak masuk akal para pria untuk meningkatkan "kejantanan" dengan cara operasi atau pengobatan alternatif tak pernah surut dari masa ke masa.
Baca: WANITA Cantik Ini Mohon Ditinggalkan Usai Diperkosa: Malah Ini yang Dilakukan Pelaku
Walau banyak kasus yang berakhir kegagalan, banyak pria tak jera.
Yang terbaru, operasi yang dilakukan seorang pria di Swedia berakhir fatal.